19.❤

10.2K 472 7
                                    

                   Happy Reading

                             ☕



Gadis itu melewati koridor dengan membawa beberapa tumpukan buku ditanganya, tidak lupa membalas setiap sapaan yang dilontarkan teman-temanya.

Sampai Nasya tak sengaja kesandung batu yang nangkring dilantai.

"Awh," semua buku yang Nasya bawa terjatuh semua, namun anehnya dia merasakan ada yang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Buru-buru Nasya menjauh dari orang itu dan melihat wajahnya. Nasya mengerutkan dahinya. Namun lelaki itu malah memasang senyumnya dan memasukan kedua tanganya kedalam saku celananya.

"M-makasih, eh lo murid baru ya? Kok seragamnya beda?" tanya Nasya sambil melihat badge yang dipakai.

"Iya. Gue murid baru. Btw ruang kepala sekolah mana ya? Gue nggak tau soalnya." tanyanya pada Nasya yang sedang mengambil bukunya yang terjatuh.

"Eh nama lo siapa? Sampe nggak kenalan main nyerocos aja gue," ucap lelaki itu tidak enak lalu membantu Nasya memungut buku yang jatuh

"Santai aja, nama gue Nasya."

"Gue Azka." Nasya menerima uluran tangan Azka dan mulai mengantarkan Azka ke ruang kepala sekolah.

"Jangan-jangan si Azka ini yang dimaksud Salsa kemarin" batin Nasya.

Mereka berdua jalan beriringan namun hening. Sampai mata Nasya menangkap dua orang yang sangat tidak asing dimatanya sedang berboncengan sangat mesra. Dinda memeluk pinggang Raffa.

"Jadi ini katanya nggak bisa jemput aku, tapi malah sama kak Dinda," ucap Nasya pelan, membuat Azka yang disampingnya menatapnya heran.

Mata Nasya mulai berkaca-kaca, tanganya meremas buku yang dia bawa. Padahal Raffa bilang kalau dia nggak ada apa-apa sama kak Dinda, tapi buktinya sekarang malah mesra-mesraan. Apalagi sekarang Raffa melepaskan helm yang dipakai kak Dinda.

Stop!

Nasya tidak tahan.

Baru saja seminggu dia baikan, tapi kenapa harus ada masalah lagi. Terlebih Raffa yang memulainya, membuat Nasya semakin sakit hati.

"Heh kok nangis sih?" tanya Azka bingung, pasalnya tadi baik-baik saja kenapa malah nangis tanpa sebab. Azka jadi merinding sendiri.

Nasya hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Azka. Azka jengah dan mulai mengikuti arah pandangan Nasya. Azka mengangguk paham lalu menghapus air mata Nasya yang membasahi pipi putihnya.

Sontak, Nasya langsung menepis tangan Azka dan meninggalkan Azka sendirian seperti orang gila tidak tahu arah.

"Lho lho," Azka menatap punggung Nasya makin menjauh, lalu menghendikan bahunya.

Nasya berjalan dengan mata yang sudah berair.

"NASYA LO KENAPA!?" teriak Dita saat melihat Nasya memasuki kelas lalu menjatuhkan buku dan tasnya asal.

"Sya..." panggil Dita pelan.

"K-kak Raffa," ucap Nasya

"Kenapa Sya cerita sama gue, gue bakal bantuin lo dengan cara apapun. Nyebrang laut gue lakuin buat lo."

"Tapi boong ombaknya gede." lanjut Dita membuat Nasya mendengus kesal.

"Dia sama kak Dinda tadi berangkat bareng. Padahal dia alesan nggak bisa jemput aku." ucap Nasya lalu menangis, masalah hati Nasya sangat lemah dan cengeng. Tidak bisa jika harus berpura-pura tegar.

PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now