26.❤

8.5K 362 3
                                    

Happy Reading







Hari ini adalah awal semester baru, banyak siswa yang mengerumuni papan pengumuman yang berisi penempatan kelas. Sedangkan Nasya dan Dita memilih untuk duduk dulu daripada harus uyel-uyelan.

"Gimana kamu sama kak Raffa? Baik-baik-baik aja kan, ntar kecantol lagi sama bule sana. Haha," tanya Dita membuat Nasya menjitak jidat polosnya.

"Enak aja, baik sih cuman susah banget buat hubungin kak Raffa. Kemarin pagi gue coba telfon dia tapi nggak bisa. Lagian gue juga harus atur waktu buat hubungin kak Raffa," ucap Nasya lesu.

Memang benar Nasya terkadang rela tidur petang supaya bisa berkomunikasi dengan Raffa, perbedaan waktu hampir 6 jam membuat hubungan mereka terasa makin jauh padahal memang jauh sih.

Tapi Nasya nggak boleh egois, hanya karena jarak mereka jauh tidak membuat Nasya berpaling dari Raffa.

"Kalau gue jadi lo ya Sya, gue nggak tau gimana nasib gue. Udah pacar jauh, susah dihubingin mending mati aja deh aing," ucap Dita.

"Kalo lo mati ntar kak Arga sendiri kasian lo," Nasya tertawa lalu mencubit pipi Dita yang sudah bersemu merah. Kemarin waktu sepulang merayakan ulang tahun Nasya, Arga sudah resmi menjadi pacar Dita. Padahal kalau dilihat-lihat mereka sering berantem nggak pernah akur, tapi terkadang sifat seperti itu bisa menumbuhkan rasa cinta, ew.

Witing tresno jalaran saka kulina (cinta tumbuh karena terbiasa)

"Apaan sih,"

"Cie malu ci-"

"HALLO GAESSSS!! HOW ARYU EPRIBADEH!!" teriak Salsa membuat Nasya dan Dita menutup kupingnya.

"Nggak usah teriak-teriak, ini bukan hutan!" ucap Dita lalu menyetil mulut Dita yang mirip toa mesjid.

"Aw, sakit kampret,"

Tiba-tiba Azka datang, Azka memakai jaket hitamnya dan merapikan rambutnya kebelakang, jangan lupakan kaum hawa ya gaes.

"Ini manusia bukan sih? Pengen karungin bawa pulang" Batin Salsa, jiwa gilanya meronta-ronta.

"Hei," sapa Azka sambil tersenyum.

"Tumben udah datang, biasanya juga selalu telat." cibir Dita.

Azka mengehal nafasnya, Azka heran datang telat salah, datang pagi salah. Apa ini yang namanya cowok selalu salah?.

"Ngapain sih kalian disini?" tanya Azka lalu melirik Nasya yang sedang memainkan jari-jarinya.

"Mau lihat kelas kita dimana tapi masih penuh," jawab Dita.

"Biar gue aja," Dita mengangguk.

Azka membelah barisan siswa yang sedang bergerombol didepan papan pengumuman, tubunya yang tinggi tidak membuat Azka kesusahan.

________


Karena masih awal masuk, kegiatan pembelajaran belum mulai aktif. Saat Nasya berjalan menuju toilet ada seorang seorang cowok yang masih memakai seragam putih biru menghampiri Nasya, tatapan Nasya tertuju pada sebuket bunga warna-warni yang dipegang ditanganya.

Nasya tersenyum "kenapa?" tanya Nasya saat sudah didepanya. Nafasnya sangat ngos-ngosan sudah dipastikan karena capek lari-lari.

"Nama kamu siapa?" tanya Nasya setelah anak itu sudah sedikit tenang.

"Namaku Dilo kak, nih aku mau kasih bunga buat kakak. Semoga kakak suka ya," Nasya menerimanya dengan senang hati, pikir Nasya mungkin itu syarat supaya bisa mengikuti MOS.

"Wah makasih ya,"

"Sama-sama kak," lalu Dilo langsung pergi dari hadapan Nasya. Nasya hanya menggelengkan kepalanya.

"Dor!"

"Astaga Azka! Kaget tau," pekik Nasya karena Azka tiba-tiba nongol disampingnya.

"Haha lagian ngapain sih disini sendirian lagi,"

Azka melihat bunga yanh dipegang Nasya "bunga untuk siapa? Gue ya, yaudah sini," Azka merebut bunga itu dari Nasya namun Nasya segera menjauhkanya. Enak saja bunganya bagus main ambil aja.

"Ish! Jangan diambil,"

Azka menghendikan bahunya "nanti gue beliin yang banyak,"

"Nggak mau! Emang gue mau mati apa dikasih bunga banyak," Nasya meninggalkan Azka.

"Tunggu dong Sya, gitu aja marah," cibir Azka lalu menyamakan langkahnya dengan Nasya.

Tadinya Nasya mau ketoilet, tapi berhubung Azka buntutin dia terus jadi Nasya memutuskan untuk ketaman belakang sekolah aja, mumpung jamkos.

"Az," panggil Nasya, karena Azka hanya diam.

"Hm,"

"Ke taman sana yuk," ajak Nasya lalu menunjuk tempat duduk dibawah pohon besar, tapi bukan pohon beringin.

Azka tersenyum lalu mengelus rambut Nasya. "Ayo, apa yang nggak buat lo," ucap Azka membuat Nasya mengerutkan keningnya. Akhir-akhir ini sifat Azka sering beda, bahkan setiap hari selalu bersikap manis pada Nasya. Namun Nasya membuang pikiran itu, karena kadang rasa cinta bisa merusak persahabatan dan Nasya tidak mau itu.

Sekarang Azka dan Nasya sudah duduk bersebelahan.

"Sya?" Azka menoleh Nasya yang sedang memetik satu persatu  kelopak bunga.

"Apaan sih Az?" Jawab Nasya sebal. Pasalnya dari tadi Azka hanya memanggilnya tapi malah diam saja.

"Gue mau ngomong sesuatu, boleh?" ucap Azka lirih

"Ngomong aja Az, pakek minta izin segala. Ada-ada aja," Nasya terkekeh. Tidak biasanya Azka bersikap seperti ini.

"G-gue su-" ucapan Azka terpotong.

"NASYAAA!!! GUE CARIIN LO JUGA TERNYATA LO DISINI!!!!"












Bersambung.....









PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang