63. ❤

7.2K 331 16
                                    

Raffa memasuki kamar Nasya dengan pelan, Raffa melihat Nasya duduk diatas kasur dengan kaki yang menjuntai kebawah. Nasya tidak menyadari jika Raffa memasuki kamarnya, lalu Raffa dengan keberanianya duduk disamping Nasya.

Nasya menahan kagetnya, matanya melebar saat melihat Raffa duduk disampingnya.

Nasya mengalihkan pandangannya terhadap Raffa, jika boleh jujur Nasya ingin sekali memeluk Raffa karena sudah merasa rindu. Dan yang membuat Nasya tidak tega adalah melihat wajah Raffa yang lesu karena mungkin kecapekan, namun Nasya tidak mau bicara dulu karena Nasya masih sakit hati dan kesal dengan suaminya.

Raffa menatap Nasya dengan mata sayu, lalu tanganya bergerak menyentuh tangan Nasya tapi ditepis Nasya membuat Raffa mendekat kearahnya.

Nasya menjauhkan duduknya dengan bergeser sambil memajukan bibirnya. Sungguh, Raffa sedih sekaligus gemas saat ini.

Raffa kembali mendekat.

Nasya semakin menjauhkan dirinya dari Raffa.

Raffa hanya diam ditempat, dia tau jika Nasya marah denganya dan mungkin efek kehamilan Nasya menjadi sensi seperti ini.

"Nasya..." panggil Raffa lirih

Nasya hanya melirik Raffa sebentar.

Raffa menghela nafasnya, Nasya sama sekali tidak mau bicara.

"Maaf ya, aku bisa jelasin se-"

"Cukup!" bentak Nasya

"Dengerin dul-"

Nasya melemparkan bantal yang berada disampingnya tepat diwajah Raffa, entah kenapa Nasya ingin mencakar wajah Raffa sekarang juga.

Raffa mengerti sekali jika Nasya memang begitu membencinya saat ini. Namun Raffa juga ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu salah paham, aku nggk tau kenapa tiba-tiba dia masuk keruangan aku. Waktu itu emang aku lagi capek-capeknya Sya," ucap Raffa sambil menatap Nasya

"Awalnya dia cuma duduk disamping aku, tap-"

"Stop! Nggak usah dilanjutin!" potong Nasya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Aku mau jelasin supaya kamu nggak salah paham makanya dengerin dulu," mohon Raffa

"Dia siapa kamu?" tanya Nasya langsung, karena tidak mungkin Raffa tidak mengenalnya.

Raffa menghela nafasnya "Mantan aku,"

Nasya tertawa hambar membuat Raffa mengerutkan keningnya.

"Bagus," ucap Nasya.

"Kamu ngomong apaan?"

"Kakak masih sayang sama dia?" tanya Nasya membuat Raffa berdiri lalu berlutut didepan Nasya.

"Kalau mau bicara dipikir dulu, aku nggak suka cewek kaya dia. Lagian kita udah suami istri loh, nggak baik kal-"

"Nggak suka tapi diapa-apain pasrah aja," ucap Nasya sambil memutar bola matanya malas namun sedetik kemudian air matanya lolos membasahi pipinya.

Raffa mengusap air mata Nasya, hatinya terasa sakit melihat Nasya menangis seperti ini karenanya.

Raffa kembali duduk disamping Nasya lalu memeluknya erat "Maaf, aku emang salah, Sya. Tapi aku berharap kamu percaya kalau aku emang sama sekali nggak ada apa-apa sama wanita murahan itu, aku nggak suka sama dia. Lagian dia juga datang tiba-tiba dan aku kira dia udah bahagia lalu menjauh tapi ternyata dia datang lagi. Sumpah, aku nggak bisa berkata apa-apa lagi dan bingung mau jelasin bagaimana tapi aku cuma mau bilang kalau aku sayang sama kamu, nggak ada yang lain dihati aku cuma kamu, Sya," ucap Raffa lalu mencium puncak kepala Nasya berkali-kali.

"Kamu denger kan aku ngomong apa?" tanya Raffa sambil mengangkat dagu Nasya.

Raffa menatap lekat mata Nasya membuat Nasya juga menatapnya.

"Jadi maafin aku ya...sayang"

Nasya menganggukan kepalanya membuat Raffa tersenyum lalu menciumi seluruh wajah Nasya membuat Nasya mendorong wajah suaminya karena masih merasa kesal.

Raffa memegang kedua tangan Nasya dan menatap kedua mata Nasya yang menurut Raffa begitu indah "Aku janji, kejadian kemarin nggak bakal terulang lagi. Aku juga janji nggak bakal buat kamu nangis lagi, jadi sekali lagi maafin suami kamu ini ya, aku jujur tadi malem aku sampai nggak bisa tidur gara-gara mikirin kamu," ucap Raffa lalu mencium tangan Nasya lama.

Nasya yang terbawa suasana langsung menangis dan memeluk Raffa erat.

"Aku juga minta maaf...." ucapnya lirih

"Kamu nggak salah, jangan minta maaf," Raffa mengusap pelan rambut Nasya

"Tapi kan ak-"

"Sst..udah jangan nangis lagi," Raffa melepaskan pelukanya lalu memegang kedua bahu Nasya.

Cup

"I love you my wife," Raffa mencium bibir Nasya penuh rasa sayang lalu Raffa duduk jongkok dihadapan Nasya.

"And i love you my baby," Raffa mencium perut Nasya.

Nasya tersenyum lalu memegang kedua pipi Raffa

"Aku juga sayang kak Raffa," Nasya langsung memeluk Raffa erat.

.

Sementara Risa yang merasa khawatir mengajak Rani untuk menengok Nasya dan Raffa dikamar, takutnya mereka akan bertengkar hebat apalagi usia pernikahan mereka masih muda dan emosi mereka masih labil.

Rani dan Risa sudah sampai dipintu kamar Nasya yang ternyata ditutup, tidak ada suara sama sekali.

Rani yang ingin tahu membuka perlahan pintu kamar Nasya dan mengintipnya. Risa yang kepo juga ikut melihatnya.

Rani menutup kembali pintunya, ternyata pikirannya salah mereka sudah dewasa dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik-baik.

Risa menghela nafasnya lega lalu tersenyum menatap Rani, begitu juga sebaliknya.











Bersambung.....

Vote yaa

PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now