42. ❤

7.7K 356 16
                                    

"Disini aja,"

"Iya sayang,"

Nasya hanya memainkan ujung rambutnya sambil menunggu Raffa, Nasya tidak terlalu bisa mendengar apa yang dibucarakan karena kebanyakan Raffa hanya diam.

Tidak lama kemudian Raffa menaruh handponenya lalu menatap Nasya.

Nasya menautkan kedua alisnya bingung.

"Kak Raffa kenapa? Kebelet?"

Raffa hanya menggeleng.

"Terus?"

"Ikut aku ya..."

"Kemana?" tanya Nasya.

"Kamu tau kan cewek yang kemarin dirumah sakit waktu aku ketemu kamu?"

"Tau kok, gebetan kakak kan?"

Cup

"Sekali lagi bilang gitu awas aja kamu!"

"Iya enggak bilang lagi,"

Raffa mengelus rambut Nasya

"mamanya meninggal. Kita ikut ke pemakaman ya...." pinta Raffa

"Tap-"

"Aku yang gendong,"

"Ih nggak mau!" tolak Nasya

___________

Gadis itu menatap gundukan tanah yang berada didepanya. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Rasa menyesal kembali datang, sekarang dia benar-benar kehilangan orang yang sangat dia sayangi.

"Ma..... Alin sayang sama mama! Jangan tinggalin Alin sendirian ma...." Alin memeluk nisan yang bertuliskan nama ibunya, wanita yang selalu Alin sayangi. Mungkin jika Alin tidak menolak perjodohan itu takdir tidak akan seperti ini.

"Maafin aku ma....." ucap Alin lirih bahkan hampir tidak terdengar.

Alin merasakan sentuhan dipundaknya "Sayang, pulang ya mau sampai kapan kamu disini terus. Kamu harus iklas, ini sudah takdir yang kuasa. Kamu bisa tinggal sama tante kok, kamu lupa ya dari kecil kamu itu yang ngurus siapa? Waktu mama kamu sibuk kerja siapa yang suapin kamu, tante kan? Tante sayang banget sama Alin, kamu udah tante anggap sebagai anak kandung sendiri." ucap wanita itu lalu memeluk Alin dan mencium keningnya.

Talita memang sudah menganggap Alin sebagai anaknya sendiri waktu papanya Alin meninggal dan mamanya Alin sibuk kerja.

"Alin juga sayang sama tante," Alin memeluk erat Talita. Talita tersenyum lalu mengelus rambut Alin sayang.

"Pulang ya, udah mendung nanti kamu sakit lo," pinta Talita

Alin mencium nisan yang bertuliskan nama mamanya

"Selamat tinggal ma.... Alin sayang mama. Mama baik-baik ya disana, Alin selalu rindu mama,"

Talita yang melihatnya tidak bisa menahan air matanya.

Setelah itu Alin berdiri lalu meninggalkan makam bersama Talita.

Diperjalanan Alin melihat Raffa bersama seorang perempuan, Alin tau Raffa pasti sedang mencarinya.

"Udah pulang kali kak orangnya," ucap Nasya saat Raffa mecari keberadaan Alin namun tidak ketemu karena makamnya cukup luas dan ada beberapa orang.

"Belum, bentar lagi pasti ketemu kok," Raffa mencium puncak kepala Nasya.

"Raffaaa....!" teriak Alin lalu berlari kearahnya dan memeluk erat Raffa. Raffa membalas pelukanya.

Mererka berpelukan cukup lama membuat Nasya mendengus kesal lalu menarik-narik ujung kaos yang Raffa pakai.

Raffa tersadar lalu melepaskan pelukanya "kenapa?" tanya Alin mengerutkan kedua alisnya.

"Aku cuma peluk kamu nggak boleh ya..." ucap Alin meneteskan air matanya.

Raffa yang melihatnya menjadi tidak tega, matanya melihat Nasya yang sudah memajukan bibirnya.

"B-boleh sini..." Raffa menarik Alin kedalam pelukanya.

Talita yang melihatnya hanya tersenyum tipis lalu menghampiri Nasya.

"Kamu temennya Alin ya?" tanya Talita pada Nasya.

"Bukan tante," jawaban Nasya membuat Talita mengerutkan keningnya.

"Kaki kamu kenapa?" Talita mengalihkan pembicaraannya.

"Aku lumpuh tante, karena kecelakaan tapi lumpuhnya nggak permanen tan," jawab Nasya sambil tersenyum ramah.

"Ya ampun kok bisa sih, semoga cepet sembuh. Eh iya tante boleh tanya nggak?" Ucap Talita

"Boleh dong tan, tanya apa ya?"

"Itu yang pelukan sama Alin namanya siapa?"

"Eh..namanya Raffa emang kenapa ya?" tanya Alin balik.

"Nggak papa cuma tanya aja, Alin kemarin cerita sama tante soal Raffa. Katanya dia sayang sama Raffa tapi katanya dia udah punya pacar gitu. Tapi itu tidak penting kok, tante cuma tanya soalnya sehabis Alin nolak perjodohan dia sama sekali tidak pernah dekat dengan cowok lagi," ucap Talita membuat Nasya sedikit kesal, jadi benar yang dipikiran Nasya, perempuan itu pasti ada hubungannya sama Raffa.

"Ooh iya,"

Raffa menghampiri Nasya "ayo pulang udah mau hujan," ajak Raffa.

"Udah pelukanya?" tanya Nasya tidak terlalu keras tapi sewot.

"Jangan marah dong Nasya..." Raffa mengelus pipi Nasya namun langsung ditepis.

"Tante balik dulu ya," pamit Talita pada Raffa dan Nasya.

Alin tersenyum melihat Raffa tanpa melirik Nasya.

"Iya tante hati-hati, Alin juga hati-hati jaga kesehatan terus jangan lupa makan," ucap Raffa membuat Nasya semakin kesal.

"Makasih,"

Raffa mengangguk lalu jongkok didepan Nasya.

"Pulang yuk udah mendung bentar lagi hujan,"

Nasya tidak menjawab

"Sayang... kamu marah?"

Nasya hanya menggeleng.

"Beneran?"

"Ya," jawab Nasya

"Kok gitu"

Merasa sebal Nasya langsung menggigit tangan Raffa.

"Kok gigit sih!?"

"Katanya pulang yaudah ayo pulang!"

"Kamu kenapa sih kok marah-marah?"

"Aku nggak marah,"

"Nggak usah bohong, aku tau kamu marah karena aku pelukan sama cewek lain kan?"



















                  🍁Bersambung🍁            



    

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang