12.❤

11.8K 594 4
                                    

Happy Reading








"Iya sayang." ucap Raffa sambil mengelus rambut Nasya.

Dita yang sedang berjalan menuju ke kelasnya menghentikan langkahnya melihat pemandangan didepanya.

Cup

Raffa mengecup kening Nasya lalu pergi meninggalkan Nasya yang sudah seperti kepiting rebus.

Makanan yang akan Dita masukan kedalam mulutnya jatuh begitu saja. Mubazir, namun Dita kaget melihat adegan yang baru saja diasaksikan.

Dengan mulut yang masih menganga, Dita berjalan menghampiri Nasya.

Dita memiringkan kepalanya melihat wajah Nasya yang menahan sepertnya menahan malu.

"Lo hutang penjelasan sama gue!" Dita menarik tangan Nasya untuk menuju kelasnya.

Sesampainya dikelas, Dita menatap Nasya penuh intimidasi.

"Jelasin sekarang." suruh Dita

"Jelasin apanya?' tanya Nasya

"Nggak usah pura-pura nggak tau, Nasya...."

Nasya menghela nafasnya berat, sebenarnya ia tahu maksud Dita itu apa. Dengan berat hati Nasya menceritakan semuanya kepada Dita jika dia sudah resmi berpacaran dengan Raffa.

"Hah! Kok bisa? Sumpah gue gak nyangka." Dita menggelengkan kepalanya tidak percaya jika Nasya ternyata jadian dengan Raffa.

"Apaan sih. Nggak usah lebay deh." Nasya memutar bola matanya malas melihat respon Dita yang berlebihan.

"Woy! Hari ini kelas kita free." ucap sang ketua kelas yang baru saja masuk kedalam kelas.

"Kelas kita free!"

"Hah beneran lo?"

"Iyo."

Pagi ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagi kelas Nasya, apalagi kalau bukan jam kosong.

"Sini Sya liat deh ganteng banget." ucap Dita sambil mencubiti lengan Nasya.

"Sakit dodol." Nasya kembali mencubit Dita. Dita ini kebiasaan apapun yang membuat dia gemas selalu Nasya jadi korbanya.

"Liat deh bayangin kalo gue jadi pacarnya pasti semua pada iri sama gue, secara gue kan cantik ya meskipun gak semanis Rose blackpink." Dita masih senyum-senyum sendiri sambil melihat drakor yang sangat dia sukai itu.

"Serah lu Dit, ngantuk gue." Nasya menelungkupkan wajahnya dilipatan tanganya. Entah kenapa rasanya sangat ngantuk syekali, huh.

Namun suasana tidak mendukung, Nasya tidak mungkin bisa tenang, karena suara teman-temanya yang mengalahkan toa masjid membuat gendang telinga Nasya serasa ingin copot.

5 menit berlalu suasana kelas masih saja sama, bahkan sekarang terjadi perang dunia antara Salsa dan Baren.

"DASAL FUCEK LO!! SINI LIPSTIK GUE BADRUN!!!!" teriak Salsa saat Baren mengambil lipstik Salsa. Alhasil lipstik yang dipakai Salsa belepotan.

"Enak aja Badrun, nama gue bukan Badrun yee!" ucap Baren sambil memainkan lipstik Salsa ditanganya dan iseng mencoreti wajah Raka yang duduk disampingnya.

"Apa-apaan nih! Main coret muka orang!" sentak Raka saat sambil mengusap pipi putihnya yang terkena noda merah berasal dari lipstik Salsa.

"Eh sory, tadi tuh Sal-" ucapan Baren terpotong karena ada tiga siswa masuk kelas yang didepanya ada Arka-ketua osis.

"Ehm... teman-teman minta waktunya sebentar bisa ya?" Arka mengambil posisi duduk dimeja paling depan milik guru.

"Kak Arka ganteng banget"

"Lama juga gak papa"

"Aduh meleleh aku mas"

"Aaaaa pengen jadi pacarnya kak Arka deh"

Ya kira-kira begitulah para Arka lovers, secara Arka kan ganteng, pinter, tinggi, ketua osis lagi, siapa yang gak naksir coba.

"Jadi gini sebentar lagi kan ulang tahun sekolah kita akan dirayakan dengan acara camping di Malvest. Namun kalian semua juga harus mendapatkan izin dari orang tua. Tanda tangan tidak boleh dipalsu, karena kalau sampai ketahuan memalsu tanda tangan akan kena sanksi." Arka mengambil nafas sebentar lalu melanjutkan ucapanya "jadi pastikan kalian benar-benar mendapat izin dari orang tua kalian. Mengerti?" tanya Arka memastikan.

Semua yang berada dikelas mengangguk paham.

"Ada yang ditanyakan lagi?" tanya salah satu orang yang bersama Arka.

"Cukup kak....!" ucap seluruh kelas serentak.

"Baik. Kalau gitu cukup itu saja dulu. Terimaksih." Arka dan temanya pergi membagikan satu persatu surat izin yang harus ditanda tangani orang tua mereka.


***


Bel pulang berbunyi sudah lima menit yang lalu, Raffa masih menunggu Nasya didepan mobil sambil menyilangkan tanganya.

Tidak lama lagi Nasya datang.

"Udah lama ya?" tanya Nasya sambil melihat wajah Raffa yang lebih tinggi darinya.

"Nggak kok, eh kamu sakit ya? Kok kusut gitu mukanya?" Nasya hanya menjawab gelengan dan menggembungkan kedua pipinya membuat Raffa gemas ingin menciumnya. Eh.

"Yaudah, ayok pulang keburu sore." Raffa membukakan pintu untuk Nasya. Nasya tersenyum singkat lalu hendak masuk kedalam mobil.

"Makasih?" ucap Nasya sebelum masuk kedalam

"Untuk?"

"Nyesel deh aku bilang makasih, gak jadi deh aku tarik omongannya." Nasya langsung masuk kedalam mobil dan membiarkan Raffa yang otaknya penuh dengan tanda tanya.
















Jangan lupa votee😍





PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now