66. ❤

7.7K 348 17
                                    

                ❤Happy Reading❤               

Saat ini Raffa dan Nasya sedang duduk lesehan diatas karpet dan menghadap televisi dengan Nasya yang duduk diantara kedua kaki Raffa sambil memakan snack yang dibelinya tadi.

"Kak Raffa mau nggak?" Nasya mengarahkan makanan yang dia pegang ke Raffa karena posisi kepala Raffa berada dibahu Nasya.

Raffa mengeleng "Nggak mau, aku mau ini aja," Raffa menggigit pipi gembul istrinya yang membuatnya semakin gemas.

Nasya memasukan makanan yang dia pegang kedalam mulutnya "Yaudah aku makan aja,"

"Kamu habisin aja semua kalau muat perut kamu," ucap Raffa membuat Nasya menatap perutnya yang dipeluk Raffa

"Muat aja, aku berdua kok makanya,"

Raffa mencium pipi Nasya "Iya sayang,"

"Anak kita cowok apa cewek ya," ucap Nasya sambil melihat acara televisi

"Kan kita udah cek kemarin, jadi anak kita cewek. Cantik kaya mamanya,"

"Ya kan cuma prediksi, kita juga nggak tau lahirnya apa," benar juga sih kata Nasya, kadang jika diprediksi laki-laki bisa saja saat lahir perempuan.

Raffa mengangguk "terserah mau cowok cewek yang penting sehat, kamu juga sehat," ucap Raffa yang diakhiri kecupan manis bibir Nasya.

"Iya deh,"

"Kamu ngantuk belum?" tanya Raffa

Nasya mengangguk

"Tidur ya,"

"Hm,"

Nasya dan Raffa menaiki tangga satu persatu dengan hati-hati, apalagi usia kandungan Nasya sudah tua, jadi Raffa harus sangat pintar menjaga Nasya.

Raffa membuka pintu kamar dan menyuruh Nasya masuk duluan.

Nasya merebahkan tubuhnya dikasur, apalah daya ibu hamil yang bisa hadap kanan, hadap kiri itupun terkadang rasanya sangat berat.

Raffa menyusul Nasya dan mulai menyelimuti tubuh istrinya

Lalu Raffa menarik kepala Nasya supaya bersandar didadanya. Raffa mencium puncak kepala Nasya. "Selamat malam, and my baby,"

Setelah mengucapkan itu Raffa memeluk Nasya dan mulai memejamkan matanya, namun suara Nasya membuat dia menatapnya "kenapa?"

"Laper," ucap Nasya membuat Raffa membuka mulutnya,

"Tadi udah makan sayang,"

"Ih, aku tuh pengen nasi goreng depan situ. Pokoknya yang jual orangya agak gendut terus kepalanya botak, kalau nggak itu aku nggak mau!" ucap Nasya tanpa bantahan

Raffa melirik jam dinding menunjukan pukul sembilan malam, dan itu artinya penjual nasi gorengnya masih ada. Raffa bersyukur sekali anaknya tidak jadi ileran gegara pingin nasi gorengnya pak botak.

"Iya sayang, apasih yang enggak buat istri aku ini," Raffa menguyel-uyel pipi Nasya gemas.

"Cepetan,"

"Sabar dong, mau ganti celana dulu. Yakali keluar cuma pakek kolor gini," ucap Raffa

"Iya tapi jangan pakek lama," Nasya mengambil handponenya lalu menyerahkannya kepada Raffa

"Nih,"

Raffa menaikkan sebelah alisya "Apa?"

"Ish, ambil hapenya buat foto abang penjualnya, nanti kak Raffa belinya bukan yang itu lagi. Kalau sampe bukan yang botak pokoknya kak Raffa harus cari orangnya," ucap Nasya membuat Raffa menghela nafasnya.

"Enak banget ya punya bang botak?" Batin Raffa

"Kok malah ngelamun!" ujar Nasya

"E-eh iya mana, aku beli dulu ya. Kamu jangan kemana-mana sama dedek bayi dikamar aja, oke," Raffa mengecup dahi Nasya dan keluar kamar untuk mencarikan nasi goreng abang botak.

Sambil menunggu Raffa datang, Nasya memilih untuk turun dari kasur dan menuju balkon kamarnya untuk melihat malam yang dihiasi bulan dan bintang. Nasya juga tidak menyangka diusianya yang masih muda ini, sebentar lagi akan mempunyai anak, namun Nasya tidak sedih bahkan Nasya juga sangat menantikan buah hatinya segera lahir kedunia.

.
.
.
.
.

Waktu sudah duapuluh menit berlalu, namun Raffa belum juga datang. Nasya yang masih berada dibalkon menopang dagunya kesal.

"Mana ih kak Raffa lama banget deh," dumelnya

Nasya merentangkan kedua tanganya dan menghirup udara malam dalam-dalam sampai merasakan ada sesuatu yang melingkar dipinggangnya, siapalagi kalau bukan tangan Raffa.

Nasya menengok dan benar saja Raffa, "Kak Raffa jalan kaki?"

"Bawa motor,"

Nasya mengerutkan keningnya, setau Nasya Raffa tidak membawa motornya kerumah sini

"Motor siapa?"

"Satpam depan, aku pinjam,"

"Ihh makasih," Nasya membalikan badanya dan memeluk Raffa erat.

"Iya sayang, makan yuk keburu dingin," Nasya mengangguk antusias membuat Raffa lagi-lagi dibuat gemas dengan tingkah lucu istrinya.

                           ⚪⚪⚪

Nasya mengerjapkan matanya berkali-kali, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya untuk membangunkan Raffa karena hari ini ada meeting pagi.

"Kak Raffa....bangun,"

Raffa masih memejamkan matanya dan tanganya memeluk Nasya.

"Bangun ih," Nasya menepuk-nepuk pipi Raffa membuatnya sedikit terganggu. Nasya memindahkan tangan Raffa yang berada diperutnya.

"Kak Raffa bangun! Katanya ada rapat penting hari ini," akhirnya Raffa terbangun dari tidurnya lalu dengan langkah malas dia manuju kamar mandi. Nasya hanya geleng-geleng melihat tingkah suaminya.

Nasya merapikan tempat tidurnya dan setelah itu menyiapkan baju yang akan dipakai Raffa.

Tidak lama lagi Raffa keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dengan rambutnya yang masih basah.

Nasya memberikan bajunya kepada Raffa dan Nasya yang mengancingkan kemejanya, sedangkan Raffa mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Skip

Nasya mencium punggung tangan Raffa yang dibalas kecupan lama didahinya "papa berangkat dulu ya sayang," Raffa mencium perut Nasya.

"Iya papa, hati-hati. Aku sayang papa," ucap Nasya menirukan suara anak kecil membuat Raffa gemas dan tidak tahan untuk tidak mencium istrinya.

















                   Bersambung....                     



PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now