53. ❤

7.9K 371 17
                                    

"Aku besok udah mulai kerja, kalau pengen honeymoon ditunda dulu ya. Maafin suami kamu kalau belum bisa bahagiain kamu. Maaf ya....sayang," ucap Raffa sambil mengelus-elus rambut Nasya karena sekarang mereka sedang dikamar. Raffa juga punya alasan kenapa terlalu cepat menikahi Nasya, dan itu hanya karena satu hal yaitu Raffa takut jika Nasya dimiliki orang lain.

"Aku nggak pengen apa-apa, aku cuma mau kak Raffa tetep disamping aku terus. Itu aja udah cukup," ucap Nasya sambil mengeratkan pelukanya. Raffa tersenyum lalu memegang kedua pipi Nasya.

"Aku bakal disamping kamu terus, kalau ada apa-apa harus bilang, inget kamu udah punya suami, kamu tanggung jawab aku. Ngerti kan?"

Nasya mengangguk

"Besok masuk apa?"

"Aku masuk agak siang besok,"

"Biar diantar supir aja,"

"Ih nggak mau ah! Aku bisa bawa mobil sendiri kok,"

"Jangan, mulai sekarang kamu nggak boleh kemana-mana sendirian,"

"Biasanya juga gitu," ucap Nasya lesu.

"Kamu udah istri aku!"

"Iya-iya. Kalau naik taksi gimana?"

"Nggak boleh sayang!"

"Ih serah deh,"

"Aaaa!! Gelap!" teriak Nasya saat lampu tiba-tiba padam.

Jeder!!!

"Aaa!! Ada petir,"

"Kak Raffa kok hilang sih! Huaaa!!"

Nasya meraba-raba sampingnya namun Raffa tidak ada membuat Nasya ketakutan.

"Iya bentar ini ambil lilin dulu," Nasya menghela nafasnya. Ternyata Raffa mengambil lilin yang berada dilaci.

Raffa menyalakn satu lilin dan menaruhnya dilantai lalu menyusul Nasya.

"Kamu takut ya? Haha,"

"Nggak!" Jawab Nasya lalu tidur membelakangi Raffa

Hujan mulai turun dan semakin deras, Nasya hanya tidur dan dipeluk Raffa dari belakang.

.
.
.
.

Sekarang pukul 10 malam, lampu sudah menyala dan Nasya masih tidak bisa tidur.

Nasya membalikan badanya menghadap Raffa yang juga belum tidur

"Kak Raffa kok nggak tidur?" tanya Nasya sambil mengamati wajah Raffa, mulai dari mata, hidung, bibir, lalu Nasya memegang pipi Raffa.

Raffa memegang tangan Nasya yang berada dipipinya "kalau kamu nggak tidur, aku juga nggak tidur,"

"Aku nggak bisa tidur,"

"Kenapa?"

"Nggak tau,"

Raffa menyusuri wajah Nasya dengan jari-jarinya dan yang terakhir menyentuh bibir Nasya.

Raffa mencium bibir Nasya lalu berbisik ditelinganya "aku pengen kamu malam ini,"

Deg

"E-eh..."

Raffa langsung melumat bibir Nasya yang sudah menggodanya dari tadi.

Nasya yang terbawa suasana, membalas lumatanya saat Raffa mulai membuka satu-persatu kancing baju tidurnya.

"I love you..." bisik Raffa

Lalu nya malam yang menjadi saksi bahawa mereka sudah melakukan itu.

//Pagi//

Nasya terbangun saat sinar matahari menyelinap masuk kedalam kamarnya melalui sela-sela gorden kamarnya.

Matanya melihat jam yang menunjukan sudah pukul tujuh pagi. Nasya merasa jika tadi malam mimpi sesuatu. Matanya melihat Raffa yang masih tidur dan memeluk perutnya.

Nasya merasa ada yang aneh ditubuhnya.

Deg

"A-apa? Ini bukan mimpi ya," ucap Nasya saat melihat badanya yang tidak tertutup sehelai benangpun begitu juga Raffa.

"Mama, Nasya maluuu," cicit Nasya lirih. Nasya memindahkan tangan Raffa yang berada diperutnya lalu menuju kamar mandi namun menggunakan bajunya dulu.

Nasya menuju kamar mandi dan berkaca, ada bercak merah dilehernya.

Tidak pikir panjang Nasya langsung mengguyur tubuhnya dibawah shower.

Setelah mandi Nasya menggunakan baju santainya lalu menuju dapur untuk membuat sarapan, Namun Nasya kembali keatas untuk membangunkan suaminya karena harus kerja meskipun sudah telat pastinya.

Nasya menepuk-nepuk pipi Raffa "kak Raffa...bangun,"

"Bangun," ucap Nasya lagi.

"Udah pagi ya?"

"Udah siang malah, kakak bisa telat,"

"Kerjanya aku tunda jadi besok."

"Lah nggak bisa dong,"

Raffa mengangkat sebelah alisnya "kamu lupa perusahaan itu punya siapa,"

"Punya papa kamu," ucap Nasya

"Sama aja punya aku juga, udah nggak usah dipikirin."

"Ih yaudah aku mau kebawah dulu,"

"Ngapain?"

"Buat sarapan, emang kakak mau kelaparan?"

"Nggak lah, lagian tenaga aku udah habis tadi malam," ucap Raffa membuat Nasya malu sendiri jika mengingat kejadian semalam, sudah pasti pipinya merah merona

Raffa mencubit kedua pipi istrinya "ututu istriku lagi malu ya,"

Cup

"Morning kiss," bisik Raffa lalu bangkit menuju kamar mandi.

Nasya yang reflek langsung melempar bonekanya tepat dikepala Raffa.

"Pakai baju dulu!!!" teriak Nasya membuat Raffa menatap Nasya sambil menyipitkan kedua matanya.

"Tadi malam juga udah lihat," ucap Raffa menunjukan senyum mesumnya. Demi apapun Nasya ingin menyumpal mulut Raffa yang dengan entengnya bicara seperti itu.

"Ihh! Cepetan mandi!!!"

"Iya istriku,"




PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang