8.❤

12.9K 664 10
                                    

Happy Reading guys!




Nasya menarik paksa Raffa supaya masuk kerumahnya, bagaimana pun caranya Nasya harus berterimakasih kepada Raffa.

"Gue nggak papa." ucap Raffa saat Nasya mendorong tubuhnya supaya duduk disofa.

"Pokoknya kak Raffa duduk disini. Aku mau ambil obat dulu." setelah itu Nasya menuju kamarnya terlebih dahulu untuk mengganti bajunya yang sedikit basah terkena hujan.

Setelah berganti baju, Nasya mengambil kotak p3k dan menghampiri Raffa.

Nasya mengambil kapas dan meneteskan obat lalu menempelkanya kesudut bibir Raffa yang terdapat luka.

"Aw...sshh." desis Raffa saat Nasya menempelkan kapas dengan agak ditekan.

"Pelan-pelan aja, Sya." ucap Raffa sambil menjauhkan tangan Nasya

"Diteken itu biar obatnya meresap, nggak infeksi. Lagian tadi katanya nggak papa. Giliran diobatin bilangnya sakit. Aneh." Nasya kembali mengobati luka Raffa.

Dengan menahan sakitnya, Raffa mengamati wajah Nasya yang sangat dekat. Mulai dari alis, mata, hidung lalu turun kebibir Nasya.

Lalu tanpa Raffa sadari, dia sudah senyum sendiri membuat Nasya menatapnya aneh. Tadi dia bilang sakit kenapa sekarang senyum-senyum.

"Ngapain senyum?" tanya Nasya membuat Raffa sadar dan menatap Nasya.

"Lo cantik."

Blushh

Pipi Nasya bersemu merah akibat kata yang dilontarkan Raffa. Nasya memalingkan wajahnya malu.

"Haha muka lo kaya bebek tau kalo lagi salting." tawa Raffa pecah karena melihat wajah Nasya yang sangat lucu jika sedang malu.

Nasya memukul bahu Raffa "Nggak usah muji kalau akhirnya juga menghina." ucap Nasya lalu berdiri dan meninggalkan Raffa.

"Jangan ngambek, weh."

Raffa menyandarkan tubuhnya disofa, matanya melihat foto anak kecil yang terpajang didinding. Sudah Raffa tebak jika yang berada di dalam foto itu adalah Nasya. Wajahnya sangat mirip, tidak jauh beda dengan yang sekarang.

Tidak lama lagi Nasya datang dan membawa dua gelas minuman. Nasya menaruh minuman tersebut didepan Raffa. Namun sebelumnya Nasya mengambil satu gelas tersebut.

"Kak Raffa minum gih." tawar Nasya lalu menyeduh minumanya.

"Iya." jawab Raffa singkat.

"Loh ada tamu ya. Udah lama kamu nak?" tiba-tiba Risa datang sambil membawa satu kantong plastik besar yang tentunya tidak tahu isinya apa.

"Mama."

"Udah tan." ucap mereka bersamaan.

Raffa menyalami tangan Risa sopan.

"Yaudah tante kebelakang dulu."

"Oh iya tan." ucap Raffa lalu duduk kembali.

"Mama kamu?" tanya Raffa membuat Nasya mengangguk.


                            ⚬⚬⚬


Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan bagi seluruh siswa. Karena hari ini adalah free pelajaran bagi seluruh kelas.

Berbeda dengan Nasya yang terlihat tidak bersemangat.

"Lo kenapa, Sya? Kok letoy gitu kaya lemper."

"Perut gue mules." Nasya meletakan kepalanya dimeja dan menghadap Dita.

"Apa tadi lo bilang?" tanya Dita lagi lalu melepas eraphone dari telinganya.

Nasya berdecak kesal

"Perut gue sakit." ucap Nasya lalu memejamkan matanya.

Dita langsung menempelkan pungung tanganya dikening Nasya.

"Apasih Dit."

"Lo sakit ya? Kita ke UKS aja." usul Dita membuat Nasya menggeleng lemah.

"Ayo pulang aja kalau gitu. Liat Sya lo udah pucet gitu. Duh ayolah ntar lo pingsan tau rasa." Dita menarik tangan Nasya yang lemas.

"Gue nggak papa Dit. Nggak usah lebay deh." ucap Nasya masih memejamkan matanya.

Dita menghela nafasnya pasrah meskipun dia khawatir dengan keadaan Nasya.

"Yaudah. Tapi kalau lo berubah pikiran bilang sama gue."

"Iyaa, Dita."


***


Nasya merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Perlahan mata Nasya terbuka. Yang pertama Nasya lihat adalah tempat yang sangat tidak asing baginya.

Kamarnya sendiri.

Iya benar, berulang kali Nasya mengedipkan matanya namun tetap sama saja. Seingat Nasya tadi dia dikelas tapi kenapa sekarang dia berada dikamar.

Nasya melirik jam disampingnya.

"Hah!" Nasya kaget karena waktu menunjukan pukul 15.00 WIB.

"MAMA!!!" jerit Nasya

"Ma!!!"

Merasa tidak ada sahutan, Nasya segera turun dari ranjang dan turun kebawah.

Nasya melihat mamanya sedang duduk sambil menonton televisi.

"Ma!" Risa menoleh dan melihat anaknya yang menuju kearahnya

"Udah bangun kamu?"

Nasya mengangguk lalu dibalas senyuman oleh mamanya seakan tidak terjadi apa-apa. Nasya semakin bingung apakah ini cuma mimpi.

"Ma. Mama tau nggak perasaan Nasya tadi aku disekolah kok berubah jadi dirumah sih?" tanya Nasya membuat Risa mengacak rambutnya gemas.

"Kamu tadi pingsan disekolah kata teman kamu. Jadi dia bawa kamu pulang."

"Pingsan?" lirih Nasya

"Iya sayang."

"T-terus yang bawa aku kesini siapa?" tanya Nasya kepo

"Kalau nggak salah namanya Raffa. Pokoknya yang kemarin sama kamu dirumah ini."

Mata Nasya membola, kenapa bisa Raffa yang membawanya kesini?. Nasya mengacak rambutnya sendiri lalu berlari kekamarnya.

"Jangan lari-lari Nasya!"

Nasya tidak menggubris ucapan mamanya. Nasya langsung membuka pintu kamarnya dan berguling-guling dikasur.

Nasya sangat malu dengan Raffa. Nasya berfikir, jika Raffa yang membawanya pulang berati dia digendong oleh Raffa.

Oh tidak!

Nasya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan dirinya. Lalu tanganya memegang dadanya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.

"Ah! Sial."





















                               TBC

                        VOTE YAA....








PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang