39. ❤

6.9K 330 16
                                    

"Raf....bangun dong udah siang loh kita harus kerumah sakit sekarang," sedari tadi Alin sudah mencoba membangunkan Raffa dengan berbagai cara namun tidak kunjung bangun. Justru Raffa malah menarik selimutnya supaya menutupi seluruh tubuhnya membuat Alin kesal, padahal dia sudah rindu sekali dan ingin menjenguk mamanya.

"Umm..."

"Ish, siram pakek air es aja deh," ucapan Alin membuat membuat Raffa langsung bangun dari tidurnya dan ngacir ke kamar mandi tanpa melihat wajah Alin.

"Dasar!!"

Sambil menunggu Raffa selesai mandi , Alin iseng untuk melihat-lihat foto Raffa yang dia pajang ditembok. Namun matanya tertuju pada sebuah foto dengan bingkai berwarna Putih yang memperlihatkan Raffa dan seorang gadis yang um....cantik, manis juga.

Alin mengambil foto itu dan memandanginya cukup lama.

"Apa dengan aku mengajak Raffa tunangan akan merusak hubungan kalian ya?" Tanya Alin pada dirinya sendiri, jujur Alin sangat takut jika kesepakatan konyol yang dia lakukan malah membuat hubungan mereka rusak, apalagi Raffa juga tidak memberitahu jika dia datang kesini.

"Batalin aja kali ya..." gumam Alin.

"Lah nanti kalau dibatalin mama paati kecewa sama aku," lanjutnya.

Alin semakin pusing memikirkanya, sampai tidak sadar jika Raffa sudah berdiri dibelakangnya.

"Ehm.."

Suara Raffa membuat Alin kaget dan langsung mengembalikan foto yang dia ambil tadi.

"E-eh Raffa udah mandinya? Cepet banget," ucap Alin sesikit gugup sambil membalikan badanya, sempat Alin menabrak dada bidang Raffa yang tertutup kaos hitam polosnya. Alin takut jika Raffa berpikiran yang tidak-tidak.

"Ngapain lo liat-liat foto itu?" tanya Raffa penuh selidik.

"Enggak kok, cuma lihat aja," Alin memperlihatkan deretan giginya.

"Mau santet gue ya lo?" tuding Raffa membuat Alin menampol bibir Raffa.

"Heh, gue emang suka sama lo tapi nggak akan pernah lakuin cara yang tidak baik," ucap Alin blak-blakan jika dia menyukai Raffa.

Raffa meninggalkan Alin lalu mengambil kemeja kotak-kotaknya dan memakainya tanpa dikancingkan.

"Ihhh, Raffa tungguin!!!"

_______________

"Nih mau nggak lo?" Dita menyodorkan satu bungkus coklat untuk Nasya. Dita datang kerumah sakit bersama Arga, tadi Risa sudah menyuruh Dita untuk menemani Nasya karena harus pulang sebentar dan mengurus adminitrasi karena nanti Nasya sudah boleh pulang.

"Mauuuuuu-"

Glup

Dita menyumpal mulut Nasya dengan coklat yang sudah dia buka bungkusnya.

"Jangan teriak-teriak ini bukan hutan Nasya," tegur Dita membuat Nasya mengerucutkan bibirnya namun tetap mengunyah coklatnya.

"Kak Arga!!" Panggil Nasya pada Arga yang sedang berbaring di sofa sambil mengangkat kakinya keatas.

"Paan sih manggil-manggil gue, kangen?"

"Dih ogah,"

"Terus kenapa?" tanya Arga sambil menaikkan sebelah alisnya.

Nasya mengulurkan kedua tanganya meminta sesuatu.

"Hm.."

"Mana?" ucap Nasya.

"Apanya?"

"Ihhh, mending lo putusin aja deh Dit tuh orang nggak peka amat," cibir Nasya.

"Enak aja tuh mulut kalo ngomong," Arga menggelengkan kepalanya.

"Makanya mana oleh-oleh buat aku? Masa sih jengukin orang sakit cuma tangan kosong sih?" Ucap Nasya, padahal tadi Dita sudah membawa banyak makanan namun masih saja kurang.

"Nanti kan udah pulang, jadi nggak usah bawain makanan," ucap Arga lalu melanjutkan kegiatanya.

Nasya hanya mendengus kesal yang hanya ditertawai Dita.

"Jalan-jalan yuk Sya," ajak Dita

"Kemana?"

"Taman, udah deh ikut aja daripada lo tidur mulu nggak capek apa?"

"Capek juga sih,"

"Makanya kita jalan-jalan dulu, hitung-hitung ini tuh terakhir lo disini," ucap Dita.

Nasya mengangguk "bantuin naik tapi,"

"Iya-iya..."

Setelah itu Dita membantu Nasya menaiki kursi roda yang sudah disediakan.

"Nah oke," Saat Dita hendak mendorong keluar ruangan Nasya menyuruh Dita berhenti.

"Why?"

"Pantun dulu dong,"

"Emm... oke!"

"Pak satpam ngirim surat..."

"Cakep" ucap Nasya.

"Berangkat...hahaha,"

Setelah itu Dita melanjutkan jalanya untuk menuju taman rumah sakit yang tidak terlalu jauh.

Saat diperjalanan Nasya melihat seseorang yang tidak asing dimatanya. Mirip sekali dengan kekasihnya yang sudah lama tidak dia jumpai, dan orang itu yang selalu Nasya rindukan. Tapi apakah benar itu dia? Kenapa dia tidak memberitahunya jika akan pulang, dan kenapa dia dirumah sakit juga.

Nasya bingung, namum lebih bingung lagi dia melihat seorang wanita yang berada disampinya sambil menggandeng lengan Raffa.

Mereka terlihat sedang bercanda dan sesekali tertawa.

Sakit.

Itu yang dirasakan Nasya.

"Sekian lama aku bertahan, apakah ini balasanya?"


                   🍁bersambung🍁               



                                 :)                                 

PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now