11.❤

12.2K 615 11
                                    

                 Happy Reading
                              •
                              •
                              •
                              •
                              •









"Baru putus udah dapet ganti, yakin lo gak mainin cewek." ucap teman Raffa.

Raffa melempar botol yang sudah tidak ada isinya tepat mengenai wajah Jeka.

Raffa kembali menghisap rokoknya lalu menghembuskanya "Mana mungkin, prinsip gue itu sekali tertarik langsung tancap gas. Jadi wajar lah." ucap Raffa dengan santainya

"Beh, patut ditiru nih. Mantap!" Arga mengacungkan jempolnya sebagai pertanda menyetujui prinsip Raffa "Gue juga mau kaya gitu." Arga tersenyum miring

Jeka menonyor kepala Arga "Gegayaaan lo. Siapa yang mau sama cowok ileran kaya lo."

"Enak aja lo bilang gue ileran!" Arga tidak terima dengan ucapan Jeka. Bisa-bisanya wajah tampan spertinya dibilang ileran.

Jeka menunjuk-nunjuk wajah Arga sambil tertawa mengejek "Lo lupa waktu lo tidur disebelah gue terus waktu lo bangun bantal lo basah. Apa kalau bukan iler? Kuah bakso?"

"Kapan gue pernah tidur sama lo. Najis amat." Arga sok bergidik jijik. Membuat Raffa dan Jeka tertawa melihat tingkah Arga yang seperti maling katahuan mencuri.

Setelah itu mereka saling bercanda satu sama lain. Bermalam di club hampir menjadi kebiasaan mereka bertiga. Karena menurut mereka dengan pergi ke club membuat penat yang mereka rasakan hilang seketika, entah apa yang menyebabkan menjadi seperti itu. Lagian masa muda itu harus dinikmati.

Arga menyenggol lengan Raffa saat melihat ada seorang cewek sedang berelayut manja dilengan seseorang.

"Apa sih!"

"Liat tuh, mantan lo."

Raffa berdecih "Bodo amat."

Raffa hanya mengabaikan Laura yang lewat didepanya, mata mereka sempat bertemu namun dengan cepat Raffa mengalihkan pandanganya.

Alvero. Cowok yang berada disamping Raffa itu mengikuti arah mata kekasihnya

"Apa yang kau lihat?" tanya Alvero membuat Laura menggeleng cepat.

Belum sempat Laura menjawabnya, Alvero menghampiri Raffa dan mencekal kerahnya. Raffa yang kaget langsung berdiri dan melepaskan kasar tangan Alvero.

Arga dan Jeka hanya duduk menyaksikan pertengkaran yang sebentar lagi akan terjadi

Bugh!

Tanpa aba-aba Alvero memukul wajah Raffa membuat Raffa hampir tersungkur kelantai.

Arga langsung berdiri dan membantu Raffa. Raffa tertawa remeh "Apa maksud lo tiba-tiba mukul gue! Hah!" Raffa yang tidak bisa menahan emosinya membalas sebuah tonjokan kewajah Alvero.

Alvero tersungkur kelantai. Laura menutup mulutnya kaget, dan langsung menghampiri Alvero dan membantunya berdiri.

"Kamu nggak papa?" tanya Laura panik, sedangkan Alvero hanya  menggeleng sebagai jawaban. Nafasnya masih naik turun, entah kenapa Alvero tidak suka jika ada lelaki itu dihadapanya. Terlebih lagi dia adalah mantan Laura.

Laura menarik lengan Alvero supaya menjauh dari Raffa sebelum pertengkaran terjadi lagi.

"Sialan!"




                            ⚬⚬⚬



Pagi ini para siswa sedang menggerumbuli papan pengumuman.

"Wah seru nih kayaknya." ucap salah satu siswa antusias

"Bener banget, jarang lo sekolah kita ngadain camping di Malvest."

"Kita harus ikut, pokoknya."

"Harus ada ijin dari orang tua. Kalau bonyok gue mah nggak papa, tapi doi gimana? Pasti nggak boleh." ucap salah satu siswi

"Halah posesif banget."

Begitulah ucapan para murid yang mengetahui jika mereka akan mengadakan camping.

.
.
.
.

"Belajar yang bener." Raffa mengacak lembut rambut Nasya. Saat ini mereka masih berada diparkiran karena baru saja sampai.

"Siap."

Setelah itu Nasya dan Raffa berjalan beriringan untuk mengantarkan Nasya ke kelasnya.

Banyak pasang mata yang melihatnya. Apalagi mereka terihat sangat cocok dan couple goals.

"Ada apa sih, rame-rame." ucap Raffa saat mengetahui beberapa siswa menggerombol.

"Nggak tau. Liat yuk." Nasya menarik tangan Raffa.

Sesampainya disana, Nasya menerobos gerombolan itu hingga sampai didepan papan.

Semua siswi pada kaget melihat kehadiran Raffa. Bahkan ada yang teriak-teriak dan menutup mulutnya saking kagetnya.  Jarang sekali mereka bisa berdekatan dengan Raffa seperti ini.

"Gilaaa kak Raffa ganteng banget"

"Enak ya jadi pacarnya"

"Tubuhnya enak banget buat dipeluk"

"Belum sempet deketin, udah kecolongan"

"Dari deket makin sexy"

Raffa menatap siswi yang mengucapkan kalimat terakhir itu. Hingga siswi itu menunduk dan merutuki dirinya sendiri telah mengucapkan kalimat itu.

Sedangkan Nasya masih fokus membaca isi pengumuman itu, membiarkan Raffa yang sudah memasang wajah kesal, bajunya sudah ditarik-tarik oleh siswi yang sepertinya meminta foto denganya.

"Kak Raffa minta foto dong, satu aja. Buat snapgram."

Raffa melirik sinis orang itu, lalu menarik pergelangan tangan Nasya supaya menjauh dari kerumunan itu.

"Kak Raffa kok narik-narik sih. Ih!" kesal Nasya

"Aku nggak nyaman sayang."

"Lagian apa sih yang kamu baca tadi hm?"

"Ada acara camping di sekolah kita, buat ngerayain ulang tahun SMA Brawijaya. Kak Raffa tau nggak dimana coba?"

Raffa menaikkan sebelah alisnya, kalau boleh jujur sih Raffa malas sekali jika harus mengikuti camping.

"Nggak tau."

"Malvest!" ucap Nasya antusias

"Terus kamu mau ikut?"

"Ya iyalah. Kak Raffa ikut ya..."

Raffa tersenyum sambil menatap gadisnya. Mana mungkin Raffa menolak ajakan Nasya

"Iya sayang."










Tbc!
Vote yaaa


PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang