>cemburu?<

851 120 7
                                    

Iqbaal menatap langit-langit apartemen lalu menatap gadis yang memeluknya erat. Ia terkekeh kecil lalu mengusap-usap pucuk rambut gadis itu.

Kedua mata Iqbaal melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul empat pagi. Berarti ini sudah waktunya ia bersiap-siap untuk pergi ke acara perkemahan mereka yang ada di Bandung.

"(Nam)...." panggil Iqbaal pelan.

Seakan tidak ada gangguan, (Namakamu) tertidur nyenyak. Tanpa terasa terusik sedikitpun.

Iqbaal menghela nafas. Pelukan gadis itu cukup erat membuat dirinya sedikit kesulitan bernafas. Ah ternyata (Namakamu) se-posesif ini. Bagaimana kalau nanti mereka sudah menikah?

"(Namakamu), bangun...."

Tidak ada respon apapun dari gadis itu. Sepertinya (Namakamu) terlalu keasyikan dengan mimpinya.

"(Namakamu) bangun. Ayo nanti kesiangan!!" ucap Iqbaal sedikit keras.

Iqbaal menatap langit-langit apartemen. Sepertinya ia harus membangunkan gadis itu dengan cara yang berbeda.

Iqbaal mendekatkan wajahnya ke wajah (Namakamu). Ia tersenyum menatap wajah gemas gadis itu.

"(Namakamu), Lo gak bangun, gue cium," bisik Iqbaal.

(Namakamu) membuka kedua matanya dengan nafas yang memburu. Jantungnya semakin berdetak kencang ketika wajahnya sangat dekat dengan wajah Iqbaal. Ia mencoba menetralkan nafasnya.

"Kenapa susah dibangunin? Apa jangan-jangan Lo sengaja mau dicium gue, iya?" goda Iqbaal. Pria itu memundurkan posisi kepalanya agar gadis itu bisa berbicara bebas.

"Ish! Kak Iqbaal ngapain deket-deket sih?! Ganggu lagi!"

Sebenarnya (Namakamu) mendengar ucapan Iqbaal sewaktu membangunkannya tadi. (Namakamu) sengaja mengabaikannya karena ia terlalu nyaman memeluk lelaki itu, sampai-sampai (Namakamu) berpura-pura untuk tidur lagi. Tapi ketika (Namakamu) merasakan pergerakan Iqbaal yang mencurigakan, dengan cepat (Namakamu) membuka kedua matanya. Daripada sesuatu yang aneh terjadi. Kan nggak lucu.

Iqbaal terkekeh, "Lo kenapa suka tidur banget sih?"

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya, "Ya siapa yang nggak suka tidur Kak Iqbaal? Coba aja kalau ada yang gak suka tidur, sini bilang ke (Namakamu)."

Iqbaal menatap (Namakamu) dengan tatapan menggoda, "Ada loh. Gue gak suka tidur tuh."

(Namakamu) meledek, "Gak mungkin! Kalau gak suka tidur, terus sukanya apa?!"

Iqbaal menatap kedua mata (Namakamu) dengan senyumannya.

"Lo."

Sial! (Namakamu) jadi salah tingkah sendiri. Kedua mata (Namakamu) dengan cepat memandang ke arah lain. Kedua pipinya pasti sudah memanas.

"Gak jelas!" ucap (Namakamu) salah tingkah.

Iqbaal terkekeh lalu mencubit pipi gadis itu.

"Ayo mandi," ajak Iqbaal.

(Namakamu) menatap Iqbaal horor.

"Iya ayo mandi. Ini kita pasti udah telat."

(Namakamu) bersidekap dada, "Yaudah Kak Iqbaal dulu aja sana. (Namakamu) masih mau bobo disini."

Iqbaal mengerutkan dahinya seraya mengulum bibirnya, "Kok sekarang jadi ngambek gini hm?"

(Namakamu) tidak menatap Iqbaal. Bisa bahaya jantungnya kalau dia natap Iqbaal terus.

"Ayo mandi."

(Namakamu) mengedikkan bahunya seraya mengerucutkan bibirnya.

Iqbaal menjadikan pipi gadis itu sebagai tumpuan kepalanya. Ia terkekeh menatap (Namakamu) yang sedang dalam mode ngambek. Padahal Iqbaal tidak melakukan apapun. Entahlah (Namakamu) itu memang gemas.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now