>ngikutin Kak Iqbaal<

1.7K 190 14
                                    

(Namakamu) menopang dagunya seraya menatap meja kantin. Gadis itu terdiam mendengarkan ocehan teman sebangkunya yang tak kunjung berhenti.

"Jadi, intinya Lo tuh gak boleh gitu (Nam). Sumpah Lo malu-maluin."

Rasya menatap gadis yang kini menunduk seraya mengerucutkan bibirnya.

"Lo tadi liat kan gimana kak Iqbaal natap Lo? Lo bisa dimakan sama dia (Nam). Sumpah gimana kalo Lo dibully sama anak SMA Angkasa gara-gara ngedeketin geng coldiest apalagi kak Iqbaal?!" Oceh Rasya.

Tadi sewaktu (Namakamu) menghampiri geng coldiest- lebih tepatnya Iqbaal di lapangan, Rasya langsung menarik lengan (Namakamu) dan membawanya ke kantin. Ia bisa melihat jelas bahwa murid-murid yang mengangumi geng coldiest terutama Iqbaal, menatap (Namakamu) sinis.

(Namakamu) mendongakkan kepalanya dengan mata yang membulat serius, "Tadi Aca bilang (Namakamu) bisa di makan sama kak Iqbaal. Emangnya kak Iqbaal kanebo ya?"

Rasya mengusap wajahnya kasar, "(Nam), pliss kanibal bukan kanebo. Dan maksud gue itu gak gitu!!!"

(Namakamu) menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Gak gitu gimana Aca?"

"Intinya kak Iqbaal bukan kanibal."

"Yaudah kalo gitu kanebo aja," Ucap (Namakamu) santai.

"ARI SIA!" Kesal Rasya membuat (Namakamu) mengerutkan dahinya.

"Aca ngomong bahasa apa tuh?" Tanya (Namakamu).

"Bodo (Nam)!"

Rasya memalingkan wajahnya dari gadis itu kemudian memijjit pelipisnya. Sepertinya menghadapi otak (Namakamu) yang kelewat polos itu akan menjadi makanan sehari-harinya. Terlebih mereka berdua duduk sebangku.

"Aca."

Rasya menatap (Namakamu) seraya mengangkat satu alisnya.

"Aca tau gak gimana kak Iqbaal? Kayak sifatnya gitu? (Namakamu) pengen tau, soalnya buat nambah-nambah di note book khusus (Namakamu)," Tanya (Namakamu) seraya mengeluarkan note book khususnya dari saku rok merah nya.

Rasya mengernyit ketika kedua bola matanya melihat buku kecil di tangan gadis itu.

"Apaan tuh?"

"Note book (Namakamu) Aca, (Namakamu) kan udah bilang."

Rasya hanya ber-oh ria seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menatap lapangan yang kini dihiasi oleh banyak murid SMA Samudra maupun SMA Angkasa yang berlalu lalang. Ada yang tengah ribut membicarakan acara perayaan ulang tahun, ada yang memperhatikan geng coldiest yang tengah berada di depan ruang guru, dan ada juga yang hanya sekedar santai di lapangan.

"Aca kok diem sih?!"

Rasya menolehkan wajahnya pada (Namakamu), "Ya terus gue harus gimana (Nam)?"

"Tadi kan (Namakamu) tanya, Aca tau nggak kak Iqbaal kayak gimana!!!" Kesal (Namakamu).

Rasya mendengus sebal, "Kak Iqbaal itu orangnya super dingin, terus kelas 11 A5, dia itu serem, ketua geng sekaligus ketua band nya, dan you know lah!!" Ucap Rasya.

(Namakamu) mengangguk-anggukkan kepalanya seraya menulis di note book khususnya itu. Sesekali ia mengerutkan dahinya karena lupa perkataan yang diucapkan Rasya tadi.

Gadis itu mendongakkan kepalanya ketika telah selesai menulis, "Terus apalagi Ca?"

"Ya udah segitu aja. Lagian kan gue bukan anak SMA Angkasa (Nam), jadi gue gak begitu tau," Ucap Rasya.

(Namakamu) hanya ber-oh ria seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Berarti anak SMA Angkasa pasti tau dong tentang kak Iqbaal?"

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now