>ujian praktik<

686 117 0
                                    

Mulmed itu lagu judulnya bunda. Kalian bisa putar di waktu scene (Namakamu) ujian praktik oke!

Happy reading!

>>><<<

(Namakamu) kini sedang mondar-mandir. Teman sekelasnya sudah pergi ke lapangan, sedangkan dirinya masih berjalan-jalan tidak jelas di dalam kelas. Bingung dan panik. Itulah yang dirasakan (Namakamu) sekarang. Bagaimana ini? Ia sama sekali lupa jika ujian praktik dilaksanakan hari ini.

Sementara, keadaan di lapangan kini sudah dikerumuni oleh murid SMA Samudra. Kebetulan ujian praktik alat musik dilaksanakan sewaktu jam istirahat tiba. Emang menyebalkan Pak Wijaya!

"(Namakamu)."

Pak Wijaya celingak-celinguk mencari keberadaan salah satu muridnya itu. Ia mengedarkan pandangannya. Apa murid satunya itu izin?

"(Namakamu) kemana?" Tanya Pak Wijaya.

Tentu murid kelas 10 A2 kebingungan ditambah lagi perasaan mereka yang deg-degan akibat ujian praktik ini ditonton oleh sebagian murid SMA Samudra. Mereka saling memandang satu sama lain hingga akhirnya salah satu murid mengangkat tangannya.

"Pak, saya tadi liat (Namakamu) masih di kelas," Ucap murid yang beberapa jam lalu bertanya kepada (Namakamu) tentang bass yang akan dipinjamnya.

"Sya, Lo susul (Namakamu) cepetan," Bisik Risa.

Rasya menolehkan wajahnya ke samping seraya mengedikkan bahunya.

"Buruan! Lo mau kejadian kak Adel keulang lagi?"

Oke. Ucapan Risa membuat Rasya mengacungkan tangannya. Ia memutuskan untuk menyusul (Namakamu) ke kelas daripada gadis itu kenapa-napa.

"Pak, saya susul (Namakamu)."

Pak Wijaya mengangguk, "Bagus. Cepat."

Rasya berdiri dari posisi duduknya. Ngomong-ngomong mereka duduk lesehan, tentunya dialasi sebuah karpet besar. Biasa, Pak Wijaya ingin ujian praktik kali ini ala-ala liburan. Maklum kurang liburan. Eh.

"(Nam)...."

Rasya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Terlihat gadis itu sedang mengacak-acak rambutnya tak jelas.

"(Namakamu) ngapain Lo disini? Pak Wijaya panggil Lo."

(Namakamu) menghentikan kegiatannya, ia menatap Rasya kemudian menampilkan raut panik nya.

"Aca! (Namakamu) kangen Aca!"

Jantung Rasya berdegup kencang ketika gadis itu memeluknya secara tiba-tiba. Ia menghela nafas, tidak membalas pelukan gadis itu. Bagaimana kalau perasaannya semakin dalam, bukan malah menghilang?

"Aca! Jangan pergi lagi ya!!" Ucap (Namakamu).

Rasya sedikit mengangkat senyumnya ketika mendengar ucapan gadis itu.

"Aca harus tetap disamping (Namakamu)!!" Oceh (Namakamu).

Rasya mengelus pucuk kepala gadis itu. Sungguh ia tidak bisa menahan rasa bahagia yang memenuhi dadanya. Apa gadis itu mulai menyukainya?

"Aca? Janji ya!"

Rasya terkekeh membalas pelukan gadis itu.

Tanpa mereka sadari kedua pasang mata itu menyaksikan interaksi hangat keduanya. Lelaki itu mengepalkan tangannya kemudian menetralkan emosinya.

"(Namakamu)."

(Namakamu) melepas pelukannya kemudian membalikkan badannya. Ia menatap Iqbaal yang kini berdiri di ambang pintu kelas dengan sebuah benda di sebelah tangannya.

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang