>ketemu jodoh!<

7K 335 11
                                    

"Ini seragam nya Bun? Kok warnanya merah?"

Kanaya menghampiri anak gadisnya yang kini tengah memandang heran baju beserta rok di tangannya.

"Iya, itu. Bunda sengaja nempatin kamu di sekolah—"

"BUNDAAA HUAAAAA!!!!"

(Namakamu) menutup kedua telinganya ketika mendengar suara jeritan dari sang adik. Selalu saja, Alya Revania--adiknya menangis disaat yang tidak tepat. Seperti sekarang ini. Padahal (Namakamu) sedang bertanya kepada Kanaya mengenai seragam baru di sekolah barunya.

Berbicara tentang sekolah, (Namakamu) memang pindah dari sekolah lamanya karena tempat tinggal nya pun pindah. Dan kebetulan sekolah barunya itu cukup dekat dengan rumah yang kini ia tempati.

"Kenapa dek?"

"Bu-bunda, tadi adek liat ada kecowwa telbang hiks!!" Alya yang berumur sekitar 5 tahun itu menangis keras. Kedua matanya memejam erat dengan bibir yang gemetar.

Kanaya menggendong anak keduanya itu seraya mengelus punggungnya.

"Adek jangan nangis, kecoa nya kan gak ngigit adek."

Alya tetap menangis. Sedangkan (Namakamu) menatap datar adiknya itu.

"Adek. Kakak punya sesuatu, tapi adek gak boleh nangis, owkay?"

Alya memberhentikan tangisannya ketika mendengar ucapan sang kakak.

"Owwkayy kak!!" Alya dengan cepat memberontak turun dari pangkuan sang ibunda. Gadis kecil itu memeluk kaki (Namakamu) seraya mengerjabkan kedua bola matanya.

"Kakak punya pelmen?"

"Atau kakak punya cucu ewnak?"

(Namakamu) mensejajarkan tingginya dengan Alya. Ia menatap adiknya yang polos itu.

"Mana kakak!! Aya mau cepet-cepet minyum!!"

(Namakamu) memperlihatkan sesuatu di depan wajah adiknya. Seketika tangisannya pecah kembali.

"BUNDAAA KAKAK JAHATTT AYA TAKWUTTTT!!

(Namakamu) tertawa keras ketika melihat ekspresi sang adik. Ia memberikan mainan berbentuk kecoa. Makanya adiknya itu berteriak histeris.

"Kakak! Jangan jail kasian adeknya!!"

(Namakamu) tidak memperdulikan ucapan bundanya. Ia tetap tertawa. Memang inilah kebiasaan (Namakamu), menjahili adiknya. Dan itu akan selalu menjadi kebiasaan favoritnya.

>>><<<

"Bunda!!!"

Kanaya memberhentikan gerakkan tangannya. Ia menghela nafas panjang kemudian menyimpan beberapa makanan yang sudah tersaji ke atas meja makan.

"BUNDAAAAA!!!"

"Berisik kakak!!! Adeknya lagi tidur!!"

Seperti itulah (Namakamu), meski dirinya sudah menginjak bangku SMA kelas 10 namun sifat kekanakannya masih melekat erat pada dirinya.

"BUNDA CEPETAN KESINI!!!"

Kanaya menghela nafas kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar anak gadisnya yang berada di lantai 2.

"Apa sih kak?"

"Bunda lihat, (Namakamu) lucu gak?

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang