>audisi vokalis<

783 118 0
                                    

"Jadi sekarang masih sakit?" Tanya Iqbaal. Pria itu membawa (Namakamu) ke sebuah kedai es krim.

(Namakamu) menyipitkan kedua matanya seraya menggeleng, "Nggak!"

Iqbaal terkekeh seraya mengelus pucuk kepala gadis itu. Kalian tahu? Ternyata yang mengakibatkan (Namakamu) menangis di pinggir jalan itu karena gadis itu terjatuh.

"Beneran nggak ada yang sakit?"

(Namakamu) menggeleng dengan cepat seraya memakan es krim nya dengan khidmat. Sedangkan Iqbaal hanya memandangi gadis itu.

"Kak Iqbaal gak mau?" Tanya (Namakamu) seraya menyodorkan sebuah sendok plastik dengan es krim rasa vanilla di atasnya.

Iqbaal menggeleng.

Gadis itu melanjutkan memakan es krimnya. Setelahnya ia mengelap bagian sudut bibirnya dengan tissue yang tersedia di kedai es krim itu.

"Gue antar Lo pulang ya?"

Kedua mata (Namakamu) menatap lantai yang dipenuhi jejak sepatu dan sandal. Bagaimana ia bisa pulang? Ibundanya saja tidak menerimanya lagi karena surat dari sekolah yang menyatakan dirinya di skors selama 3 hari.

"(Namakamu) mau ke rumah sodara dulu kak. Kak Iqbaal pulang duluan aja," Alibi (Namakamu).

Iqbaal terdiam sejenak kemudian mengangkat kedua alisnya, "Beneran?"

(Namakamu) mengangguk seraya menampilkan senyum andalannya.

Iqbaal beranjak dari kursinya kemudian menepuk pelan pucuk kepala gadis itu, "Gue pulang duluan ya. Kalau ada apa-apa, bilang gue."

(Namakamu) mengacungkan jari jempolnya seraya menyipitkan kedua matanya membuat pria itu terkekeh. Seiring detik berjalan, kini Iqbaal tak lagi terlihat oleh gadis itu. Ia menghela nafas kemudian berjalan keluar dari kedai es krim.

Kedua kakinya melangkah tanpa arah. Ia tak tahu harus berjalan kemana. Tujuannya saja sudah tak ada.

Gadis itu memegang pipinya. Kedua pipi (Namakamu) terasa sakit akibat paksaan Richard semalam. Tapi untungnya, semesta masih berpihak kepadanya. Semalam ia bisa meloloskan diri meskipun kedua pipinya di cengkram oleh pria dewasa itu.

"Om lepasin (Namakamu)...."

Richard terkekeh seraya meminum alkoholnya, "Diam kamu. Saya minta kamu malam ini saja...."

(Namakamu) menggelengkan kepalanya seraya menangis, "Gak! Om, (Namakamu) mau pulang!!!"

Beberapa wanita yang tengah mabuk pun menatap (Namakamu) dengan kekehannya. Tentu saja mereka tak sadar karena kandungan alkohol yang mampu menghilangkan otak waras nya.

"Saya akan lepasin kamu, kalau kamu mau memberikan tubuh kamu malam ini," Racau Richard seraya tertawa.

(Namakamu) menggeleng cepat kemudian menggigit tangan pria itu. Richard sempat meringis sebelum ia mencengkram kedua pipi gadis itu sehingga membuat gadis itu menangis keras.

"Om sakit!!!" Teriak (Namakamu) ketakutan.

Richard tertawa seraya mengencangkan cengkramannya. Tak ada cara lain, gadis itu menendang perut Richard hingga membuat pria itu tersungkur. Dengan kecepatan kilat, (Namakamu) berlari dengan sebelah tangan yang memegang pipinya yang membiru.

Lamunan gadis itu runtuh ketika rintik air menghujani wajahnya. Ia mendongakkan kepalanya, menatap langit yang kini tengah menurunkan hujan dengan deras.

Sengaja ia tak berlari mencari tempat untuk berteduh. Lagipula, dirinya sudah basah kuyup. Percuma saja jika dirinya berteduh.

Kedua mata gadis itu menatap sebuah cafe yang tentu tak asing baginya. Ia melangkahkan kedua kakinya masuk karena tak ada pilihan lain, badannya sudah menggigil.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now