>api unggun<

686 110 10
                                    

"(Nam), apa tantangannya?"

(Namakamu) menyengir menatap wajah teman-temannya yang penasaran terhadap kata-kata di balik kertas kecil yang dipegangnya.

"Sebentar (Namakamu) teliti dulu," cengir (Namakamu).

(Namakamu) menatap sobekan kertas itu lekat setelahnya menatap teman-temannya kembali.

"Apa (Nam)?"

(Namakamu) memanyunkan bibirnya, "(Namakamu) bingung harus bilang apa."

"Ck tinggal sebutin masa bingung (Nam)?" sahut Rasya.

(Namakamu) mengerjabkan matanya beberapa saat sebelum gadis itu memeluk Arkan dari samping. Seketika mereka membulatkan matanya terkejut. Begitupun dengan Arkan.

"(Nam), Lo ngapain?!" Arkan menatap ke samping membuat wajah mereka hanya berjarak beberapa cm.

Sejujurnya jantung Arkan sudah berdetak beberapa kali lebih cepat. Ia belum pernah dipeluk oleh seorang gadis meskipun dari samping seperti ini. Apalagi ini di tempat keramaian.

(Namakamu) menatap wajah Arkan serius, "Kak Arkan ganteng banget (Namakamu) suka."

Lagi-lagi teman-teman yang lain membulatkan matanya seraya bertepuk tangan ricuh. Menurut mereka (Namakamu) pasti sedang mengutarakan perasaannya. Mereka benar-benar antusias, kecuali satu orang yang kini sudah berekspresi kesal.

"Gila woy (Namakamu) nembak si Arkan!" teriak Karel membuat keadaan semakin ricuh. Banyak dari mereka yang menyoraki (Namakamu) dan Arkan.

"(Nam)," ucap Arkan pelan menahan nafasnya.

"Cie jadian!!"

"Jadian kuy!!"

(Namakamu) tersenyum menatap Arkan. Kedua matanya kini memancarkan kebahagiaan. Arkan terpaku menatap senyum manis gadis itu.

"I love you Kak."

Cup

"AAAAAAA!!!"

"CIEEEE!!"

"ANJING SI ARKAN GAK JOMBLO!"

"Traktir!"

"Congratulations (Namakamu) dan Kak Arkan!!"

"AAAAA GUE IRI!"

"HUEHUEE GAK JOMBLO LAGI!!"

"KIWWWW!!"

Sekiranya seperti itulah jeritan teman-teman kelas (Namakamu). Mereka tertawa bahagia menatap Arkan yang kini terpaku. Ah bahkan pria itu tak bergerak sama sekali setelah (Namakamu) mencium pipinya.

Tanpa mereka sadari, pria berbaju hitam itu sedari tadi menahan kekesalannya. Emosinya benar-benar memuncak kala melihat (Namakamu) mencium pipi sahabatnya secara terang-terangan.

"ARKAN TERIMA (NAMAKAMU)!!"

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"AYO TERIMA!"

"TERIMA WOY TERIMA!!"

(Namakamu) melepas pelukannya lalu menghadap ke teman-temannya yang kini semakin ricuh. Ia memperlihatkan kertas kecil yang sedari tadi ia pegang.

"(Namakamu) udah lakuin tantangannya. Ayo lanjut!" ucap (Namakamu) santai membuat keadaan seketika hening. Mereka melongo menatap (Namakamu).

"Lah Lo belum sebutin apa tantangannya. Kapan ngelakuin?"

Ketua Geng [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя