>surat peringatan<

751 131 4
                                    

"Lo—"

"Gue Biya, temannya Bella. Lo masih inget?" Tanya gadis itu seraya menaikkan sebelah alisnya.

(Namakamu) berpikir sejenak kemudian menatap Biya. Ia ingat gadis yang sekarang duduk di sampingnya ini adalah sahabat dari Bella—gadis yang beberapa waktu lalu pernah menjadi orang terdekatnya.

"Lo ikut daftar ya?"

(Namakamu) mengangguk.

"Tujuan Lo ikut daftar tuh apa sih?" Tanya Biya seraya menaikkan sebelah alisnya. Sedikit demi sedikit senyum miringnya mengembang.

"(Namakamu) mau aja ikut. Soalnya udah lama (Namakamu) nggak nyanyi."

Biya memutar bola matanya kemudian merapatkan kursinya dengan kursi yang ditempati (Namakamu).

"Jangan harap Lo bisa lolos. Karena Lo tau? Orang kayak Lo gak pantas nyanyi di atas panggung. Apalagi sama kak Iqbaal."

(Namakamu) menatap kedua mata Biya. Terdapat kilat kebencian di kedua bola mata gadis itu. Ia berpikir, jadi gadis itu berniat menjatuhkannya?

"Lo, sekedar bocah yang bisanya minta duit sama om-om."

Biya mendekati telinga (Namakamu), "Lo deketin kak Iqbaal, Lo tau apa yang akan terjadi sama lo."

Setelahnya gadis dengan rambut panjang pirang itu pergi dengan senyuman sinis nya. (Namakamu) menghela nafas. Sudah berapa orang yang melarang kedekatannya dengan Iqbaal?

Mungkin mereka bisa mengancam dirinya, tapi (Namakamu) berjanji tak akan mundur sedikitpun meskipun hanya berjarak satu langkah.

"(Namakamu) Aylazea."

(Namakamu) bangkit dari posisi duduknya kemudian menghampiri beberapa meja yang berjejer di depan. Ia yakin pasti ia bisa melewati audisi ini. Persetan dengan Biya, gadis itu tak akan bisa menggagalkannya.

>>><<<

"Jadi audisi nya kira-kira kapan?" Tanya Arkan seraya memakan snacks pilus.

Raka melirik Arkan sekilas kemudian melanjutkan memainkan ponselnya. Sedangkan Karel dan Kevin tengah beradu permainan catur.

"Ck woy!"

Iqbaal yang tengah memainkan senar bass nya pun mendongakkan wajahnya menatap Arkan.

"Besok."

"Kecepetan woy!" Bantah Raka.

"Yaudah terserah Lo."

Setelah Iqbaal berucap demikian, pria itu bangkit dari posisi tidurnya kemudian keluar dari ruang musik SMA Angkasa.

"Woy Baal!"

Iqbaal tidak menghiraukan panggilan teman-temannya. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju suatu tempat untuk menemui seseorang.

"Semenjak dia deket sama tuh cewek. Dia berubah!" Ucap Raka seraya mendengus kasar.

Kevin tersenyum dalam diam. Sedangkan Karel hanya tertawa tidak jelas.

Arkan menatap teman-temannya kemudian ia beranjak keluar.

"Napa sih tu orang?" Tawa Karel.

>>><<<

(Namakamu) berjalan memasuki kelas yang ia tempati. Kedua matanya membola pada teman sebangkunya yang kini hilang entah kemana. Gadis itu menduduki kursi miliknya kemudian menatap orang-orang yang sibuk dengan kegiatannya. Kebetulan hari ini jam kosong sampai waktu pulang tiba. Entah apa yang membuat para guru sampai berbaik hati seperti ini.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now