>sakit bareng<

632 106 19
                                    

(Namakamu) menatap ke segala penjuru ruangan tengah itu. Kedua matanya menelisik seperti seorang pencuri. Jujur, ia kepo dengan Iqbaal yang tiba-tiba keluar apartemen dengan cuaca dingin seperti ini.

Dulu Iqbaal pernah bilang, ia tak suka jika keluar malam-malam, apalagi cuaca saat cuaca dingin. Jadilah (Namakamu) kepo dengan kepergian Iqbaal dua menit lalu. Ia ingin menyusulnya, tetapi Karel menyuruhnya untuk tetap diam di sofa empuk itu.

Jadi, (Namakamu) harus bagaimana?

Tapi (Namakamu) kepo banget Iqbaal mau kemana.

"(Nam), kamu masih disitu kan sayang??" teriak Karel dari dapur membuat (Namakamu) terkejut.

Gadis itu mengerjabkan kedua matanya, "Iya kak!!"

"Tungguin ya, bentar lagi sup nya matang kok," teriak Karel lagi.

"Iyaa!!"

(Namakamu) menutup mulutnya dengan tangan kanannya lalu mulai bangkit dari posisi tidurnya. Gadis itu berdiri dengan tangan yang berpegangan pada dinding.

"Ssssh," ringis (Namakamu) ketika luka di kakinya terasa sakit akibat dirinya berjalan.

"(Nam), kamu kenapa?!!" teriak Karel.

(Namakamu) memejamkan matanya sesaat, "Nggak kak. Gue nggak apa-apa!!"

Kedua kaki terbalut celana pendek itu kembali melangkah menuju pintu utama apartemen.

Lama melangkah, akhirnya gadis itu sampai diluar apartemen. Wajahnya menahan rasa sakit yang kian menyerang lukanya.

"Argh, kenapa harus sakit sih?!" decak (Namakamu). Gadis itu memejamkan matanya sesaat. Ia harus segera melangkah kembali sebelum Karel menyadari dirinya tidak berada di apartemen lagi.

Dengan langkah sulit, (Namakamu) melanjutkan langkahnya kembali. Ia menatap ke sekelilingnya ketika sudah sampai pinggir jalan.

Tidak terlihat keberadaan Iqbaal. Sepertinya pria itu sudah menghilang atau bahkan—

Nah itu dia!

(Namakamu) menatap gang kecil yang berada cukup dekat dari posisi dirinya sekarang. Ia yakin pasti Iqbaal melewati jalan kecil itu.

Tanpa membutuhkan waktu lama untuk berpikir, (Namakamu) berjalan mendekati gang kecil itu. Perlahan dahinya mengernyit ketika telinganya menangkap suara seseorang jatuh.

Hal itu membuat (Namakamu) semakin bingung. Gadis itu mempercepat langkahnya.

Bugh

Bugh

Bugh

(Namakamu) membulatkan matanya ketika melihat Iqbaal yang tengah bertarung bersama banyak pria. Kedua mata gadis itu semakin membulat ketika melihat seorang cowok yang siap memukul Iqbaal dengan balok paku. Cowok itu mengangkat balok paku tersebut membuat (Namakamu) panik seketika.

"AWAS!!!"

BUGH

Brukk

Iqbaal membalikkan badannya dengan cepat ketika mendengar teriakan sekaligus suara ringisan di belakangnya. Kedua matanya terkejut menatap seorang gadis yang kini tergeletak di tanah dengan punggung yang mengeluarkan darah.

"(Namakamu)!"

Pria dengan balok paku itu menginstruksi anak buahnya untuk kabur. Sedetik kemudian kelima cowok itu berlari membuat Iqbaal benar-benar emosi.

"(Nam)!!" Iqbaal menepuk pipi gadis itu. Kedua mata (Namakamu) terpejam dengan bibir yang mengeluarkan darah.

Iqbaal menatap sekelilingnya. Sepi, tak ada siapapun. Sedangkan ia butuh bantuan saat ini juga. Ponsel? Sengaja ia tinggal di kamar apartemennya. Kalau kejadiannya akan begini, sungguh Iqbaal menyesal telah meninggalkan ponselnya di kamar miliknya tadi.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now