>feelings<

1K 168 7
                                    

'Cklek'

"Darimana kamu?" Tanya Kanaya seraya memegang kemoceng di tangannya. Kegiatannya terhenti karena suara pintu utama rumahnya yang terbuka.

(Namakamu) menyengir, "Abis jalan-jalan sama Aca, bun. Maaf ya (Namakamu) pulang malam."

Kanaya terdiam sejenak, "Aca siapa?"

"Teman (Namakamu) yang baru di sekolah. Dia baik kok Bun."

Kanya menganggukkan kepalanya, lalu melanjutkan membersihkan debu yang memenuhi permukaan meja ruang tamu.

Melihat perubahan perilaku sang ibunda, membuat gadis itu berjalan mendekat. Ia ingin meminta maaf. Sungguh, mungkin ini yang harus ia lakukan.

"Bunda."

Kanaya menegakkan tubuhnya seraya menatap (Namakamu).

"Maafin (Namakamu) ya bunda."

Kanaya tersenyum seraya mengelus pucuk kepala (Namakamu). Setelahnya ia melanjutkan kegiatannya. (Namakamu) menunduk kemudian berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai 2.

Tak sengaja kedua bola matanya menangkap sosok adiknya yang tertidur pulas di atas kasurnya. Ia memasuki kamar sang adik kemudian duduk di pinggir ranjang.

"Kakak sayang adek. Apapun akan kakak lakuin untuk adek," Gumam (Namakamu).

Dengan gerakan cepat seraya menahan sesak di dadanya, gadis itu berlari menuju kamarnya dan mengunci pintunya. Ia duduk seraya memeluk lututnya di balik pintu kamar itu.

"Aku capek, bunda..."

>>><<<

"Pulang sekolah kamu bisa bantu bunda di cafe?"

(Namakamu) menggendong ranselnya. Ia sedikit terdiam atas pertanyaan sang ibunda. Beberapa saat kemudian ia tersenyum.

"Aku usahakan ya bunda. Adek perlu dijemput?" Tanya (Namakamu).

"Adek gak perlu dijemput. Jadi kamu langsung aja ke cafe, ya...."

(Namakamu) mengangguk seraya menyalami punggung tangan sang ibunda.

"Bunda bilang apa?"

Kanaya tersenyum seraya menepuk-nepuk pelan pucuk kepala gadis itu, "Anak bunda yang lucu."

(Namakamu) tersenyum manis kemudian memeluk sang ibunda. Rasanya hangat, semoga ia bisa merasakan kehangatan itu selamanya.

"Aku pergi dulu ya bunda."

Kanaya mengangguk kemudian menatap punggung anak gadisnya yang hilang tertelan pintu penumpang mobil. Ia tersenyum.

>>><<<

"ACA!!! ACA LIAT CEPAT!!" (Namakamu) berteriak histeris ketika melihat Iqbaal tengah menggendong anak kecil. Tentu hal itu membuat tingkat ketampanannya yang semakin membuat para gadis tergila-gila.

Rasya mendengus. Sudah pasti jika teman sebangkunya berteriak maka gadis itu melihat seorang lelaki yang diidolakannya. Siapa lagi kalau bukan seorang Iqbaal.

"ACA!!! HUAAA KAK IQBAAL GANTENG BANGET WOY!!!"

Tidak ada yang mendengar teriakan (Namakamu), karena di dalam kelas hanya ada mereka berdua. Tentunya yang lain sudah berada di luar, memenuhi setiap sisi lapangan, seakan Iqbaal adalah sesuatu yang bisa memanjakan hati.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now