>pasar malam<

965 161 10
                                    

(Namakamu) memejamkan matanya seraya menahan lelah yang memenuhi tubuhnya. Kedua kakinya terus berlari menjauhi rumahnya. Ia memegang lututnya ketika kakinya tak bisa berkompromi lagi.

"Adek, kenapa?"

Alya menatap sang ibunda dengan bibir yang bergetar karena tangisan.

"Kakak nggak sayang lagi sama adek. Kakak juga nggak sayang lagi sama bunda."

Kanaya mengerutkan dahinya, "Loh emang kakak kenapa?"

"Kakak nggak mau ikut jalan-jalan sama Papa Nathan dan bunda."

Kanaya menghela nafas. Maksud anak gadisnya itu apa? Ia sengaja ingin mempermalukan dirinya di depan pria yang baru-baru ini ia cintai?

"Yaudah adek gak usah pikirin. Kakak emang udah nggak sayang lagi sama kita. Udah ya dek."

Alya mengangguk pelan kemudian beranjak menuju kamar mandi. Kanaya mengikutinya seraya mendengus sebal.

(Namakamu) yang berdiri di balik pintu kamar Alya pun tersenyum berarti kemudian pergi keluar rumah.

"(Namakamu)?"

Gadis itu mendongakkan kepalanya. Ia menatap seorang lelaki yang kini berdiri di depannya dengan kedua alis yang mengangkat.

"Kak Iqbaal?" Senyum (Namakamu) seketika terbit.

Iqbaal memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie nya.

"Lo ngapain disini? Baru aja gue mau jemput ke rumah Lo."

(Namakamu) menggeleng, "Nggak. Ayok kita kemana kak?"

Iqbaal menggaruk kepalanya.

"AH (NAMAKAMU) PUNYA IDE KAK!"

(Namakamu) menarik pergelangan tangan Iqbaal seraya berlari kecil. Iqbaal yang diperlakukan seperti itupun hanya tersenyum kecil.

"(Namakamu) mau ke pasar malam!" Ucap (Namakamu) semangat.

"Pasar malam?"

(Namakamu) mengangguk dengan cepat.

"Yaudah ayok."

Sekarang Iqbaal yang menarik pergelangan tangan gadis itu membuat hati (Namakamu) berdesir hebat. Ia menatap lelaki yang kini menariknya. Sungguh ini semua seperti mimpi.

"Kita jalan aja ya? Deket kok dari sini."

(Namakamu) mengangguk seraya tertawa.

"Kak Iqbaal udah punya pacar ya?" Tanya (Namakamu) tanpa melunturkan senyumnya.

Iqbaal menatap sekilas gadis di sampingnya, "Gue nggak pernah pacaran."

(Namakamu) menatap sepatu kets nya. Ia baru teringat jika pria di sampingnya adalah seorang lelaki yang anti dengan wanita. Tapi, sepertinya Iqbaal sudah berubah. Buktinya saja, sekarang lelaki itu mau jalan dengannya.

"Kenapa?" Tanya Iqbaal.

(Namakamu) tersadar dari lamunannya, "Nggak kak. Kakak ada niatan pacaran?"

Iqbaal menghela nafas seraya menatap langit hitam, "Untuk sekarang belum ada."

(Namakamu) menatap pohon di sampingnya. Jika begini, berarti lelaki itu akan menggantungnya? Ah, memangnya lelaki itu mencintai dirinya?

"Tapi gue yakin Lo satu-satunya cewek yang bisa bikin gue mau menjalani hubungan."

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan cepat, "Hubungan apa kak?"

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang