>daftar calon vokalis<

721 121 5
                                    

(Namakamu) menatap Iqbaal yang kini tertawa akibat pernyataan yang ia lontarkan tadi. Padahal (Namakamu) serius, tapi lelaki itu sepertinya menganggap candaan.

"Ish (Namakamu) serius!!! Kak Iqbaal jadi pacar (Namakamu) ya??" Bujuk (Namakamu).

Iqbaal menghentikan tawanya, "Lagian nyatain perasaan kok nggak ada romantis-romantisnya!"

(Namakamu) berpikir sejenak kemudian ia menjetrikan jarinya, "Kak Iqbaal tunggu disini ya!"

Iqbaal mengangguk dengan sisa tawanya. Sedangkan (Namakamu) mulai mencari sesuatu di area lokasi danau itu.

"Nah itu pasti romantis!" Gumam (Namakamu) seraya tersenyum.

Gadis itu berbalik seraya menyembunyikan sesuatu yang ia ambil dibalik punggungnya.

"Kak Iqbaal!"

Iqbaal beranjak dari posisi duduknya kemudian berdiri menghadap gadis yang kini menampilkan ekspresi senyum tertahannya.

"Lo ngapain sih?" Iqbaal menggaruk pelipisnya.

"Tebak! Menurut Kak Iqbaal, (Namakamu) bawa apa?!" Antusias (Namakamu).

"Paling kutu loncat," Ucap Iqbaal meledek.

(Namakamu) menajamkan tatapannya seraya berdecak kesal, "Nggak ya! Mana ada kutu loncat!"

Iqbaal terkekeh, "Ada. Lo belum pernah liat ya?"

(Namakamu) menatap ke atas lalu menggeleng seraya nyengir kuda.

"Nih buat kak Iqbaal. 20 susu kotak yang lucu kayak kak Iqbaal!"

Iqbaal membulatkan matanya ketika melihat 20 buah susu kotak yang berada di karung putih yang gadis itu pegang. Darimana gadis itu mendapatkan susu kotak sebanyak itu?

"Ini Lo darimana (Nam)? Jangan-jangan lo maling ya?" Iqbaal menatap (Namakamu) serius.

(Namakamu) mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu yang bisa ia bawa untuk Iqbaal.

"Bunda kok beli banyak banget?"

"Bunda sengaja beli banyak untuk adek. Adek pegang dompet bunda ya, bunda mau ke toilet dulu. Adek tunggu disini, jangan kemana-mana."

Anak kecil itu mengangguk, "Iya bunda."

(Namakamu) menjetrikan jarinya seraya tersenyum puas. Gadis itu mendekati seorang anak kecil yang tengah berdiri sendiri kemudian mensejajarkan tingginya dengan anak kecil itu.

"Hai adek!"

Anak kecil itu tersentak kemudian perlahan menjauhi (Namakamu) dengan wajah takutnya.

"Adek, mm kakak boleh pinjam dompet bunda?"

Anak kecil itu menatap dompet yang kini ia pegang lalu ia menatap (Namakamu) seraya menggeleng.

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya kemudian mengambil paksa dompet itu. Ia mengambil sesuatu di dalam dompet itu kemudian mengembalikannya. Terlihat anak kecil itu menangis ketika (Namakamu) mengambil karung putih yang berisi susu kotak miliknya secara tiba-tiba.

"Adek kakak pinjam dulu ya. Nanti kakak kembaliin. Dahh adek!"

(Namakamu) berlari meninggalkan anak kecil yang tengah menagis itu. Ia terkikik kemudian berjalan menuju Iqbaal.

Iqbaal mengacak rambutnya tak habis pikir atas perilaku gadis itu. Bisa-bisanya ia membawa susu kotak milik anak kecil sedangkan anak kecil itu menangis. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now