>menyebalkan!<

613 108 9
                                    

Kevin terkekeh sinis lalu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. (Namakamu) memalingkan wajahnya, mencoba untuk keluar dari kungkungan pria itu.

"Shut up your mouth, baby," bisik Kevin.

PLAK!

Kevin menatap wajah (Namakamu) yang memerah. Ia memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh gadis itu. Ia terkekeh sinis.

"Maksud Lo apa?" Kevin tersenyum miring.

(Namakamu) mengepalkan kedua tangannya, "Berhenti bersikap seakan Lo bisa nguasain gue!"

Kevin menatap gadis itu, "Faktanya kan?"

(Namakamu) tersenyum sinis, "Jaga omongan Lo. Jangan sampe Lo nyesel sama omongan Lo sendiri."

Gadis itu mendekati Kevin lalu bersidekap dada, "Gue gak akan kalah dari Lo!"

Setelahnya (Namakamu) membalikkan badannya lalu berjalan menuju tempat teman satu tim nya berada. Kevin menatap gadis itu. Ia tertawa sinis.

"Bodoh!"

>>><<<


Berjalan di sore hari memang menyenangkan. Matahari tidak sepanas ketika hari masing siang. Tetapi tetap saja melelahkan bagi pria berambut hitam itu. Ah sepertinya semua orang pun merasakan hal yang sama jika terus berjalan tanpa henti, apalagi di sebuah bukit.

"Ngapain Lo?"

Iqbaal menatap Arkan. Ia memegang kedua lututnya, mencoba menetralkan deru nafasnya.

"Capek," ucap Iqbaal.

Arkan terkekeh seraya menepuk bahu Iqbaal, "Yaelah gitu doang capek Lo."

Iqbaal mendengus sebal mendengar ledekan Arkan. Ngomong-ngomong, mereka satu tim. Dan tim mereka kini sedang beristirahat di sebuah pohon besar.

"Minum nih." Arkan melemparkan botol minumnya dan dengan cepat Iqbaal tangkap. Setelahnya Arkan duduk di samping Iqbaal seraya memeluk lututnya.

"Thanks," ucap Iqbaal seraya mengembalikan botol minum milik Arkan.

Arkan mengangguk. Keduanya terdiam beberapa saat sebelum Arkan memulai pembicaraan.

"Lo yakin?"

Iqbaal menolehkan wajahnya ke samping, "Hm?"

"Lo yakin?" ulang Arkan.

Iqbaal mengerutkan dahinya, "Maksud Lo?"

Arkan mendengus, "Ck gak jadi!"

Iqbaal memutar bola matanya, "Gak jelas Lo!"

Arkan mendengus. Ia mengedarkan pandangannya. Menatap beberapa teman satu tim nya yang sedang berbincang-bincang seraya mencuri pandang ke arah dirinya dengan Iqbaal. Tentu saja mereka adalah adik kelasnya, yang berarti teman satu kelas (Namakamu).

"Lo mau nge-gebet mereka gak tuh?" tanya Arkan menatap cewek-cewek satu tim nya.

Iqbaal menatap Arkan kemudian mendengus, "Gak. Gue setia."

Arkan menampilkan senyum jahilnya, "Masa? Gue gak percaya."

"Tuh liat, mereka pada liatin Lo Baal," lanjut Arkan tersenyum jahil.

Iqbaal memutar bola matanya, "Lo aja sana. Kelamaan jomblo sih!"

Arkan mendengus. Sekarang dia yang kesal. Iqbaal itu kalau ngomong suka bener.

"Gini-gini juga banyak yang ngantri bro," ucap Arkan sombong.

"Kegeeran Lo!" ucap Iqbaal.

Arkan tidak menjawab. Pria itu lebih memilih untuk menatap bukit dengan pohon-pohon tinggi di sekitarnya. Sejuk, sudah pasti.

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now