>supermarket<

557 111 66
                                    

Cklek

"(Namakamu)?! Gimana penampilan tadi? Lancar kan??"

Kanaya menghampiri (Namakamu) yang kini terdiam di ambang pintu dengan wajah pucatnya. Wanita paruh baya itu memegang jidat sang anak. Tidak demam. Tapi, mengapa wajah anak gadisnya begitu pucat?

Kanaya memegang kedua bahu (Namakamu), "(Namakamu) kenapa? Kok wajahnya pucat?"

(Namakamu) menatap kedua mata Kanaya yang memancarkan kekhawatiran. Gadis itu mencoba untuk menampilkan senyum terbaiknya.

"(Namakamu) nggak apa-apa bunda."

Kanaya menatap anak gadisnya, "Nggak apa-apa gimana? Iqbaal mana? Biasanya kamu diantar pulang sama dia."

(Namakamu) terdiam. Setiap mendengar nama Iqbaal, hatinya selalu terasa sakit. Ia menunduk, mencoba untuk menahan air matanya.

"(Nam)?"

(Namakamu) memegang kedua tangan sang ibunda, "(Namakamu) ke kamar dulu bunda."

Setelahnya gadis berkaos putih dengan rok pendek itu berlari menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Ia mengunci pintu kamarnya lalu duduk bersandar pada pintu.

(Namakamu) pikir, ketika ia pulang ia akan membawakan senyuman seperti saat dirinya pergi ke sekolah tadi. Tapi nyatanya pikirannya terlalu berkelana jauh.

(Namakamu) tidak pernah berpikir akan kejadian buruk ini. (Namakamu) tidak pernah berpikir Iqbaal akan melakukan semua ini kepadanya.

Dan satu lagi, (Namakamu) tidak pernah berpikir bahwa Rasya akan menyukainya. Bahkan dulu ketika Rasya melarangnya berdekatan dengan Iqbaal, (Namakamu) pikir pria itu hanya berucap asal. Tapi nyatanya lelaki itu ingin melindungi dirinya. Apa (Namakamu) adalah gadis bodoh?

(Namakamu) menangkup wajahnya dengan bahu yang bergetar. Hari ini adalah hari terbaik sekaligus hari terburuk dari 365 hari yang ia miliki.

(Namakamu) tidak pernah menyesal pernah bertemu sekaligus menjatuhkan hatinya untuk seorang Iqbaal. Tidak. Itu sebuah kenangan manis yang pernah ia rasakan.

Iya, kenangan manis yang nantinya akan ia rindukan. Dimana lelaki itu tersenyum dan tertawa karenanya. Bukan karena gadis lain.

>>><<<

"Ini bayaran Lo. Berhubung Lo fans asli si Iqbaal, gue tambahin bayarannya."

Karel memberikan berpuluh-puluh lembar uang berwana merah kepada Fara. Gadis itu tersenyum.

"Oh thanks juga lo udah mau akting jadi cewek yang disukai Iqbaal."

"Oke. Thanks juga," ucap Fara.

Karel mengangguk lalu menatap teman-temannya yang kini duduk di sofa kamarnya.

"Lo bisa pergi sekarang," ucap Karel membuat Fara menganggukkan kepalanya. Gadis itu melangkah pergi keluar dari rumah milik Karel.

Karel berjalan menuju teman-temannya lalu terkekeh.

"Thanks Baal. Gue perlu acungi jempol, akting Lo keren banget."

Arkan menatap Karel lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ini yang ia tidak suka dari teman-temannya, mereka sering menyakiti seorang gadis. Makanya dulu Arkan sering mengingatkan (Namakamu) untuk menjauhi Iqbaal. Ya karena ini, teman-temannya mempunyai rencana busuk untuk gadis polos itu.

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang