>Kak Karel cemburu<

605 96 57
                                    

Update pagi-pagi! Kurang rajin apa Ala update sepagi ini🙂🤙🏻

>>><<<

"OM BELEL!! KAKAK (NAMAKAMU) LAGI BELCINTA SAMA OM IBAL!!" teriak Alya ketika lampu tiba-tiba menyala.

(Namakamu) membuka kedua matanya secepat kilat lalu mendongakkan kepalanya dengan kedua tangan yang masih memeluk cowok itu.

"Kak Iqbaal?!" (Namakamu) membulatkan matanya. Mengapa cowok yang dipeluknya kini berubah menjadi Iqbaal?

Tak mungkin ia salah memeluk orang. Jelas-jelas (Namakamu) tadi lihat, Karel yang datang ke kamarnya. Bukan Iqbaal.

"(Namakamu) Lo gak ap—"

Ucapan Karel terhenti kala kedua matanya menangkap sang kekasih yang kini tengah memeluk Iqbaal erat. Sorot matanya memancarkan kekecewaan terdalam.

(Namakamu) melepaskan tangannya dari leher pria itu. Ia menatap ke arah Karel yang kini berjalan pergi meninggalkan area kamarnya.

"Kakak (Namakamu) sama Om Ibal udah beles belcintanya?" tanya Alya polos. 

(Namakamu) menepuk dahinya. Sepertinya Karel salah paham dengan kejadian ini. Ini semua gara-gara adiknya. Alya solimi.

"Yaudah kalau belum lanjutin aja. Adek mau minum susu dulu sama Om Belel."

Gadis kecil itu melangkah pergi meninggalkan kamar (Namakamu). Namun seperkian detik berikutnya, kepala gadis itu muncul kembali dibalik pintu kamar.

"Jangan lupa belcinta nya yang bener ya. Pake gaya yang bagus!" antusias Alya.

"Adek!" protes (Namakamu).

"Apa sih kakak. Kata Om Ibal itu kalau melakukan sesuatu halus pake gaya. Gaya kodok misalnya," ucap gadis kecil itu polos.

"Ah udah. Adek mau minum susu. Dadah!!"

Setelahnya gadis kecil itu berlari pergi meninggalkan kedua orang yang masih terdiam di atas ranjang dengan pikirannya masing-masing.

(Namakamu) melirik Iqbaal yang kini berekspresi datar, "Kak Iqbaal kenapa gak bilang sih mau ke kamar gue?!"

Iqbaal melirik (Namakamu) datar, "Gak ada yang mau ke kamar Lo."

(Namakamu) berdecak, "Terus tadi ngapain diem di depan kamar gue?! Gue kira Kak Karel ih!"

"Emang gue mau ke kamar Lo?!" sarkas Iqbaal.

"Iya! Mana Lo tuh modus lagi ih!"

Iqbaal melirik gadis itu tajam, "Siapa yang nempel duluan?"

(Namakamu) menunjuk Iqbaal dengan jari telunjuknya, "Kak Iqbaal lah! Pake pura-pura jadi Kak Karel segala!"

"Ck! Gue gak mau punya utang budi sama Lo."

"Si Budi nggak ngehutang!" kesal (Namakamu).

"Bego," decih Iqbaal.

"Mending bego daripada modus gak jelas. Kenapa harus Lo sih yang ke kamar gue?!" teriak (Namakamu) seraya menatap Iqbaal dengan ekspresi kesalnya.

Iqbaal melirik sinis, "Gak tau diuntung." Iqbaal berdecih, "mau mati di tempat Lo gara-gara takut gelap?"

(Namakamu) mencebikkan bibir bawahnya kesal. Selalu saja ia kehabisan kata untuk menjawab pertanyaan menyebalkan dari Iqbaal.

Iqbaal bangkit dari posisi duduknya lalu menatap (Namakamu) sinis, "Satu sama. Gue gak punya utang budi sama Lo."

Ketua Geng [Completed]Where stories live. Discover now