BAB 53

135 20 3
                                    

"Ketika buah cinta sudah lahir."

***

Saat ini Lisa dan Tama saling berhadapan tanpa ada yang membuka obrolan. Tama dan Lisa memilih diam.

Disatu sisi, Lisa merasa gugup bertemu kembali dengan Tama. Namun, disisi lain ia juga takut Tama mengetahui kehamilannya.

"Kamu apa kabar, Sa?" tanya Tama memulai obrolan.

Lisa menghembuskan napasnya perlahan-lahan. "Aku baik."

Pandangan mata Tama jatuh ke perut besar Lisa. Tama baru menyadari jika Lisa tengah hamil besar. Tama kembali menatap Lisa.

"Berapa bulan usia kehamilan kamu?" Pertanyaan Tama membuat Lisa gugup.

Lisa meremas lengannya untuk menghilangkan kegugupan. Lisa tidak menyangka Tama akan mempertanyakan usia kehamilannya.

Lisa tidak berani menatap mata Tama walau hanya sekilas. Ia tidak ingin membohongi Tama dan menyembunyikan kandungannya.

"Lisa?" panggil Tama.

Lisa langsung menoleh ke arah Tama. "Berapa bulan usia kandungan kamu?"

Dengan menatap mata calon Ayah bayi yang tengah ia kandung, Lisa berani menjawab, "7 bulan."

Tama menatap Lisa lurus seolah-olah tengah mengingat semua hal yang ia dan Lisa lakukan pada malam pertama ia bertemu dengan Lisa. Kesalahan keduanya pada malam itu.

Tama berusaha menyangkal pemikirannya saat ini. Ia mengalihkan pandangannya dari Lisa. Tama tidak berani menatap Lisa.

"Kenapa?" tanya Lisa.

Tama mengelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Lisa. Sebisa mungkin ia mengalihkan pandangannya agar tidak bertemu dengan pandangan Lisa.

Lisa mengigit bibir bawahnya ketika melihat reaksi Tama setelah mengetahui usia kehamilannya. Sudah Lisa duga sebelumnya jika Tama tidak akan pernah menginginkan bayi dalam kandungannya.

"Aku belum nikah," ucap Lisa.

Tama kembali menatap Lisa. "Aku takut kamu mikir kalau aku udah nikah."

Tama melonggarkan dasinya yang terasa tercekik. Pikirannya saat ini sangat menganggu.

Dengan keberanian penuh, Tama berani bertanya, "Siapa Ayahnya?"

"Kamu."

Tama menghela napas mendengar jawaban dari Lisa. Ia sudah menduganya dari awal. Kesalahannya yang berakibat besar.

Namun, Tama tetap menyangkal jawaban Lisa. Tama tahu bagaimana kehidupan Lisa. Bertemu dengan Lisa disebuah club, lalu keduanya melakukan kesalahan tanpa mengetahui akibatnya.

"Kamu bilang apa tadi? Saya Ayah dari bayi itu?" Tama menatap Lisa dengan tatapan tidak percaya. "Kamu itu wanita penghibur, banyak laki-laki yang kamu temui bukan hanya saya saja!"

"Tapi, laki-laki yang saya temui bukan orang seperti kamu! Mereka tidak semenjijikan kamu yang tidak mengakui kesalahannya!"

Mendengar hinaan dari Lisa membuat Tama naik pitam. Wanita di hadapannya saat ini sudah berani menghina dirinya. Tama jelas tidak menerima.

"Terus saya harus percaya kalau bayi itu adalah darah daging saya?" Lisa mengepalkan lengannya tidak tahan mendengar ucapan Tama.

"Harusnya saya gak kasih tau kamu soal anak ini. Kamu emang laki-laki brengsek!" Lisa beranjak pergi, namun Tama langsung menahan pergerakannya.

TENEBRIS Where stories live. Discover now