BAB 20

298 66 25
                                    

"Kasih tau aku kalau perhatian kamu itu cuman basa-basi agar aku bisa mempersiapkan diri jika suatu saat nanti kamu pergi."

***

Suasana kelas belum terlalu banyak yang datang. Hari Senin seharusnya datang lebih awal, bukanya telat datang. Samuel mendengus ketika matanya melihat tupperwere di atas meja.

Samuel berdecak. Ia tahu siapa pelakunya. Laki panjangnya melangkah mendekati meja. Samuel melihat tupperwere berwarna pink serta note di atasnya.

Samuel mengambil note itu. Ia membaca isi dari note itu. Note berupa semangat untuknya. Samuel mendengus kesal.

Kanna Arsyinta
Dimakan ya, Kak Uel. Kanna masakin loh ini sendiri dengan rasa cinta dan micin rasa sayang♡

Samuel kembali meletakan note pemberian Kanna di atas tupperwere. Samuel memandangi tupperwere berwarna pink itu. Ada perasaan hangat yang menjalar ke dalam hatinya.

"Samuel yuhuuu!" seru Adrian sesampinya di dekat Samuel. Dahi Adrian mengerinyit ketika matanya melihat tupperwere berwarna pink. "Eh, sejak kapan lo suka warna pink?"

Samuel berdecak kesal, "Dari Kanna."

"Dikasih?" Samuel mengangguk. "Isinya apaan?" tanya Adrian lagi.

"Boom nuklir," jawab Samuel asal.

Mata Adrian melebar sempurna. "Serius!"

Samuel berdecak, "Bego," ketusnya.

Samuel merogoh kolong mejanya untuk mengambil topi berwarna biru. Sedangkan Adrian sejak tadi menatap was-was isi tupperwere milik Kanna.

Adrian menarik-narik seragam Samuel. "Sam, buang aja tupperwere-nya. Gimana kalau kita mati muda? Aduh, gue belum kawin. Terus, gue belum ketemu Kakak kandung gue, Zayn Malik," ucap Adrian dengan nada dibuat-buat.

Samuel mendengus, "Dimakan bukan dibuang."

"Hah? Lo tega suruh gue makan boom nuklir. Jahat lo, Sam, tega banget." Samuel memutar bola matanya malas. "Kalau gue mati gimana? Siapa yang bakal nyontek PR lo?"

Samuel menepis tangan Adrian yang sejak tadi menarik-narik seragamnya. Samuel menghela napas. Mengapa ia memiliki teman sebodoh dan sebego Adrian?

Samuel berjalan melewati Adrian tanpa membalas perkataannya. Adrian melebarkan matanya melihat kepergian Samuel.

"SAM!" teriak Adrian. "Kenapa sih gue harus ditinggal? Kenapa nasib gue selalu ditinggal? Baru aja ditinggal pas sayang-sayangnya," gumam Adrian.

***

Minggu ini jadwal Kanna berjaga. Kanna memang anak PMR. Walau dia jarang mengikuti kumpulan eskul.

Kanna sangat senang karena ditempatkan di kelas XII IPA2, kelasnya Samuel. Senyumnya tidak pernah luntur. Orang-orang bahkan menganggapnya aneh.

Kanna melihat Samuel berjalan ke arah barisan kelasnya, bersama dengan Adrian. Senyum Kanna mengembang sempurna. Namun, Kanna melihat wajah pucat Samuel yang tidak biasa.

Samuel berdiri di barisan belakang karena tubuhnya yang jangkung. Kanna dapat melihat dengan jelas tubuh Samuel walau terhalang satu orang.

Upacara sudah dimulai, Kanna berusaha menghalau sinar matahari yang menerpa wajahnya, walau dia sudah mengenakan topi berlambang PMR.

TENEBRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang