BAB 55

160 21 0
                                    

"Seseorang akan terasa berarti setelah ia pergi."

***

Samuel berusaha menahan air matanya agar tidak menetes ketika Laras menceritakan kronologi tabrak lari yang merengkut nyawa Lisa.

"Siapa, siapa yang udah nabrak Mamah?" tanya Samuel.

Laras menatap Samuel lurus, ia tahu betul bagaimana perasaan Samuel ketika mendengar kronologi kecelakaan yang menimpa Lisa.

"Nenek harap kamu bisa menghentikan Tama."

Samuel menatap Laras penuh tanya. "Maksudnya?"

Laras menghela napas. "Orang itu berada di dekat Tama, dia hidup bebas setelah melenyapkan Lisa."

Samuel berusaha berpikir orang yang dimaksud Laras. Ia sama sekali tidak tahu siapa yang dimaksud Laras.

"Siapa? Dia siapa?" tanya Samuel.

"Mahendra."

Mata Samuel langsung terbuka sempurna mendengar nama yang disebut Laras. Orang yang membantu Tama ketika mengalami masalah perusahan dan orang yang sudah melenyapkan Lisa.

"Dia, dia yang sudah menabrak Lisa," ungkap Laras. "Masa lalu Lisa sebelum bertemu dengan Tama."

Lengan Samuel terkepal mendengar kenyataan bahwa pelaku yang selama ini ia cari ternyata berada didekatnya. Amarahnya langsung bergejolak.

Samuel mengatur napasnya yang memburu. "Kamu harus tenang Samuel, Nenek punya bukti yang mengungkapkan bahwa Mahendra-lah pelakunya."

"Samuel harus apa?" Samuel membenarkan posisi duduknya. "Harus berpura-pura bodoh ketika tahu siapa pelaku yang udah nabrak Mamah?"

"Amarah gak akan menyelesaikan semuanya."

Samuel mendengus. "Dari dulu aku udah cari tau siapa pelakunya, kenapa aku harus menahan diri setelah tau pelaku yang sebenarnya!"

Laras memegang lengan Samuel untuk menenangkan amarah Samuel. "Tahan emosi kamu, kamu gak boleh terbawa emosi. Semuanya bisa berjalan baik kalau kamu dengerin perintah Nenek."

"Apa?"

"Berpura-puralah mencintai Stevanie, dekati dia. Hanya Stevanie yang dimiliki Mahendra," jawab Laras. "Kamu bisa balas dendam dengan menggunakan Stevanie."

"Tapi—"

Laras memotong ucapan Samuel. "Tapi apa? Kamu gak mau nyakitin perasaan Kanna?"

Samuel terkejut mendengar nama Kanna yang disebut Laras. Ia tidak tahu bahwa Laras mengetahui Kanna.

"Bagaimana Nenek bisa tau Kanna?" tanya Samuel penasaran.

Laras menyilangkan lengannya di depan dada. "Kamu sendiri yang bilang," jawab Laras.

Samuel tidak membalas Laras, ia memilih diam. Samuel takut jika Laras akan berbuat macam-macam kepada Kanna.

"Kenapa?" tanya Laras. "Kamu takut Nenek akan macam-macam sama Kanna?"

Samuel mengangguk mengiyakan, Laras terkekeh melihat jawaban Samuel. Cucunya sudah tumbuh dewasa dan mengenal cinta.

Sayang sekali ia tidak pernah memperhatikan tumbuh kembang Samuel. Namun, Laras bersyukur akhirnya ia bisa menepati janjinya kepada Lisa.

"Seperti apa Kanna?" tanya Laras.

"Dia baik," jawab Samuel singkat.

Laras mendengus mendengar jawaban Samuel. "Hanya itu?"

TENEBRIS Where stories live. Discover now