BAB 28

193 35 1
                                    

"Tanpa aku sadari, kamu sudah berhasil menguasai seluruh kehidupanku. Termasuk hati."

***

Sejaktadi, Kanna terus menangis. Kanna benar-benar kecewa terhadap Tristan. Ia tidak habis pikir dengan isi kepala Tristan.

Setelah pertengkarannya dengan Tristan, Kanna ditinggal seorang diri di ruang musik. Kanna seolah tidak mengenal Tristan yang sekarang.

"Lo jahat!" isak Kanna. "Gue pikir lo orang yang paling perduli, orang yang selalu melindungi gue."

Suara langkah membuat Kanna menghentikan tangisannya. Kanna mendongkak menatap orang lain di ruang musik.

"Kak Uel?"

***

Samuel melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang nampak sepi karena pelajaran tengah berlangsung. Kelas XII IPA2 memang sedang tidak ada guru yang mengajar. Samuel memutuskan untuk ke ruang musik.

Samuel memasuki ruang musik. Ruang musik yang sepi. Samuel selalu merasa nyaman berada di dalamnya.

Samuel mulai menundukan diri pada kursi yang disediakan. Samuel mengeluarkan earphone-nya. Ia mendengarkan musik dengan volume rendah.

Samuel menyederkan punggungnya. Ia memejamkan mata sejenak. Namun, suara pintu dibuka dengan kasar mengagetkan dirinya. Samuel menoleh ke arah pintu masuk.

Dahinya mengerinyit ketika mengetahui siapa pelaku yang mengagetkan dirinya. Samuel tidak terlalu jelas melihat wajah sang pelaku.

"Arghhh!" Samuel tersentak kaget mendengar teriakannya. "Gue bener-bener gak nyangka! Dia yang selama ini gue anggap paling perduli sama gue bisa lakuin hal sejahat ini! Gue benci lo, Tristan!"

Samuel masih diam. Ia tahu siapa pelaku yang mengagetkannya. Kanna. Samuel berjalan pelan untuk bersembunyi agar Kanna tidak melihatnya.

Samuel merapatkan tubuhnya dekat lemari. Samuel dapat mendengar suara isakan Kanna yang terdengar memilukan.

"Kanna?" Dahi Samuel bergelombang ketika mendengar suara seorang pria.

Samuel mengintip sedikit. Tristan tengah berdiri tepat dibelakang tubuh Kanna. Samuel menebak jika keduanya sedang terlibat masalah.

"Kanna?"

Samuel berdecak sebal. Mengapa ia seperti menonton sebuah drama. Mengapa juga ia harus terlibat di dalam drama Kanna dan Tristan.

Samuel dapat melihat pancaran amarah di dalam mata Kanna. Samuel masih tetap dengan posisi yang sama, mengintip. Ia penasaran kelanjutan drama yang dimainkan Kanna dan Tristan.

"Pergi lo!"

Samuel baru mendengar suara sentakan Kanna. Ini kali pertamanya ia melihat kanna semarah, apalagi kemarahannya disebabkan oleh sahabat kecilnya sendiri. Tristan.

"Lo tega! Gue kecewa sama lo!" Samuel melihat tangan Kanna yang terkepal dikedua sisi tubuhnya. "Kenapa lo lakuin hal semurahan itu? KENAPA!"

Samuel mendengar suara deheman Tristan. Samuel masih belum paham permasalahan keduanya. Ia masih memperhatikan keduanya.

"Lo berhak marah sama gue, karena semua ini salah gue." Samuel melihat tatapan penyesalan dalam mata Tristan. "Gue bener-bener min—"

"GAMPANG LO MINTA MAAF!" Samuel terkejut mendengar bentakan Kanna. "Lo gak ngerasain gimana rasanya dibenci dan dituduh! Lo gak ngerasain itu!"

TENEBRIS Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ