BAB 3

563 244 106
                                    

"Selalu berusaha walau diabaikan."

***

Samuel berjalan santai menuju pakiran. Sejak tadi Adrian terus saja mengoceh tanpa dihiraukan oleh Samuel. Ia hanya membalasnya dengan deheman.

"Kak Uel!"

Samuel berdecak. Ia sama sekali tidak berhenti melangkah. Tanpa menghiraukan panggilan Kanna.

Adrian menyengol lengan Samuel. "Tuh, cewek lo manggil," bisik Adrian.

Samuel menoleh, ia menatap tajam Adrian. Adrian menutup mulutnya. Tidak meneruskannya lagi.

Kanna terus berlari. Ia tidak memperdulikan umpatan orang-orang karena tidak sengaja ia tabrak.

Raya berdecak melihat kelakuan Kanna. Raya sendiri sudah lelah berkata-kata. Ia tau, seberapa sukanya Kanna pada senior dingin itu.

"Kak Uel! Ih tungguin Kanna!" teriak Kanna.

Samuel tidak memperdulikannya. Adrian yang melihatnya berdecak kesal, "Sam, Kanna manggil lo tuh, gue risih dengernya."

"Gak usah didengerin," ucap datar Samuel.

Adrian menatap kesal Samuel. "Tapi, kan, gue punya telinga!"

"Copot aja telinganya. Gampang."

Adrian melebarkan matanya, terkejut mendengar ucapan Samuel. Ia mengelus-ngelus dadanya. Samuel kadang sadis.

Sesampainya di parkiran, Samuel langsung menaiki motor hitamnya.

"Sam, gue nebeng, ya," pinta Adrian.

Samuel menoleh. "Enggak!"

"Ya Allah, Sam, tega bener lo sama temen sendiri," cibir Adrian.

Tanpa membalas perkataan Adrian. Samuel langsung menghidupkan motornya setelah memakai helm full face.

Kanna tersenyum lebar ketika langkahnya sudah hampir sampai parkiran. Ia mempercepat langkahnya sebelum Samuel pergi.

"Kak Uel! Kanna ikut ya!"

Samuel tersentak kaget. Begitu juga dengan Adrian. Keduanya menoleh ke arah perempuan berambut sebahu. Samuel berdecak malas.

"Eh, nih bocah kayak jalangkung aja. Datang tak diantar, pulang tak diundang."

"Pansih, kalau ngomong itu yang bener. Yang bener itu, datang tak diundang, pulang tak diantar," koreksi Kanna.

"Dih bodo suka-sukalah."

"Mengubah hak cipta orang bisa dikenai denda loh!"

"Sok hukum loh!"

"Kanna, kan, calon sarjana hukum."

"Bodo kagak nanya!"

"Ish!"

Kanna menendang tulang kering Adrian. Adrian meringis. Kekuatan Kanna sama dengan kekuatan laki-laki.

Samuel diam. Memperhatikan perdebatan keduanya. Lalu, ia menghidupkan motornya. Buang-buang waktu!-pikir Samuel.

Kanna yang mendengar suara motor, cepat-cepat menoleh ke arah Samuel. Ia langsung naik ke atas motor Samuel tanpa sang pemilik pinta. Samuel terkejut dengan tindakan Kanna yang bisa membuat keduanya terjatuh dari motor.

"Loh, kok lo izinin Kanna naik motor lo sih! Giliran sama gue lo pelit," gerutu Adrian.

Kanna menjulurkan lidahnya, mengejek. "Kak Uel, kan, sayang Kanna. Iya, kan?"

TENEBRIS Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt