BAB 54

142 21 2
                                    

"Akan sangat kehilangan setelah dia pergi."

***

Lisa tersenyum senang melihat bayinya yang berada digendongannya saat ini. Bayi tampan yang lahir dengan sehat walau kelahirannya belum menginjak 9 bulan.

Tama yang sejaktadi berada di ruangan hanya menatap intraksi antara Lisa dan bayinya. Ada getaran dalam dirinya melihat bayi dalam gendongan Lisa.

"Kamu ada nama buat bayi ini?" tanya Lisa.

Tama menatap Lisa lurus. "Bayi itu punya kamu, kenapa tanya ke saya?"

Lisa menghela napas kecewa mendengar ucapan Tama. Ia pikir Tama sudah menerima kehadiran bayinya. Lisa sudah salah dengan kebaikan Tama.

"Saya pikir kamu sudah menerima bayi ini, kamu sendiri yang sebut kalau bayi ini anak kamu," balas Lisa.

Tama berjalan menghampiri Lisa. "Saya gak ngomong gitu, saya cuman mengatakan kalau saya suami kamu bukan Ayah dari bayi itu."

"Kalau memang kamu gak percaya apakah bayi ini anak kamu atau bukan, lakukan test DNA," kata Lisa.

Tama menyanggupi perkataan Lisa, ia mengangguk setujuh. "Kalau bayi ini bukan anak saya, pergi sejauh mungkin dari hadapan saya. Tapi, kalau bayi ini anak saya," jeda Tama. "Saya akan bertanggung jawab."

***

Laras menghela napas sebelum melanjutkan bercerita. "Terus kelanjutannya apa, Nek?" tanya Samuel.

Laras tersenyum lebar mendengar Samuel memanggilnya 'Nenek'. Hatinya menghangat mendengarnya.

"Kamu beneran penasaran dengan cerita orangtua kamu?" Samuel mengangguk mantap.

"Setelah itu, hasil test DNA membenarkan kalau kamu anak dari Tama. Mereka berdua menikah tanpa sepengetahuan Nenek. Tama tiba-tiba membawa seorang wanita dengan gaun pengantin, dia juga membawa seorang bayi laki-laki." Laras menatap Samuel sebelum melanjutkan ceritanya.

"Nenek tidak merestui pernikahan keduanya, apalagi ketika Nenek tahu latar kehidupan Lisa. Nenek marah sama Papah kamu, sampai Nenek membuat surat cerai untuk kalian karena tidak ingin memiliki menantu dan cucu dari lingkungan yang berbeda."

Laras menatap cangkir yang sudah habis isinya. "Saat usia kamu 10 bulan, Nenek mengadopsi Marchel karena ingin menutupi identitas kamu sebagai cucu pertama keluarga Dewantara."

"Nenek melakukan itu agar media tidak tahu asal usul Lisa. Nenek menggunakan Marchel untuk menutupi semuanya. Orang-orang hanya bertanya 'Kapan Tama Dewantara menikah?' sampai mereka semua tidak mempertanyakan latar kehidupan Lisa."

"Jadi, Nenek juga memperalat Kak Marchel?" tanya Samuel tidak menyangka.

Laras menghela napas. "Itu dulu, sebelum Marchel memutus hubungan dengan Nenek."

"Kak Marchel memutus hubungan dengan Nenek?" Laras mengangguk. "Apa penyebabnya?"

"Karena Nenek udah buat kamu pergi dari rumah," jawab Laras. "Dia sangat marah, Marchel meminta Nenek mencari keberadaan kamu."

"Sampai kepada kejadian empat tahun lalu," lanjut Laras bercerita. "Nenek menulis surat atas nama Tama karena pada saat itu hubungan Tama dan Lisa sedikit goyah."

"Nenek sendiri yang memberikannya kepada Lisa pada malam itu. Malam itu, Lisa menangis karena kecewa kepada Tama. Kamu udah baca suratnya?"

Samuel mengangguk. "Isi surat yang menyatakan jika Tama berselingkuh. Surat yang berhasil menghancurkan perasaan Lisa. Ditambah dengan rekayasa foto yang Nenek edit."

TENEBRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang