BAB 45

164 19 0
                                    

"Orangtua pada dasarnya tidak pernah bertanya apa kemauan sang anak, mereka mengambil suatu keputusan tanpa mendengarkan keinginan sang anak."

***

"Sam lo tega banget sih ngomong gitu sama Kanna. Lo itu jahat tau gak? Kanna nangis loh itu," cerocos Adrian.

Samuel sejaktadi tidak mendengar ocehan Adrian. Ia hanya memikirkan bagaimana dengan Kanna. Sanggupkah ia menjauh dari Kanna?

Samuel terpaksa harus melakukan ini agar Stevanie tidak berani macam-macam dengan Kanna. Ia takut Stevanie nekat melakukan hal berbahaya demi mencapai keinginannya.

Samuel menghela napas. "Bisa diem gak?" ucap Samuel tajam, Adrian langsung membungkam mulutnya.

"Ada alasan kenapa gue lakuin ini," jelas Samuel.

Keduanya kini sudah berada di rumah Adrian. Adrian mencondongkan badannya ke arah Samuel. Adrian cukup penasaran alasan mengapa Samuel ingin menjauh dari Kanna.

"Apa?"

Samuel menghela napas. "Ini demi Kanna."
Adrian berdecak, "Demi Kanna apaan? Yang ada lo udah buat anak orang mewek."
Samuel memijit pangkal hidungnya, cukup memusingkan memikirkan bagaimana ke depannya. Samuel tentu tidak ingin Kanna celaka.

"Stevanie udah berani ngusik keluarga gue, dan korban selanjutnya yang gue takutin Kanna."

"Maksudnya?" Adrian mengerinyit tidak paham.

"Bokap dia udah ngebantu perusahan keluarga gue dari kebangkrutan, dan sebagai imbalannya gue harus jadi penerus keluarga gue demi kesenangan dia," jelas Samuel.

"Bagus dong, lo bakalan jadi CEO!" sorak Adrian.

Samuel berdecak, "Bagus darimananya? Stevanie bisa berbuat macam-macam, dia bisa lakuin hal lain agar apa yang dia inginkan terwujud, termasuk mencelakakan Kanna."

Adrian menutup mulutnya kembali mendengar penjelasan Samuel. Masuk akal jika Samuel meminta saran darinya untuk menjauhi Kanna.

Adrian sekarang mengerti mengapa Samuel ingin Kanna menjauh, Samuel ingin melindungi Kanna dari Stevanie. Cara Samuel yang salah dalam melindungi Kanna.

"Cuman cara ini yang bisa buat Kanna ngejauh dari lo?" tanya Adrian.

Samuel mengangguk. "Sam, janganlah. Bilang aja masalah lo yang sebenarnya sama Kanna."

"Gak bisa." Helaan napas lelah terdengar dari mulut Samuel. "Gue gak bisa bilang sama Kanna, masalah dia jauh lebih rumit dari gue."

Adrian tidak dapat memberi saran untuk Samuel saat ini. Segala hal yang Samuel lakukan hanya demi Kanna. Ketakutan Samuel akan Stevanie membuatnya harus melakukan ini.

"Apa lo gak takut hubungan lo sama Kanna semakin rumit?" tanya Adrian lagi.

Samuel menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. "Akan lebih baik Kanna dan gue gak dekat, itu bakalan ngebahayain keadaan Kanna."

"Kanna cinta sama lo, Sam. Jangan jadi pengecut begini."

Samuel menatap Adrian frustasi. "Gue lebih cinta sama Kanna, itu sebabnya gue lakuin ini." Samuel berdiri setelah mengatakan hal tersebut.

"Lo mau ke mana?"

"Balik."

Samuel pergi dari rumah Adrian menuju kediamannya. Pikirannya saat ini tengah kalut. Samuel tidak tahu apa yang mesti dia lakukan saat ini.

"Masalah mereka kenapa sih bawa-bawa perasaan mulu, gue heran," gerutu Adrian. "Tapi, kasian juga sih."

***

TENEBRIS Where stories live. Discover now