BAB 33

181 29 0
                                    

"Tuhan, terimakasih sudah menciptakan dia untukku."

***

Helaan napas keluar dari bibir mungil Kanna. Sejak tadi ia menunggu Samuel yang tidak kunjung datang. Berkali-kali Kanna mengecek ponselnya.

Kanna berdecak kesal, "Kak Uel mana sih?"

"KANNA!" panggil seseorang.

Kanna menoleh, alisnya mengerinyit heran. Orang itu berlari ke arah Kanna dengan wajah panik.

"K, itu ... itu ...,"

"Itu apa?"

"Sam, dia ... dia—"

Kanna berdecak kesal, "Ngomong itu yang bener!"

"Samuel berantem sama Tristan," ucap Tio dengan cepat.

Mata Kanna terbelalak, tanpa berpikir panjang ia langsung berlari. Tio yang melihatnya hanya bisa mengikuti Kanna dari belakang.

Kanna berlari sepanjang koridor tanpa menghiraukan umpatan orang-orang yang tidak sengaja ia tabrak. Rasa khawatir dan takutlah yang sekarang menguasai diri Kanna.

Kanna menerobos orang-orang yang sedang berkerumun menyaksikan pertengkaran antara Tristan dan Samuel.

"Anjing!" umpat Tristan ketika Samuel menendang perutnya.

Dengan napas memburu Tristan membalas pukulan Samuel tidak kalah keras. Orang-orang sama sekali tidak menghentikan pertengkaran keduanya. Mereka asik menyaksikan pertengkaran Tristan dan Samuel.

Adu jotos antara Tristan dan Samuel membuat Kanna marah. Kanna menghampiri keduanya tanpa menghiraukan panggilan Raya.

"CUKUP!" teriak Kanna di tengah-tengah Tristan dan Samuel.

Tristan dan Samuel tidak menghiraukan kehadiran Kanna. Keduanya asik membalas pukulan satu sama lain. Tanpa memperdulikan wajah yang sudah babak belur.

"Kak Uel, Tristan! Gue bilang berhenti!" Kanna berteriak marah.

Dengan perasaan marah, Kanna mendekati keduanya yang saling adu jotos. Raya yang melihat Kanna mendekati Samuel dan Tristan menarik Adrian untuk menghentikan Kanna.

Tristan menarik kerah Samuel dengan kencang. Keduanya sudah babak belur. Samuel berusaha melepaskan cengkraman Tristan.

"INI HUKUMAN KARENA LO UDAH REBUT KANNA DARI GUE!" murka Tristan sambil memukul rahang Samuel.

Mata Kanna terbelalak melihat Samuel tersungkur. Tidak berhenti disitu, Tristan kembali mendekat ke arah Samuel bersiap untuk memukulnya kembali.

Tristan memukul Samuel yang sudah lemah tidak berdaya. Samuel sendiri tidak membalasnya. Ia hanya diam menerima pukulan Tristan.

"Tristan cukup!" Kanna menutup mulutnya. Kanna berjalan lebih dekat ke arah Tristan. Ia menarik Tristan agar berhenti memukuli Samuel.

Kanna menampar Tristan setelah berhasil menghentikan Tristan. Tatapan marah bercampur kecewa dari Kanna membuat Tristan terkekeh sinis.

"Kenapa?" Tristan membalas tatapan Kanna. "Lo marah? Lo benci gue?"

Tristan sama sekali tidak meringis karena luka diujung bibirnya. Hatinyalah yang lebih terluka karena Kanna lebih membela Samuel.

"Dia." Tristan menunjuk Samuel. "Yang selama ini selalu melukai perasaan lo."

Keadaan seketika hening ketika Tristan berbicara. Kanna tidak membalas ucapan Tristan. Ia hanya menatap Tristan.

TENEBRIS Kde žijí příběhy. Začni objevovat