14. Awal baik

153K 19.5K 1.8K
                                    

Aron merasa tidurnya terusik karna mendengar suara seseorang menangis. Saat dia membuka matanya dia melihat Luna terduduk memeluk kakinya sedang menangis terisak, tidak keras tapi membuat Aron yang yang mendengarnya merasa miris. Aron melirik jam walker di atas meja

'05:35'

"Kenapa?" Tanya Aron memeluk Luna

"Hiks hiks a-abang hiks hiks" panggil Luna sesenggukan

"Hmm?" Gumam Aron menjawab

"Hiks in-indo-mie hiks lu-Luna hiks hiks mana? hiks" tanya Luna sesenggukan

"Taruh mana?" Tanya Aron mengernyit. Jangan bilang adiknya nangis pagi2 hanya karna indomie semalam -_-!

"Ga-tau hiks hiks" jawab Luna sedih. Aron hanya menghela nafasnya lelah.

"Nanti beli" kata Aron menenangkan. Luna mendongak memandang Aron

"Abang beliin?"

"Hm"

"Satu duz?"

"Hm"

"Beneran?"

"Hm"

"Abang sariawan?"

"Gak"

"Ab-"

"Mandi! Sekolah!" Perintah Aron. Luna hanya menangangguk dengan cemberut lalu pergi kekamarnya bersiap-siap sekolah.

SKIP~

"Pagi luna~"

"Pagi~"

"Dedek Luna makin imut aja" Luna hanya tersenyum manis menanggapi sapaan itu. Disepanjang jalan dari gerbang sampai koridor banyak sekali yang menyapa luna yang dibalas dengan luna, baik dengan sapaan balik atau senyuman manis. Entahlah Visya yang sekarang membuat para murid yang dulunya tidak suka padanya menjadi suka karna keimutan dan keluguannya bukannya jyjyk tapi mereka gemas dengan Luna. Dan itu awal yang baik bagi Luna.

Tadi pagi Luna meminta bang Aron untuk mengantarkannya. Cia tidak bisa menjemput karna Cia dan yang lainnya (Lexa dan Fani) mendapat hukuman yang mengharuskan mereka berangkat pagi sekali. Itu karna mereka ketahuan sering membolos.

"ABAANGGG!!!" Pekik Luna saat melihat Nanda Dkk. Tidak jauh dari sana juga ada Nilam Dkk. Feby yang merasa GR karna dipanggil pun bersiap menghujat Luna. Tapi tidak disangkanya Luna malah berlari memeluk Nanda.

"Pagi dedek Luna~" sapa Nardo tersenyum cantil kearah Luna

"Pagi babang ganteng!" Jawab Luna semangat dan tersenyum manis dengan eye smile miliknya

"Pegangin gue!! Gue mau pingsan!!" Seru Nardo limbung kearah Savi tapi Savi malah menghindar berakhir Nardo gloseran di lantai koridor dan ditertawakan banyak murid yang melihatnya.

"Bwahahaha ngapain lo tiduran disitu gapunya kasur?!" Ejek Savi tertawa bahagia

"SAPIII!!! bener-bener yah lo!!" Seru Nardo kesel lalu menarik Savi sehingga mereka tiduran dilantai koridor berdua.

"Kenapa bang Nardo nggak bangun? Kenapa malah narik bang Savi tiduran bareng?" Tanya Luna polos membuat Nanda tertawa terbahak-bahak dan Givan yang menahan senyumnya.

"Gapapa! Enak kok lantainya adem!! Ye gak pi?!" Jawab Nardo diangguki Savi dengan paksa mereka masih dalam posisi yang sama

"He.em! enak banget!! coba aja deh kalo ga percaya!" Kata Savi. Luna dengan polosnya percaya dan mau mencoba. Tapi belum sempat Luna mencoba dia ditarik oleh Givan

"Mau ngapain?" Tanya Givan

"Nyobain kayak mereka" jawab Luna polos sambil menunjuk Savi dan Nardo yang masih belum bangun. Semua orang yang melihatnya menjadi sangat gemas sendiri dengan kenaif.an Luna

Givan menatap tajam mereka berdua. Savi dan Nardo yang melihat itu buru-buru berdiri dengan cengengesan

"Ayo kelas" kata Givan menarik Luna pergi mengantar Luna kekelasnya di 11 IPS 1 sedangkan Nanda, Savi dan Nardo hanya mengikut dibelakang mereka. Mereka kelas 12 beda lantai tapi gapapa lah untuk mengantar dede gemez mereka dulu.

Sedangkan seseorang yang melihat mereka sejak tadi hanya mengepalkan tangannya kesal

'Awas lo perempuan sialan!!'

"Zia kamu kenapa?" Tanya Nilam lembut

"Eh? aku gak papa kok" jawab Zia sok manis sok lembut yang endingnya menjijikan dimata seseorang

"Bener kamu gapapa?" Tanya Feby khawatir

"Iya gapapa, kak Feby gaperlu khawatir" jawab Zia sok kalem

"Tapi muka kamu pucat?!" Kata Drian diangguki Gista

"Emm? Hanya sedikit pusing saja kok" jawabnya sok lemah dengan menundukkan wajahnya

"Mau aku antar ke UKS?" Tanya Nilam khawatir.Seseorang yang sudah mulai muak dengan drama pagi itu perlahan berdiri.

"Gue ke kelas" ucap Zidan santai lalu pergi dari sana diikuti Bian yang pergi dalam diam. Mereka sudah tidak kaget dengan sifat Bian yang suka nabung suara itu.

"Lebih baik kita ke kelas aja, bentar lagi juga bel masuk" kata Nilam

"Ayo Zia kita antar ke kelas kamu dulu" ucap Feby yang diangguki dengan sok manis oleh Zia

Disepanjang koridor banyak yang menatap Zia sinis. Ingat kebanyakan murid di sekolah itu sekarang LUNA lovers jadi banyak yang gak suka sama Zia yang mereka pikir bermuka dua. Zia tidak suka tatapan mereka semua itu membuat Zia semakin membenci Luna. Dia gak mikir kalo selama ini tatapan itu yang dirasakan Visya karna ulah dia!!

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Where stories live. Discover now