38. Harmonis

113K 14.7K 3K
                                    

Luna sedang bersiap dengan memoles wajahnya dengan make up tipis. Hari ini adalah hari pertama dia akan masuk kuliah di kampus Maharap sebagai mahasiswi baru angkatan 5 jurusan modeling. Ga nyambung emang, dia diajari Rolan cara membunuh tapi dia ingin belajar modeling. Kalau ditanya dia akan menjawab

"Bukankah keren menjadi seorang model tapi pembunuh?" Jawab Luna polos

"SAYANGG.. UDAH DITUNGGUIN LIO INI DIBAWAH!" teriak mama Sekar. Sejak kematian Aron dia berhenti kerja dan fokus untuk mengurus anak-anaknya dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Papa Gunawan juga mengurangi jadwal kesibukannya supaya bisa ada waktu untuk keluarganya.

"IYA MAM.. INI LUNA LAGI OTEWE!" teriak Luna berlari menuruni tangga. Dia menuju meja makan dan terlihat disana keluarganya sudah berkumpul ada Lio juga.

"Yang, keluarga kamu bangkrut yah? Sampai numpang makan disini?" Ceplos Luna yang langsung dipelototi oleh semua orang disana

"Luna..." tegur mama Sekar lembut. Luna meringis lalu mencium pipi mama, papa, dan abangnya lalu pacarnya singkat.

"Pagi mama, papa, abang dan pacar" sapa Luna yang dibalas oleh mereka dengan senyuman manis. Feby yang melihatnya tersenyum sedih karna hanya dia yang tidak disapa. Luna yang melihatnya berpikir sejenak

"Pagi bang peby" sapa Luna mengecup pipi Feby singkat. Feby yang mendapatkan itu merasa sangat senang dan terharu, akhirnya perjuangannya selama 4 thn membuahkan hasil.

Luna emang berpikir, dia teringat mimpinya dimana Visya memintanya memaafkan Feby. Luna juga sudah cukup melihat perjuangan Feby yang selama 4 thn sering menemuinya di Berlin hanya untuk mendapatkan maafnya. Tapi tetap saja Luna tidak suka kebodohan abangnya yang itu! Awas aja kalau dia berulah lagi.

"Beras diapart aku habis yang" jawab Lio santai. dia emang tinggal sendiri di apartemen bukan karna dia diusir atau dicoret dari KK, tapi dia ingin mandiri saja

"Lah kamu gak belanja?" Tanya Luna heran

"Kan istriku ada disini, jadi gak ada yang belanja dong!" Jawab Lio. Bukannya malu Luna malah menekuk wajahnya kesal

"Istri? Nikahin dulu lah!!" Sewot Luna

"Gimana nih om? Anaknya minta dinikahin dong" tanya Lio menggoda bpk.Gunawan

"Gak boleh!" Ketus Papa Gunawan

"Bwahahaha ga direstuin dong!" Ejek Feby

"Papa gimana sih! Kok gak direstuin?!" Kesel Luna dengan wajah cemberut

"Tau om! Kurang apa saya? Ganteng iya" jawab Lio

"Ganteng doang??" Tanya papa Gunawan

"Yah emang ganteng!" Saut mama Sekar yang ikut kesal dengan suaminya itu. Dia kan ingin mantu!

"Pokoknya gak boleh! Kalau kamu mau ngambil Luna saya, kamu harus kasih penggantinya!" Sinis papa Gunawan

"Ganti apa?" Tanya Luna, Lio, mama Sekar, Feby, bian hanya menatap penasaran

"Cucu!" Jawab Bpk. Gunawan enteng

"Lah masak bikin cucu dulu baru nikah?!" Sewot mama Sekar

"Gapapa dong" saut papa Gunawan santai

"Gak boleh!" Jawab Mama Sekar, Bian dan Feby

"Boleh aja" jawab Luna dan Lio. Mereka semua memandang Luna-Lio syok kecuali papa Gunawan yang tersenyum senang dengan memberikan 2 jempolnya.

'Otw punya cucu!' Batin papa Gunawan

"Emang kalian tau cara buat cucu gimana?" Tanya Feby

"Cari di google, cara dan bahannya apa aja" jawab Lio polos

"Lo tau cucu gak?" Tanya Bian geram

"Sejenis kue kan?" Jawab Luna bingung

"ITU KUE CUCUR!" Teriak mereka emosi

"Udah lah! Makan semua! darah tinggi mama lama-lama" seru mama Sekar kesal. Lalu mereka makan dengan sedikit candaan dari Feby dan papa Gunawan ditambah bumbu kepolosan Luna dan Lio yang kadang muncul.

~~~~~~

Brumm Brumm

Lio dan Luna sampai diparkiran kampus dengan selamat. Lio melepas helmnya lalu membantu Luna turun dari motornya dan membantu Luna melepas helmnya dan sedikit merapikan rambut Luna yang berantakan.

"Hwaa bebep gw sama sapa tuh?!"
"My Lio bawa gandengan?!"
"Lio aja punya gandengan lah gue?"
"Lo cakep?!"
"Cantik bat ceweknya Lio?!"
"Otw cari dukun pelet"
"Oke google! Cara nikung cewe cakep?!"
"Lah pantesan gua kagak dinotice kalah saing gw!"
"Gw kalah cakep tapi gw kagak minder!"
"Cakepan nyokap gw!"
"Hilih wajah kek bocah dikata cakep"
"Daripada lo wajah cabe pengkolan"

"MY LUNAAA OMAYGAATTT!!!" teriak seorang cewek yang berlari kearah Luna

"HWAAAA  CIANJURRRR!" teriak Luna balik dengan merentangkan tangannya. Mendadak Cia menghentikan larinya dan berkacak pinggang

"Heh! Diajarkan sapa memanggil gitu!" Seru Cia

"Ituuh" tunjuk Luna pada Fani yang sembunyi dibalik Lexa

"KACANG PANIR!! SINI LO!" teriak Cia memanggi

"Lexa dengar suara gak?" Tanya Fani watados

"Suara semut gw dengar" jawab Lexa santai lalu mengahampiri Luna dan memeluknya erat

"Miss u" ucap Lexa pelan. Luna terkekeh pelan membalas pelukan Lexa

" Miss u too sister, Lexa kenapa tahun lalu gak ikut Cia sama Fani main ke Berlin" tanya Luna karna saat itu hanya Cia sama Fani yang menemuinya di Berlin. Memang mereka Lexa dkk sering main ke Berlin kalau kangen Luna.

"Maaf Lun, saat itu aku gak bisa ikut karna ada acara keluarga penting" jawab Lexa bersalah

"Owhh yaudah gapapa, kan sekarang udah ketemu!" Seru Luna tersenyum lembut

"Oh iya! Luna lo tau gak?!" Tanya Fani semangat. Luna menggeleng menjawab pertanyaan Fani

"Lexa dijodohkan tau?!" Kata Cia

"Oh yah? Sama siapa?" Tanya Luna semangat

"Sama Givan!" Seru Mereka Cia dan Fani bersamaan. Luna melebarkan matanya terkejut

"OH YAH!!" Teriak Luna

"Yang jan teriak ditelingaku!" Kesel Lio, Luna hanya menyengir lalu mengecup telinga Lio sebentar.

"Udah gak sakit kan telinganya?" Tanya Luna tersenyum manis

"Nggak" jawab Lio mengecup pipi Luna

"Haredang banget gak sih?" Tanya Fani mengipasi wajahnya

"Ho'oh musim ujan ini" saut Cia

"Hehe emangnya, Lexa setuju sama perjodohannya?" Tanya Luna

"Awalnya sih kita gak setuju! Tapi seiring berjalannya waktu kita bisa menerimanya" jelas Lexa

"Nah! Mana bucin banget lagi mereka!" Seru Cia

"Betul tuh!" Saut Fani lalu mereka tertawa bersama




VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang