42. Rencana pembalasan Luna

99.3K 11.8K 360
                                    

"Eh kalian tau gak?" Tanya Cia tiba-tiba. Sekarang mereka (Luna dkk) sedang berada di sebuah Cafe deket kampus, pulang kuliah mereka menyempatkan diri untuk ngopi dulu dari pada pusing mikirin tugas kuliahan.

"Enggak!" Jawab Fani diangguki Lexa dan Luna

"Yaudah kalo gatau" kata Cia enteng lalu meminum kopinya, mereka menganga melihat Cia

"Napa kalian?" Tanya Cia melihat wajah teman2nya

"Kirain tadi kamu mau ngajak rumpi!!" Kesel Luna

"Tau lu! Dimana-mana orang tanya gitu berarti punya informasi, lah elu? Apa coba gunanya tanya kek tadi?" Cerocos Fani, Cia hanya menyengir melihatnya

"Hehe tanya doang! Kalian sih diem-diem bae?!" Jawab Cia

"Eh ini beneran. Luna aku mau tanya deh sama kamu" kata Lexa

"Twanywa apwa?" Jawab Luna yang sedang mengunyah onde-onde yang tadi dipesannya.

"Zia masuk rumah sakit, itu ulah kamu ya?" Tanya Lexa tapi terdengar dari suaranya dia sangat antusias. Fani dan Cia juga memandang Luna dengan antusias, mereka juga mendengar kabar itu tapi mereka sedikit tidak percaya karna bisa saja itu ulah Zia yang ingin menfitnah Luna.

"Bentar minum dulu" jawab Luna setelah menelan makanannya lalu meminum kopinya

"Jadi?" Tanya Cia antusias. Luna hanya mengangguk membenarkan lalu lanjut makan

"Eh Lun! Lo ngangguk doang tapi kita harus nunggu sampai lo nelen dan minum dulu gitu?!" Kesel Fani, Lexa dan Cia juga tak kalah keselnya

"Terus kalian mau aku jawab apa?" Tanya Luna bingung. Mereka menghela nafasnya melihat Luna

"Memangnya kamu apain si Zia?" Tanya Lexa sabar

"Ga banyak kok! Aku tarik rambutnya trus aku patahkan tangannya trus aku lempar ketembok setelah itu aku patahkan kakinya. Udah itu aja" jawab Luna polos, mereka syok mendengar jawaban enteng Luna

"Udah?" Tanya Cia memastikan, dan Luna hanya mengangguk polos

"ASTAGA LUNA!! LO BILANG ITU AJA!! HARUSNYA LO BUNUH AJA SEKALIAN TUH ULER!!" teriak Cia yang tidak puas dengan jawaban 'itu aja' dari Luna

"Enak di dia dong kalo mati duluan" gerutu Luna

"Hah?" Tanya para sahabat Luna gagal konek

"Gak semudah itu dia mati.. Dia harus menderita dulu baru setelah itu terserah aku mau membunuhnya kapan" Jawab Luna menyeringai sangat licik memikirkan penyiksaan buat Zia. Mereka sangat terkejut dan takut dengan seringai Luna tapi meski begitu ada kesenangan dihati mereka melihat perubahan Luna yang bahkan lebih sadis dari Visya yang asli.

"Ekhm, Perusahaan keluarga Zia diambang kehancuran. Itu juga ulah kamu?" Tanya Fani

"Nggak, kalo itu ulah bang Bian. Dia gak terima Zia meludahi wajahku, jadi dia menghancurkan perusahaan keluarganya" jawab Luna enteng, sebenarnya nggak hanya itu alasan Bian menghancurkan perusahaan Rillam. Itu karna mereka berani ikut campur dengan membantu keluarga Lecius.

"Trus, untuk Nilam dkk? Apa yang akan lo lakukan kemereka? Lo ga ada niatan untuk melepaskan mereka kan?" Tanya Fani tapi was-was takut Luna melepaskan mereka begitu saja.

"Ntahlah, aku masih gatau harus kuapakan mereka?" Jawab Luna bingung

"Balas lah Lun! Enak aja mereka main lepas begitu aja! Gabisa yah. Gw masih gatrima ama perlakuan mereka kepada lo dan Visya. Harus dibalas mereka tuh!" Seru Cia dengan kesal

"Mau aku juga membalas mereka, bahkan membunuh mereka, tapi yah gimana? Mereka sahabat abang aku" jawab Luna bimbang

"Kamu gabisa lepas in mereka. Kalo gabisa bunuh, setidaknya bikin mereka menyesal dan menderita." Kata Lexa memberi masukan pada Luna

"Ho'oh masabodo njir kalo mereka sahabat abang lo! Durjana gitu!" Kesel Fani. Luna mengangguk mengiyakan usul mereka

"Trus apalagi?" Tanya Lexa

"Apa?" Tanya Luna bingung

"Orang yang bunuh bang Aron?" Tanya Lexa

"Novan?" Jawab Luna bingung

"Nah itu! Mau lo apakan tuh bagong! Gabisa dibiarin hidup lama-lama tuh orang" jawab Cia semangat

"Owhh dia masih dalam proses penghancuran.. Perlahan tapi pasti. Akan ku bikin dia menderita dan sengsara" jawab Luna dengan seringai dingin

"Sekarang hidupnya sudah hancur, dia masuk penjara, keluarganya pecah, dan hartanya sudah habis.. tinggal nunggu aku mengeluarkannya dari penjara lalu menyiksanya hingga dia meminta untuk dibunuh" lanjut Luna dengan smirk menyeramkan

"Gw ngikut yah kalo lo mau nyiksa tuh uler" pinta Cia dengan senyum lebarnya Lexa dan Fani juga ikut menganggukkan kepalanya kearah Luna, agar Luna mau mengijinkan mereka ikut.

"Emm oke deh! Tapi kalian jangan kaget yah dengan kekejaman Luna" Jawab Luna setelah mikir sebentar. Mereka mengangguk semangat mendengar jawaban Luna

"Gw akan menjadi orang pertama yang sangat bahagia melihat lo kejam Lun" kata Cia dengan cengiran polosnya

"Jadi? Kapan kita akan nyiksa Uler?" Tanya Fani semangat

"Tunggu dia sembuh dulu, biar makin kerasa sakitnya" jawab Lexa

"Aku setuju dengan Lexa, kita tunggu dia sembuh, kalo perlu kita kasih dia waktu untuk menikmati hidupnya sementara, biar kalo mati arwahnya ga gentayangan" kata Luna santai

"Kayak kasih makan kambing kurban sebelum disembelih yah?" Ucap Cia. Lalu mereka tertawa bersama dengan berbagai rencana penyiksaan untuk Uler Zia

'Kira-kira? Daging Uler laku gak yah dibagikan seperti daging kurban?' Pikir Luna

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang