29. Permohonan Maaf

140K 17.1K 2.6K
                                    

"Lunaaa" lirih Feby mendekat kearah Luna

"Hiks ja-ngan men-dekat hiks hiks Lioo suruh me-reka pergi hiks" tangis Luna ketakutan. Saat Nilam dkk menyiksa Zia, Luna tiba-tiba mendapat ingatan dimana Visya sering disiksa seperti itu oleh mereka Nilam dkk(-Zidan,Bian). kepala Luna sangat sakit, hatinya sangat sesak dan juga perih. Dia sangat tidak suka itu, emosinya bercampur aduk antara marah, sakit dan kecewa.

"Lunaa maaf hiks hiks" mohon Feby berlutut didepan Luna

"GAMAU!! hiks PERGII!! hiks hiks KALIAN JAHAT!! hiks hiks LUNA BENCI KALIAN!! Hiks PERGIIII!!" teriak Luna histeris memejamkan matanya dan menutup telinganya

"Lunaa maafin abang lun hiks hiks" mohon Feby mencoba memegang tangan Luna

"JAANGANN SENTUUUHH!!!" jerit Luna menghempaskan tangan Feby

"KAMU BUKAN ABANG LUNA!! LUNA GAMAU PUNYA ABANG JAHAT!! hiks hiks" teriak Luna histeris.

Nanda dkk dan Lexa dkk sangat bingung dengan Luna yang teriak seakan sangat membenci mereka Nilam dkk.

"Luna kamu gapapa?" Tanya Lexa memegang Luna. Luna menoleh lalu menubruk memeluk Lexa

"Lexa hiks ma-u per-gi hiks hiks b-bawa L-Luna pergi hiks hiks Lu-na ta-kut hiks" isak Luna memohon pada Lexa

"Iya kita pergi ya" bujuk Lexa. Lalu dengan mengkode Givan, dia menyuruh Givan untuk menggendong Luna. Givan mengangguk lalu menggendong Luna pergi dari sana diikuti Nanda dkk dan Lexa dkk

"LUNAAA!! Hiks hiks" teriak Feby ingin mengejar Luna tapi dipegang Bian

"Luna butuh waktu" ucapnya datar

Nilam, Gista, dan Drian juga sangat menyesal, mereka sangat ingin minta maaf kepada Luna. Mereka akan melakukan apapun agar Luna mau memaafkan mereka. Tapi mereka sadar diri, Luna mungkin tidak akan memaafkan mereka dengan mudah setelah apa yang mereka perbuat selama ini!!

~~~~~~~

Luna keluar dari kamarnya setelah seharian menangis karna mendapat ingatan menyakitkan milik Visya. Dia ingin ke dapur mengambil minum, dia haus karna nangis terus.

Saat menuju dapur Luna melihat ruang tamu yang rame, ternyata ada Nilam dkk. Luna tidak mempedulikannya dia mengambil minum didapur setelah itu dia kembali kekamarnya. Tapi saat akan naik tangga ada orang yang menarik tangannya, Luna menoleh ternyata Nilam.

"LEPAS!!" teriak Luna menghempaskan tangan Nilam. Luna mundur ketakutan, seperti ada trauma saat Luna melihat Nilam dkk

"Luna kita kesini mau minta maaf sama kamu, kita-" jelas Nilam terpotong oleh teriakan Luna

"ENGGAK!! ABANGGGG!! hiks hiks" teriak Luna ketakutan

"Ada apa Luna?, abang disini!" Kata Feby mencoba memeluk Luna

"BUKAN KAMU!!!" jerit Luna mendorong Feby. Feby merasa sangat sesak melihat penolakan Luna

"BAANGG AROONN!! hiks hiks abang mana?!! Hiks Lu-na ta-kut hiks hiks" teriak Luna menangis ketakutan bahkan dia sudah duduk meringkuk dipojokkan tangga.

"Bang Aron ga ada.. dia pergi" jelas Bian berjongkok didepan Luna. Luna mengangkat wajah sembabnya dengan bibir cemberut

"Hiks ke-kema-na?" Tanya Luna sesenggukan, dia tidak terlalu takut dengan Bian karna dia tidak pernah menyakitinya.

"Ke basecamp, ada masalah disana" jawab Bian mengelus rambut Luna. Dia tidak berharap Luna memaafkannya karna dia tau kesalahannya. Tapi dia berharap agar Luna tidak ketakutan saat melihatnya. Itu sangat menyakitkan untuknya, serasa hatinya ditusuk ribuan tusuk sate. Tidak tajam tapi menyakitkan!

"Hiks m-mau ke a-bang hiks hiks" mohon Luna terisak

"Ayo! Abang anterin" jawab Bian berdiri lalu mengulurkan tangannya. Luna menatap sebentar pada Bian lalu mengangguk patuh dan menerima uluran tangan Bian. Bian tersenyum kecil melihatnya lalu membantu Luna berdiri.

"Kita ikut!" Kata Feby

"Hiks g-gamau hiks" jawab Luna lalu menatap Bian memohon untuk tidak mengijinkan mereka ikut

"Luna kita mohon banget sama kamu.. kita minta maaf.. kita tau kita sangat salah.. Tapi kita mohon banget sama kamu, maafin kita.." kata Gista memohon. Luna tidak menjawab, dia hanya menunduk menahan tangis dengan menggenggam erat tangan Bian. Bian tau kalau Luna sangat ketakutan pada saat ini.

"Luna aku benar- benar minta maaf sama kamu, aku mohonn.. kamu cinta kan sama aku! Aku mau kok nerima cinta kamu. Maafin aku ya.. " mohon Nilam memegang tangan Luna. Luna menarik tangannya lalu menggeleng takut dengan memeluk Bian.

"Luna kita mohon!! Kita akan melakukan apapun asal kamu mau memaafkan kita" mohon Drian. Luna menggeleng keras tidak mau mendengar permohonan mereka. Bian yang tau itu mencoba menenangkan Luna dengan memeluk dan mengusap rambutnya.

"Udah gw bilang!! Luna butuh waktu!! Berhenti maksa Luna buat maafin kalian!!" Kata Bian dengan tegas

"Yan!! Lo kok gitu sih!! Kita kesini mau minta maaf sama Luna!!" Seru Gista tidak terima

"Dengan memaksanya gitu!! Kalian gak liat Luna sejak tadi ketakutan hah!!" Sentak Bian kesal. Mereka semua diam dan melihat Luna. Sepertinya benar kalau mereka membuat Luna ketakutan

"Hiks p-per-gi hiks" bisik Luna yang didengar Bian. Tanpa kata Bian menggendong Luna keluar rumah diikuti Zidan.

Feby, Nilam, Drian, dan Gista hanya merasa sangat bersalah setelah melihat kepergian mereka. Rasanya Hati mereka terjepit batu besar membuat mereka merasa sesak.




VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang