52. Penyerangan

71.7K 10.8K 2.3K
                                    

Dorr
Dorr

Terjadi baku tembak didalam aula pesta pertunangan. Semua orang panik kecuali Septa dkk, anak BM, Lio dan Luna yang sudah tau sejak awal kalau akan terjadi penyerangan malam ini. Itu sebabnya Luna sudah meminta anak BM untuk bersiap sejak awal dengan menyamar sebagai tamu undangan.

"Egar! Dylan! Amankan para tamu!" Seru Agaz dengan tangan sibuk menembaki musuh yang semakin banyak memasuki aula

"SEPTA! ada apa ini!!" Seru tuan Willan melihat kekacauan di acaranya. Tapi meski begitu dia masih membantu menghabisi musuh yang berdatangan dan memerintah banyak bodyguard milik keluarganya untuk membantu mengatasi kekacauan.

Para kepala keluarga kaya memang punya perlindungan diri sendiri untuk keluarganya, bahkan ada beberapa yang bisa menggunakan pistol Seperti sekarang ini untuk menghadapi musuh.

"Woyy botak! Lo bikin anak gw capek! Gw denda semilyar lo yah!" Seru papa Gunawan melempar botol kaca kearah musuh berkepala botak, dan tepat mengenai kepalanya

"Mampus gak lo! Kinclong sih pala lo! Silau kan!" Bangga papa Gunawan

Dorr!

"Gunawan sialan! Lo ga bawa pistol apa?!" Tanya papa Lexa kesal

"Lupa bawa gw! Pinjam!" Jawab papa Gunawan enteng

"Njirr nih ntar balikin, mahal nih belinya!" Kata papa Lio meminjamkan pistolnya

"Pelit amat lo ama besan!" Sewot papa Gunawan

"Ngaca!!" Ketus papa Nardo

Dorr!!
Dorr!

"Ealah ini musuh nyumber apa begimana?! Kenapa kagak ada abisnya dah!!" Kesal Nardo yang membawa tongkat baseball gatau dari mana

"Habisi aja sih! Crewet amat lo!" Ketus Cia melempari gelas yang ada di meja

"MAMPUS LO AKSAN! RUGI BANYAK KAN LO  MANGKANYA JANGAN TERLALU KAYA JADI ORANG! HAHAHAHA" teriak papa Gunawan mengejek tuan Willan selaku keluarga paling kaya dan pemilik acara

"Bukan adek gw!" Ketus om Abi papanya Nanda

"Luna! Sepertinya ini gak akan selesai kalau gak ketemu dalangnya!" Kata Agaz selaku wakil BM menghampiri Luna

Dorr!!
Dorr!

"Pojok kanan ruangan!" Ucap Luna dingin. Agaz mengalihkan pandangannya kearah yang ditunjuk Luna. Dan disana dia menemukan seorang pria berumur yang sangat menikmati menonton pertunjukan

"Dia dalangnya!!" Kesal Agaz karna dia tau siapa orang itu. Dia adalah pak tua keluarga Rillam

"Tangkap!" Ucap Luna dingin dengan menembaki banyak musuh. Agaz mengangguk lalu berjalan menjauhi Luna

Dorr!
Dorr!
Pyarr!
Brukk
Klotak!
Gubrakk!
Jduakk!
DUARRR!!

"Dylan anjing!! Ngapa lo lempar petasan sat!" Umpat Egar yang dibalas cengiran oleh Dylan

"Nemu gw!" Jawab Dylan santuy

"Yang kamu gapapa?" Tanya Lio serius dengan tangan fokus menembaki musuh

"Aku gapapa, tangan kamu kena tembak?" Jawab Luna lalu melihat tangan Lio yang berdarah

"Gapapa, hanya kesrempet peluru dikit" jawab Lio, lalu mereka kembali menembaki musuh.

Luna melihat orang yang mencurigakan, mengendap-endap keluar Aula dengan waspada. Luna memicingkan matanya tajam lalu mengikuti orang tersebut yang dia duga dalang kedua setelah pak tua Rillam.

"BERHENTI ATAU SAYA TEMBAK NIH PAK TUA!!" teriak Agaz yang menyandera tuan Rillam dengan pistol yang diarahkan ke kepala tua milik tuan Rillam

Mendadak Aula menjadi hening dengan situasi menegangkan yang sedang terjadi.

"AKKHHHH"

"Dasar pak tua sialan!! Gara-gara kamu saya batal makan bakso! Mati sana kamu!" Marah mama Nardo memukuli pak tua Rillam dengan tongkat Baseball milik Nardo. Gimana gak kesal saat enak-enak akan makan bakso eh dikagetkan suara tembakan, Loncat kan baksonya.

"Hajar terus mah! Aku telfonin malaikat maut setelah ini biar dijemput!" Sorak Nardo menyemangati mamanya

"Tuan Xavier , bisa tukar keluarga gak kita?" Tanya papa Nardo pada papa Lio disebelahnya

"Monmaap nih tuan Damien, kedua putra saya sudah cukup. Jadi terima saja takdir dengan ikhlas" jawab papa Lio

"Dasar! Udah tua bangkotan saja banyak gaya! Makan sana siapa tau keselek trus mati!" Sewot papa Gunawan melempar onde-onde kearah pak tua Rillam

"Kita apakan nih enaknya?" Tanya tuan Maharap (papa Lexa)

"Enakin aja! Bunuh yok bunuh!" Jawab tuan Kendard (papa Savi)

"Penjarain aja seumur hidup!" Jawab tuan Willan

"Lah enak dong! Umurnya kan tinggal dikit!" Seru papa Gunawan tidak terima

"Pa, diem deh" kata Bian yang sudah lelah dengan papanya

"Yaudah penjarain aja" setuju tuan Maharap

"Gimana kalo kita Rajam saja ni pak tua?" Usul Nardo

"Berdosa banget lo sama orang tua! Penggal aja yeorobun!!" Seru Savi

"Lo juga sama aja bodoh!" Sewot Cia menabok pala Savi

"Udah! Bawa ke pihak berwajib! No komen!" Putus tuan Willan melototi papa Gunawan yang ingin komen

"HAHAHAHAA kalian pikir dengan menyerakan saya ke pihak berwajib semua akan selesai! Kalian melupakan satu orang!" Tawa pak tua Rillam memecah perdebatan para orang kaya.

"Dimana Luna?" Tanya Lio Menyadarkan mereka kalau Luna hilang!

"DIMANA PUTRIKU WOYY!!" teriak papa Gunawan marah

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang