36. I am back

119K 15.4K 1.7K
                                    

4 thn kemudian

Seorang gadis cantik keluar dari bandara dengan menyeret koper disebelah tangan kanannya dan membawa jaket kulit hitam ditangan kirinya. Dia melepas kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya, lalu mengedarkan tatapannya keseliling mencari seseorang.

Gotcha!! Dia menemukan seorang cowok yang dari tadi dicarinya, dengan kacamata hitam sedang menyenderkan tubuhnya pada mobil sport yang terparkir indah disebrang jalan, sambil memainkan handphone miliknya dengan bosan.

"KAK SEPTA!!" teriak cewek itu melambaikan tangannya. Septa melepas kacamatanya dan dengan senyum lebar menghampiri cewek itu yang adalah Luna lalu memeluknya dengan erat

"I miss u darl" bisik Septa

"Miss u more my brother" balas Luna tersenyum lembut. Bukan lagi senyum polos dan ceria tapi senyuman wanita dewasa yang anggun dengan mata yang memancarkan kecerdasan dan kelicikan.

"Bagaimana kabar kamu?" Tanya Septa mengusap rambut Luna lembut

"Apa gak lebih baik kita masuk mobil dulu? Aku capek loh ini" jawab Luna cemberut

"Hahaha meski kamu berubah tapi kelakuan kamu tetap sama imut!!" Kekeh Septa mencubit pipi Luna gemas

"Tau ah! Biar aku ke mobil dulu aja, tuh bawa koper aku!" Seru Luna kesel dengan melemparkan kopernya kearah Septa lalu pergi meninggalkan Septa yang tertawa keras melihat kelakuan Luna. Yang tidak Septa tahu Luna mengeluarkan seringai mautnya dengan mata yang menyorot tajam kedepan.

"I am back" bisik Luna tajam

"Luna... Tungguin kakak lah!!" Seru Septa mengejar Luna dengan menggeret koper Luna yang ternyata berat

"Mangkanya kalo jalan jangan belajar dari bekicot! Lama kan?!" Seru Luna balik. Septa terdiam mendengar jawaban Luna lalu mengikutinya dengan kesal

"Bekicot darimananya?! Sekalian aja Trenggiling biar jalannya guling-guling" gerutu Septa kesal

"Kamu mau langsung pulang atau-"

"Ke rumah sakit" jawab Luna memotong pertanyaan Septa. Saat ini mereka sedang berada di mobil, Septa hanya mengangguk mengiyakan permintaan Luna.

"Bagaimana keadaan markas?" Tanya Luna

"Baik, semua sudah diurus oleh Agaz" jawab Septa, Luna mengangguk mengiyakan.

"Dia?" Tanya Luna yang kali ini dengan dingin dan tatapan tajam.

"Sesuai perintah kamu. Kita sampai sekarang masih mengawasinya, kita juga sudah menghancurkan TG seperti yang kamu minta. Bian sudah membuat perusahaan keluarganya diambang kehancuran, jadi bisa dibilang dia sedang dalam masa kesusahan sekarang" jelas Septa dengan suara tegas dan serius

"Jangan sampai ada seseorang yang membantunya, atau keluarganya" perintah Luna dingin

"Iya!" Tegas Septa. Luna mengalihkan pandangannya kearah jalan tatapannya terlihat tajam dan mengerikan.

Flashback on

¤ Berlin, Jerman

Sudah satu bulan Luna berada di ibukota jerman, sudah satu bulan juga dia berobat ke psikiater kenalan papanya dengan meninggalkan orang-orang yang disayanginya di Indonesia.

Dia mencoba bangkit untuk membalas mereka semua, mereka yang selama ini membuat dia dan Visya yang asli menderita. Zia, Nilam dkk dan Novan dkk, mereka adalah orang-orang yang menjadi target Luna untuk membalaskan dendamnya. terutama Novan Ferden Lecius, putra satu-satunya keluarga Lecius bukan hanya dia musuh besar Luna tapi keluarga Lecius pun mencoba mengusik keluarganya. Maka dia tidak akan membiarkan dia dan keluarga Lecius lepas begitu saja.

Satu tahun kemudian selama di Berlin, Luna belajar banyak dari tante Diana psikiater Luna, dia belajar bagaimana cara merelakan semua yang sudah terjadi dan mencoba membuka lembaran baru dengan bangkit dari keterpurukan.

Luna juga belajar dari Rolan anak tante Diana yang adalah seorang ketua mafia yang disegani disana. Dia belajar bagaimana cara menjadi kuat dan cara menghancurkan musuh dengan kejam, membuat mereka mengerti bagaimana arti kejam yang sebenarnya dengan menghancurkan secara perlahan maka bukan hanya fisik yang hancur tapi mental juga.

"Cara membalas musuh yang tepat adalah dengan menghancurkan semua yang berharga bagi mereka lalu menyiksanya sampai mereka sendiri yang memohon untuk diantar ke depan pintu neraka" ucap Rolan tegas

"Tapi Luna tidak tahu dimana pintu Neraka" jawab Luna bingung

"Bunuh saja! Ntar juga sampai sendiri dia" jawab Rolan males

"Oh gitu,,," jawab Luna menganggukkan kepalanya mengerti

"Tapi jangan lupa untuk menyiksanya sebelum membunuhnya" peringat Rolan

"Caranya?" Tanya Luna

"Banyak! Mulai dari menguliti mereka, memotong setiap anggota tubuhnya, mengambil organ dalam tubuhnya dan dengarkan jeritan merdu mereka" seringai mengerikan tercetak dibibir Rolan saat mengatakan itu semua. Luna memandang ngeri kearah Rolan

"Kenapa senyum dan tatapan kakak terlihat seperti bang Aron? Menyeramkan!" Kata Luna pelan. Rolan memandang Luna dengan smirk andalannya

"Kamu juga harus belajar cara senyum dan tatapan seperti ini!" Kata Rolan tegas

"Caranya?" Tanya Luna bingung

"Senyum aja sih! Tinggal senyum doang!" Kesel juga lama-lama Rolan menghadapi Luna. Luna yang mendengar itu mengeluarkan senyum andalannya

"Bukan gitu!! Gak ada serem-seremnya kalo itu! Yang ada hanya imut dan membuat orang gemes! Bukanya membunuh orang yang ada kamu yang akan dicubit sampe mati!" Kata Rolan frustasi melihat senyum polos Luna

Mulai sejak itu pula Rolan mengajarinya cara menjadi kejam dan tanpa ampun dengan dimulai dari senyum dan tatapan mengerikan. Luna yang emang orangnya cepat dalam belajar dengan waktu singkat bisa belajar banyak hal dari Rolan termasuk menggunakan berbagai senjata tajam dan mematikan.

5 bulan sebelum kembali ke Indonesia.
Septa menghubunginya tentang mimpinya dan permintaan terakhir Aron. Tentang Aron yang ingin salah satu adiknya untuk menggantikan posisinya sebagai Leader dari BM. Yah, tidak ada seorangpun yang menggantikan posisi Aron di BM sejak kematian Aron. Septa dkk sudah memaksa Bian untuk menggantikan Aron tapi selalu saja tolakan yang diberikan Bian, dia malah keluar dari BM untuk fokus mendirikan perusahaan baru yang bisa membantunya menghancurkan perusahaan para musuhnya dan yah dia berhasil.

Septa dkk tidak mungkin meminta Feby untuk menggantikan posisi Aron bukan? Membayangkannya saja mereka sudah ogah!

Jadi pilihan terakhir adalah Luna! Dan mereka meminta orang yang tepat. Luna tidak keberatan menerimanya karna itu wasiat terakhir abangnya. Bisa tidak bisa dia harus bisa! Kebetulan juga dia sudah belajar banyak jadi tidak akan sulit baginya untuk menjadi Leader BM disaat dia sendiri disana menjadi wakil ketua Rolan dalam mafianya.

Flashback off

"Sudah sampai. Ayo turun" kata Septa menyadarkan Luna dari lamunannya. Luna terdiam sebentar lalu mengangguk dan mengikuti Septa turun lalu masuk kedalam rumah sakit.

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Where stories live. Discover now