44. Tamu tak diundang

82.4K 11K 1.2K
                                    

"Turun" perintah Affan pada Luna. Dengan cepat Luna turun dari motor cowok yang tak dikenalnya itu lalu lari dari sana selagi Affan masih sibuk melepas helmnya.

"Heh! Mau kemana lo!!" Sentak Affan saat berhasil menangkap dan memegang tangan Luna

"Lepas! Aku mau pulang!" Seru Luna

"Nggak! Ikut gw!" Tolak Affan lalu menyeret Luna untuk mengikutinya masuk ke apart miliknya.

"Gamau! Mau pulang! Mau pulang! Mau pulang! Lepas!" Berontak Luna saat tangannya ditarik Affan

"Diam!" Bentak Affan kesal. Kalo itu Luna yang dulu pasti akan nangis kejer karna dia gabisa dibentak, tapi sejak menjadi anak didik Rolan Luna menjadi kebal terhadap Bentakan karna Rolan melatihnya dengan membentaknya setiap saat, Bahkan saat minta makan pun dengan nada membentak.

'Eh? Kan aku bisa beladiri? kenapa tidak dari tadi aku gunakan?' Pikir Luna bingung

Tanpa aba-aba Luna memukul tengkuk Affan lalu menendang selangkannya dengan keras, sampai Affan berlutut merintih kesakitan memegang benda pusakanya yang terasa nyeri

"Rasain tuh! Nakal sih!" Ejek Luna menjulurkan lidahnya pada Affan

"LO!!" Bentak Affan

"Oke! Bye!" Ketus Luna lalu meninggalkan Affan yang masih meringis kesakitan

"HEH! TANGGUNG JAWAB LO! GIMANA KALO GW GABISA MENGHASILKAN KECEBONG WOYY!!" Teriak Affan kesal tapi tak bisa mengejar Luna, karna tendangan Luna sakit bukan maen.

"TANYA PADA BUNDA KATAK!!" Teriak Luna ganti tanpa membalikkan badannya

~~~~~~

"LUNA PULAANG!! ADA MAKANAN?!" teriak Luna saat masuk rumah. Untung saja tadi dia sempat melihat teman kampusnya jadi bisa minta antar pulang. Dan sekarang dia lapar!

"Luna.. pulang2 bukannya salam malah minta makan! Lagian kenapa kamu baru pulang sekarang hm? Lupa jalan pulang? atau mau mengundurkan diri dari KK?" Ceramah mama Sekar melihat anak Bungsunya pulang larut malam tanpa mengabari, bikin orang khawatir aja.

"Hehe ampun mah! Tadi Luna diculik sama cowok ganteng masa mah? Trus dia maksa Luna buat ikut dia ke apart nya. Luna gamau dong! Jadi Luna kabur deh!" Curhat Luna dengan dramatis

"Yaampun sayang tapi kamu gapapa kan? Ada yang luka? Dimana rumah tuh cowok ganteng! Mau mama jadikan selir dia! Beraninya macam-macam sama anak mama!" Oceh mama Sekar dengan memutar-mutar tubuh Luna sampai kepala Luna berbintang.

Luna mengangkat tangannya mencoba menepuk bintang diatas kepalanya yang berkeliling dengan bahagia

"Kamu ngapain?" Tanya papa Gunawan yang juga baru pulang karna lembur kerja

"Banyak bintang!" Jawab Luna "tapi gabisa digapai!" Lanjut Luna dengan cemberut

"Pffttt" semua orang yang ada disana menahan tawa melihat tingkah Luna. Bukan hanya ada mama papa Luna disana tapi diruang keluarga juga ada kedua abangnya dan para sahabatnya siapa lagi kalau bukan Nilam dkk. Sejak tadi mereka hanya diam menyimak ocehan Luna dan mama Sekar

"Siapa yang nyulik kamu?" Tanya seseorang, Luna menoleh dan melihat Nilam yang baru saja bertanya padanya

"Tamu tak diundang?" Tanya Luna sinis

"Luna.. gaboleh gitu!" Tegur papa Gunawan

"Lah bolehnya apa pa?" Tanya Luna bingung

"Langsung saja lempar sepatu!" Jawab Papa Gunawan yang juga sudah greget karna kelakuan Nilam dkk saat memperlakukan Luna dulu. Sayangnya mereka sahabat anaknya sendiri jadi papa Gunawan bisa apa?

"Begini pah?" Tanya Luna yang melempar sepatunya kearah Nilam dengan polos, Nilam yang tidak menyangka perlakuan Luna membuat Jidatnya menjadi korban tumbal sepatu Luna. Papa Gunawan yang melihat itu mengacungkan kedua jempolnya pada Luna lalu mereka bertos ria.

"Papa.. Luna.. gaboleh gitu!" Tegur Mama Sekar

"Oh! Pasti mama mau bilang sepatunya kurang satu lagi yah? Biar lengkap?" Tanya Luna yang sudah mengambil ancang-ancang melempar sepatunya yang satu lagi

"Luna!" Mama Sekar merebut sepatu Luna dan menatapnya tajam

"Kamu ga lihat itu, kepala Nilam benjol gegara kamu! Tanggung jawab sana!" Tegur Mama Sekar tegas,

"Beli kepala dimana mah?" Tanya Luna bingung sambil menggaruk pipinya.

Semua orang memandang Luna syok dan ngeri 'apa yang ada di pikiran Luna?' Batin mereka bertanya-tanya

"Kepala apa?" Tanya mama Sekar was-was

"Kan mama minta aku tanggung jawab. Berati ganti rugi dong?! Trus aku harus beli kepala dimana buat ganti kepala Nilam?" Tanya Luna polos

Seketika Nilam memegang leher dan kepalanya ngeri. 'Ini kepala bukan boneka berbie' Batin Nilam

"Kepala ayam mau gak? Tadi abang beli gado-gado trus digratisin kepala Ayam sama penjualnya" ceplos Feby

"Kalian ini yang benar saja! Udah Luna kamu obatin itu luka Nilam!" Putus mama Sekar yang sudah frustasi

"Ih gamau~ gasuka~ gelay~" jawab Luna lalu pergi dari sana menuju kamarnya

Mereka semua menganga melihat keimutan Luna saat mengucapkan kalimat tadi. Bukan kalimat juga sih karna Luna mengucapkannya sambil nyanyi. Bukannya Jijik mereka malah gemas sekali.

"Nilam kamu susul aja Luna kekamarnya.. bilang sama dia kalau tante memaksanya tanggung jawab mengobati kamu" kata mama Sekar menyadarkan Nilam dari melamunnya

"Eh? Gapapa tante?" Tanya Nilam

"Gaboleh!" Ketus Papa Gunawan

"Pah..?" Tegur mama Sekar

"Dia tuh cowok mah!" Balas Papa Gunawan

"Siapa bilang dia perempuan?!" Kesel mama Sekar

"Namanya! Kenapa mirip nama perempuan?" Kata Papa Gunawan menunjuk Nilam

"Ih! Papah udahlah! Lagian dia ga akan berani macam-macam kok! Atau papa mau tidur diluar!" Kesel mama Sekar, papa Gunawan yang mendengarnya mendadak kicep. Waktunya jatah oy!

"Serah mama deh! Pokoknya papa masih tim Lio-Luna!" Jawab Papa Gunawan mengalah lalu pergi dari sana, mama Sekar hanya menggeleng melihat kelakuan suaminya

"Udah Nilam kamu susul Luna sana! Ingat jangan macam-macam" kata mama Sekar lalu pergi dari sana menyusul suaminya.

Nilam tersenyum senang lalu segera menyusul Luna ke kamarnya di lantai 2.




VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Where stories live. Discover now