41. Sagil Aronald Victon

103K 14.4K 2.3K
                                    

"Mama!! Luna izin pergi dulu yah?" Pamit Luna pada mama Sekar yang sedang nonton TV diruang tamu

"Loh kemana sayang? Ini udah malem loh?" Tanya Mama Sekar sedikit khawatir

"Ketemu temen mah, bentar doang kok! Boleh yah.." mohon Luna

"Yaudah, tapi hati-hati yah.. pulangnya jangan terlalu malam" peringat mama Sekar

"Oke mah" Luna mencium pipi mamanya singkat lalu bergegas mengambil mobilnya dibagasi

Luna sampai didepan Cafe BlueRose dia masuk kedalam lalu mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang menghubunginya tadi untuk memintanya bertemu. Dan dia menemukannya, cowok jaket hitam yang duduk dipojok cafe membelakanginya.

"Jadi apa maksudmu?" Tanya Luna to the point saat sampai didepan cowok itu.

"Duduk" jawab cowok itu dingin tapi kalo dilihat dengan jelas dia sedang mengepalkan tangannya dibawah meja. Luna menatapnya intens lalu duduk didepan cowok itu dengan masih menatapnya karna dia merasa aura cowok itu sangat familliar

"Pesan" kata cowok itu melihat Luna yang menatapnya sejak tadi. Entah kenapa Luna seperti sangat mengenal bahasa dan cara bicara orang itu beserta tatapannya juga

"Bang Aron..." lirih Luna dengan mata berkaca-kaca menahan tangis

Cowok itu menatap Luna intens tapi dilihat dari tatapannya ada kerinduan yang dalam dan juga kesenangan.

"Iya" bisik cowok itu pelan. Seketika Luna terisak mendengar jawaban itu

"Hiks hiks be-nar bang Aron hiks" tanya Luna memastikan tapi dia sangat berharap cowok itu menganggukkan kepalanya. Dan yah cowok itu menganggukkan kepalanya pelan dengan mata berkaca-kaca memandang Luna

"Abang!! Hiks hiks" Luna menghampiri cowok itu lalu memeluknya erat dengan menangis. Cowok itu yang adalah Aron membalas pelukan adiknya tak kalah erat dengan air mata yang juga menetes dimatanya dalam diam.

"Ini be-nar abang hiks hiks" kata Luna yang masih tidak percaya kalau yang dipeluknya benar Aron. Dia sangat tau persis gimana pelukan Aron dan itu sama seperti cowok yang dipeluknya sekarang.

"Abang kem-bali hiks" lirih Luna semakin terisak sampai sesenggukan

"Abang kembali" jawab Aron pelan tapi senang terlihat dari senyum manisnya meski matanya berkaca-kaca

Tiba-tiba ada yang menarik Luna dari pelukan Aron sampai terlepas dan pindah kepelukan cowok yang menariknya

"Siapa lo?" Tanya Lio menatap Aron dingin dan tajam. Aron menatap Lio tak kalah dingin dan Lio sangat kaget melihat tatapan itu yang sangat familliar baginya

"Bang Aron?" Bisik Lio pelan tapi segera menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikirannya

"Lio, ini bang Aron! Hiks Bang Aron Luna kembali hiks hiks" Luna menatap Lio senang meski masih sesenggukan. Lio menatap Aron dan Luna bergantian dengan ragu

"Duduk" perintah Aron dingin. Entah kenapa Lio yang mendengarnya jadi ingin menurut, dia membawa Luna duduk didepan cowok yang mengaku sebagai Aron.

"Jadi?" Tanya Lio dingin

"Seperti Luna" jawab Aron singkat. Lio mengangkat alisnya tidak mengerti dia menatap Luna yang sepertinya juga sedang berpikir

"Bang Aron juga sama kayak Luna? Mengalami transmigrasi?" Tanya Luna bingung. Aron mengangguk, Lio dan Luna juga ikut mengangguk mengerti dan mereka percaya. Apa yang membuat mereka tidak percaya? Mereka percaya transmigrasi ada buktinya Luna, mereka juga percaya kalo didepan mereka adalah Aron dilihat dari cara bicara dan tatapannya yang sama persis meski wajahnya berbeda

"Jadi bang Aron menempati tubuh siapa?" Tanya Lio

"Sagil Aronald Victon" jawab Aron

"Kayak pernah dengar namanya?" Bingung Luna

"Mafia Rusia" jawab Aron

"Hah?" Lio benar-benar bingung dengan bahasa Aron. Gabisa dipanjangin dikit apa ngomongnya?

"Oh iya!! Sagil dia ketua mafia asal Rusia bukan? Yang kelompok mafianya bernama Blocklife itu?" Tanya Luna, bagaimana dia tau? Ingat Luna juga seorang wakil ketua dari kelompok mafia milik Rolan di Berlin, dan Rolan juga banyak memberinya informasi tentang mafia didunia. Aron mengangguk membenarkan ucapan Luna

"Woahh seriusan bang Aron jadi ketua mafia?! Naik pangkat yah bang? Yang awalnya ketua gangster jadi ketua mafia!" Seru Lio kagum. Aron hanya mengangguk saja mengiyakan pendapat Lio

"Kalo abang ketua mafia Rusia... berati abang gk tinggal di Indonesia dong?" Tanya Luna sedih bahkan matanya sudah memerah menahan tangis. Aron juga merasa sedih melihat Luna tapi dia tetap menggeleng menjawab pertanyaan Luna

"Nggak" jawab Aron

"Nggak apa bang?" Tanya Lio

"Gak tinggal" jawab Aron

"Jadi Abang kesini hanya ingin memberitahu Luna kalo sebenarnya abang masih hidup gitu?" Tanya Luna dan Aron mengangguk

"Jangan bilang" jawab Aron

"Kenapa Luna tidak boleh bilang kesiapapun kalo abang hidup kembali?" Tanya Luna bingung. Aron menghela nafas lelah, sepertinya dia harus ngomong panjang kali ini

"Kehidupan yang sekarang bahaya, gak mau kalian ikut bahaya" jawab Aron yang keliatan panjang tapi tetap saja singkat, karna perlu otak untuk mencernanya. Lio mengangguk mengerti cara pikir Aron, dia hanya memberi tahu Luna karna dibalik Luna juga ada kelompok mafia yang bisa melindunginya.

"Tapi tetap saja! Abang akan ninggalin Luna" rengek Luna

"Sering hubungi" jawab Aron

"Beneran yah?" Tanya Luna mengulurkan jari kelingkingnya kedepan. Aron tersenyum tipis lalu mengaitkan jari kelingkingnya juga

"Titip Luna" pesan Aron menatap Lio intens. Lio mengangguk tegas

"Pasti!" Jawab Lio

"Ada masalah bilang" pesan Aron pada Lio dan Luna, mereka mengangguk patuh.

"Abang Pergi" pamit Aron lalu pergi dari sana, dia tidak bisa lama-lama karna takut salah satu musuh mafianya mengetahui dan mulai mengincar Luna dan Lio.

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang