37. Tetap sama tapi berbeda

117K 15.7K 1.6K
                                    

Cklekk

Luna dan Septa masuk ke sebuah ruangan VIP dirumah sakit milik keluarga Willan. Terlihat diatas ranjang seorang cowok yang sedang sibuk dengan laptop miliknya, menyelesaikan pekerjaannya dengan fokus tanpa memperhatikan 2 orang yang baru saja masuk.

Luna memberi kode pada Septa untuk diam tak bersuara, sedangkan dirinya dengan perlahan berjalan kearah cowok itu lalu memeluknya erat.

"Abang!!" Seru Luna senang. Bian mengalihkan perhatiannya dari pekerjaannya lalu menatap Luna dengan tersenyum kecil

"Udah pulang" jawab Bian mengelus rambut Luna. Luna mengangguk dengan lucu lalu mencebikkan bibirnya

"Abang gimana sih! Udah tau sakit. Kenapa masih kerja! Istirahat aja sih biar cepet sembuh" dumel Luna kesal. Bian hanya terkekeh pelan, kalau dengan orang lain dia akan dingin tapi dengan Luna maka dia akan sehangat mentari pagi.

"Bagaimana keadaan abang?" Tanya Luna duduk disebelah ranjang Bian. Bian masuk rumah sakit karna kecelakaan yang disebabkan oleh rival bisnisnya. Itulah kenapa dia tidak bisa menjemput Luna dibandara

"Udah mendingan mungkin Lusa sudah boleh pulang" jawab Bian memegang tangan Luna yang terkepal

"Bilang ke Luna, siapa yang nyelakai abang!" Kata Luna geram

"Udah abang urus, kamu tenang aja oke?" Jawab Bian

"Ya tapi kan-"

Cklekk

"Bang gw mau- loh sayang? Kok kamu disini?" Tanya Lio kaget melihat kekasihnya. Lio sudah bangun dari komanya 2 thn setelah Luna pergi, setahun kemudian dia menyusul Luna ke Berlin. Disana mereka meresmikan hubungan mereka, dan Lio juga sudah memberi tahu Luna kalu sejak bangun dari koma ternyata jiwanya dan jiwa Zayn bersatu. Jadi tidak heran kalau sifat Lio berubah-ubah kadang bijak kadang dingin kadang juga polos ngeselin.

"Hai?" Sapa Luna tersenyum lebar. Lio tidak menjawab sapaan Luna tapi malah menghampiri Luna lalu memeluknya erat.

"Kamu kenapa gak bilang ke aku kalau balik ke Indo! Kan aku bisa jemput kamu!" Gerutu Lio yang menyembunyikan wajahnya diceruk leher Luna. Luna terkekeh pelan dia tau Lio sedang ngambek, terdengar dari suaranya yang menahan kesel tapi rindu.

"Kan mau kasih surprise buat kamu! Eh kamu malah tau duluan. Gimana sih!" Jawab Luna yang ikutan ngambek

"Eh kan gatau! Yaudah deh, ntar kamu ke apart aku aja ntar kamu kasih surprise biar aku pura-pura terkejut. Gimana?" Tanya Lio bingung

"Oke deh! Ntar kamu terkejut yah?" Jawab Luna memastikan, Lio hanya mengangguk mengiyakan lalu kembali memeluk Luna.

Bian dan Septa saling pandang lalu menghela nafas pelan.
'Pasangan paling absurd!' Batin mereka berdua miris

"Berasa dunia milik berdua yah?" Sindir Septa tapi arah pandangnya pada Bian. Seakan mengerti Bian hanya mengangguk mengiyakan. Tapi bagi Luna-Lio suara Septa bagai angin lalu, mereka sama sekali tidak menghiraukannya malah sedang asik bermesraan. Bian yang udah kesel berdehem sangat keras

"EKHM!"

"Kenapa bang? Seret? Mo minum?" Tanya Luna. Bukannya menjawab Luna Bian malah menatap tajam Lio dan dibalas balik oleh Lio dengan tajam

"Kenapa kesini?" Tanya Bian dingin

"Perusahaaan Lecius mendapatkan bantuan" jawab Lio gak kalah dingin

"Dari siapa?" Tanya Luna sangat dingin, lebih dingin dari Lio dan Bian. Septa yang hanya diam menyaksikan sejak tadi menjadi ngeri

'Bisa beku nih gw!' Batin Septa lalu meraih remot AC dan mematikannya.

"Keluarga Rillam" jawab Lio

"Tcih! Tidak hanya anaknya, sekarang keluarganya pun berulah" sinis Septa

"Uler gatau yang namanya kapok!" Remeh Bian

"Baguslah, ingin bermain juga aku" kata Luna tersenyum sangat manis, tapi sangat mengerikan dimata 3 lelaki didepannya karna tatapannya yang penuh kelicikan.

"Ekhm, oh iya Luna kamu mau lanjut kuliah?" Tanya Septa mencairkan suasana

"Eh iya! Aku mau sekampus sama Lio!" Jawab Luna semangat, dia emang kuliah di Berlin tapi belum lulus jadi dia akan melanjutkannya di Indonesia bersama kekasihnya dan para sahabatnya tentunya

"Kamu sekampus sama para sahabatku kan" tanya Luna tapi terlihat mengintimidasi. Lio hanya mengangguk polos mengiyakan pertanyaan Luna.

"Ada Lexa dkk, ada Nanda dkk, dan ada Nilam dkk juga!" Jawab Lio

"Yes!! Eh berati sama bang Bian?" Tanya Luna bingung

"Nggak sayang... Kan abang ipar sama abang aku udah lulus duluan karna mengambil jalur cepat" jelas Lio menguyel pipi Luna gemas

"Pake Uang maksudnya?" Tanya Luna polos

"Heh! Abang ini pintar yah. Tanpa menggunakan uang, abang bisa menghasilkan uang!" Jawab Bian sombong

"Iya abang pintar, ga kaya bang Feby bodoh" jawab Luna mengangguk pelan, Mereka terkekeh melihatnya.

Luna memang diajari banyak hal oleh Rolan disana, tapi Rolan tidak mampu mengubah cara pikir dan kelakuan Luna yang kadang polos-polos ngeselin. Meski begitu Rolan berhasil meracuni pikiran Luna dengan kelicikan dan kekejaman yang mampu menghancurkan musuh dengan sadis.

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang