⚠️WARNING⚠️
Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣
Dan
Jangan lupa vote dan komen!!
Pliss jangan jadi sider, hargai author!!
.
.
.Part 9| KEDATANGAN TIARA
*****
Brak...
Suara itu membuat Tiara dan Arion tersentak keget. Mereka menoleh kearah kamar tamu yang tertutup rapat. Seketika tubuh Arion terasa panas dingin. Didalam hatinya dia terus mengumpat nama Aurora.
"Dasar wanita ceroboh" umpatnya.
Tiara yang merasa curiga perlahan berjalan kearah kamar tamu. Arion yang melihat itu semakin panas dingin.
"Sayang mau kemana?" tanya Arion menarik tangan Tiara yang berhasil menghentikan langkah gadis itu.
"Tadi kamu denger nggak yang, ada suara benda jatuh gitu dari dalam kamar itu!" ucapnya lalu menunjuk kamar tamu yang ditempati Aurora untuk bersembunyi.
Arion gugup "O--oh itu mungkin suara kucing yang jatuhin benda. Iyya--kucing!"
Tiara mengernyi heran, yang dia tau Arion itu alergi bulu kucing.
"Sayang kamu bukannya alergi bulu kucing yah, kenapa malah pelihara kucing?"
Skaktt
Arion bungkam. Dia merutuki kebidohannya dalam berbohong. Dia lupa jika hal-hal kecilpun diketahui oleh Tiara.
"Emm--itu sayang, kucing tetangga. Mereka nitipin kesini!" alibinya. Sial, gara-gara Uaira dia harus terjebak disituasi ini.
Tiara semakin bingung. Apalagi saat meoibat gerak-gerik Arion yang mencurigakan.
"Kamu nggak bohongkan sayang? atau kamu lagi sakit?" khawatir Tuara lalu menempelkan punggung tangannya dukening Arion.
"Tapi nggak panas" lanjutnya lalu menurunkan tangannya.
Arion memutar otak, memikirkan bagai mana cara mengakihkan situasi.
"Oh iyya, kamu ngapai kesini?" ucapnya berusaha mengalihkan situasi. Tiara seketika menepuk keningnya.
"Astaga, Maaf aku lupa, nih aku bawain kamu kue pandan. Kamu kan suka!" ucapnya lalu kenyodorkan paper bag pada Arion.
Arion menerimanya dengan cepat. Lalu menarik tangan Tiara untuk duduk disofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARION [END]
Teen Fiction"Aku hamil Rion" Arion menatap dingin Aurora yang berdiri dihadapannya. "Gugurin!" satu kata yang berhasil menghancurkan perasaan Aurora. PLAKK "Gampang banget yah kamu ngomong seperti itu? ingat Rion, bayi ini anak kamu juga--" "Bukan, dia bukan...