47. || MARKAS AGOSVER

114K 8.9K 594
                                    

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

Dan

Jangan lupa vote dan komen!!

Plis jangan jadi siders, hargai author!!
.
.
.

Plis jangan jadi siders, hargai author!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 47 | MARKAS AGOSVER

*****

Suara tangisan melengking terdengar dikediaman Witama. Balita cantik kesayangan keluarga itu saat ini sedang melancarkan aksinya untuk meluluhkan hati sang ibu yang melarangnya ikut sang paman.

"Pokokna Celli mau ikut uncle Jhe ke Malkas. Kalau mommy ndak izinin Celli bakal mogok makan!" ucap Celli mengancam.

"No no no, mommy bilang tidak tetap tidak. Sekarang pukul tujuh malam dan mommy nggak akan izini Celli keluar!" tegas Aurora pada putrinya.

Celli tak terima, balita cantik itu menghentak-hentakkan kakinya sembari menangis kencang.

"HIKKSS POKOKNA CELLI MAU PELGI, TITIK!!" teriak Celli menangis.

Jheno yang berada ditengah-tengah perdebatan anak dan ibu itu hanya bisa menonton. Jika dia membela keponakan kesayangannya, maka Aurora tidak akan membiarkannya pulang dengan selamat.

"Kakak juga sih, ngapain jemput Celli malam-malam gini. Pokoknya aku nggak akan izinin kakak bawa Celli keluar malam-malam!" ucap Aurora tak terbantahkan.

Mendengar perkataan sang ibu, Celli semakin mengencangkan tangisannya. Balita itu bahkan sudah berguling-guling diatas lantai.

"Hikss mommy jahat! Celli mau ikut uncle Jheeeee!!!" tangisnya semakin kencang.

"Tidak tetap tidak Celli!" tegas Aurora.

Terus mendapat penolakan dari Aurora membuat Celli memutar otak untuk mencari cara agar ibunya memberinya izin keluar. Balita itu lalu tersenyum smrik setelah mendapat ide cemerlang.

"Huh huh huh c-cecak hiksss. Celli ndak bica na-napas!" Celli memulai dramanya. Balita itu memegang dadanya seperti orang sesak nafas.

Aurora yang mendengar nada sesak putrinya lantas menoleh. Matanya membola saat melihat Celli yang kesusahan bernafas.

"Celli, kenapa nak. Atur nafanya perlahan, jangan nangis lagi sayang!" Aurora panik, wanita cantik itu memeluk tubuh putrinya. Namun tanpa sepengetahuan Aurora, Celli tersenyum kemenangan dibalik dekapan sang ibu.

ARION [END]Where stories live. Discover now