⚠️WARNING⚠️
Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣
Dan
Jangan lupa vote dan komen!!
Pliss jangan jadi siders, hargai author!!
.
.
.Part 38 | PERLAHAN MELUPAKAN
*****
Dua bulan kemudian...
Dua bulan berlalu begitu cepat. Kini usia kandungan Aurora memasuki usia delapan bulan. Wanita hamil itu kini sedang berkutat dengan masakannya bersama sang ibu. Walaupun Desi kadang melarangnya untuk melakukan pekerjaan dapur, namun Aurora selalu keras kepala dan tetap melakukannya.
"Sayang kamu istirahat aja yah. Muka kamu udah pucat gitu loh!" Desi menatap khawatir pada putrinya. Ia sering melihat Aurora meringis jika terlalu lama berdiri.
"Aku nggak papa Ma, ini masakannya dikit lagi selesai, nanggung!" memang dasarnya keras kepala. Desi menghembuskan nafas pasrahnya.
"Yaudah, tapi kalau kamu ngerasa udah capek, istirahat yah. Ingat sayang, usia kandungan kamu itu udah delapan bulan, kamu udah gampang capek!" ujar Desi.
Aurora mengangguk, tangan lentiknya mencubit kedua pipih sang ibu.
"Iyya mamaku yang cantik, udah jangan bawel lagi!"
"Dasar kamu!"
Mereka melanjutkan kegiatan diiringi tawa. Walaupun rasa sakit dan trauma yang Aurora miliki masih ada, tapi dia selalu berusaha melupakannya secara perlahan.
"Kalian lagi ngapain?" tanya seseorang dari arah pintu utama.
Kedua perempuan berbeda generasi itu menoleh. Sosok Reno berjalan menghampiri mereka.
"Loh papa kok udah pulang?" tanya Desi.
"Kenapa kalau papa pulang, mama nggak suka yah?" mata Reno menyipit manatap istrinya.
Plak
"Aww ma, kenapa lengan papa ditabok!" Reno meringis. Tabokan istrinya kuat juga.
"Kamu yang ngapain tatap aku kayak gitu. Mau tidur diluar atau di kamar tamu hmm!" Desi menatapnya dengan pelototan.
Jleb
YOU ARE READING
ARION [END]
Teen Fiction"Aku hamil Rion" Arion menatap dingin Aurora yang berdiri dihadapannya. "Gugurin!" satu kata yang berhasil menghancurkan perasaan Aurora. PLAKK "Gampang banget yah kamu ngomong seperti itu? ingat Rion, bayi ini anak kamu juga--" "Bukan, dia bukan...