36.|| SURAT CERAI

167K 9.9K 404
                                    

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

Dan

Jangan lupa vote dan komen!!

Pliss jangan jadi siders, hargai author!!
.
.
.

Pliss jangan jadi siders, hargai author!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 36| SURAT CERAI

*****

Aurora menatap terakhir kali rumah megah yang menjadi saksi masa kecilnya dulu. Rumah sederhana berlantai dua yang akan ia tinggalkan entah untuk berapa lama. Rasanya begitu berat meninggalkan rumah ini, banyak kenangan, suka dan duka ia lewati dirumah ini.

"Sayang!" panggilan lembut Desi menyadarkan Aurora yang sedari tadi menatap rumah mereka.

"Udah jangan sedih, suatu saat nanti papa yakin kita akan kembali kerumah ini lagi!" ujar Reno menbelai rambut halus putrinya.

"Iyya pa!" kata Aurora tersenyum sedih.

"Udah Ra, kita harus cepat tiba dibandara. Nanti kamu ketinggalan pesawat lo!" ujar Jheno.

Aurora mendengus "Iya kak iyya, ini udah mau masuk ke mobil kok!" dumelnya.

Setelah semuanya siap, mobil hitam alphard itu melaju meninggalkan kediaman mereka dan tak lupa geng agosver yang mengawal mereka.

***

Beberapa jam berlalu, Arion yang baru saja terbangun dari tidurnya menatap sekeliling dengan heran. Seingatnya ia tidur dikursi taman, tapi kenapa sekarang di pos satpam.

"Ehh den Arion udah bangun!" suara pak Mamat membuatnya bangkit. Pria paruh baya yang ditugaskan untuk menjadi keamanan itu melangkah sembari membawa segelas kopi hitam ditangannya.

"Kok saya bisa tidur disini pak? Siapa yang pindahin?" tanya Arion pada pak Mamat.

"Ohh itu, tadi pagi pas bapak keliling nggak sengaja liat den Arion tidur dikursi taman. Tapi pas den Jheno datang dia minta teman-temannya pindahin den Arion ke pos saya!" pak Mamat menjelaskan membuat Arion terdiam.

Pria itu menatap sekeliling pekarangan rumah Aurora, mencari dimana motor-motor milik temannya.

"Tapi kok motor-motor mereka nggak ada pak?" tanya Arion.

Pak Mamat menyeruput kopinya dengan tenang lalu mejawab pertanyaan Arion.

"Mereka udah pada pergi den, sekitar tiga jam yang lalu!" jawab pak Mamat lalu menganbil sebuah map yang tadi diberikan Aurora padanya.

"Kemana?" tanya Arion. Perasaannya mulai merasa tak enak. Seperti ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

"Mereka ke bandara den buat nganter pak Reno beserta keluarganya. Kan mereka mau pindah!"

ARION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang