Sirius : 5. Camera

7.1K 1.5K 337
                                    

"Gomawo Chaengie!"

Pekikan itu memenuhi halaman belakang sekolah yang sepi. Chaeyoung yang melihat wajah bahagia kakaknya, terkekeh. Membuat Jennie merasa senang, cukup menjadi penyemangat Chaeyoung di hari kelabu ini.

Sesuai janjinya pada sang kakak, Chaeyoung menggunakan uang hasil dari lombanya untuk membeli kamera baru. Jennie tentu merasa senang bukan main, karena ia tahu kamera itu dibeli dengan hasil kerja keras adiknya sendiri.

Mungkin kamera itu kalah dengan kamera miliknya yang lain karena harga. Namun dia berjanji, akan menjadikan kamera itu lebih spesial karena yang memberikannya adalah Chaeyoung.

"Diam disitu! Aku akan memotretmu." Jennie bangkit dari duduknya. Menyalakan kamera baru itu dan membidik sosok adiknya yang duduk manis di bangku.

"Cha! Kau adalah orang pertama yang dipotret kamera ini."

Halaman sekolah itu tidak terlalu istimewa. Tapi Jennie sungguh mengagumi sosok sang adik yang amat cantik berpadu dengan sinar matahari sore. Wajahnya cerah, seperti malaikat.

"Jangan pernah hapus fotoku itu dari kameramu, Unnie." Jennie tertawa mendengar ujaran sang adik.

"Tidak akan. Biar semua orang tahu, jika kamera ini adalah pemberian adikku yang sangat cantik." Duduk di samping Chaeyoung, dia mengecup pipi sang adik. Sebelum akhirnya kembali terfokus berkutat dengan kamera barunya.

Jika saja ia bisa, mungkin Chaeyoung sudah menjerit bahagia sekarang. Tidak pernah ia rasakan, bahagia yang sangat besar seperti saat ini. Dimana, dia bisa menjadi yang pertama untuk Jennie. Walau hanya sebuah foto yang tercetak di kamera gadis berpipi mandu itu.

"Aku bahagia, bisa menjadi yang pertama. Walau itu hanya sebuah foto."

Senyum Jennie yang semula menggembang, seketika sirna. Hatinya mendadak bergemuruh, takut akan mendengar kalimat Chaeyoung selanjutnya.

"Chaeyoung---"

"Tidak apa, Unnie. Aku bukan iri pada Lisa yang selalu kau utamakan di segala hal. Aku hanya... Bersyukur? Setidaknya walau sekali, aku yang kau utamakan hari ini." Chaeyoung tampak membahasi bibirnya yang kering.

"Bisakah, hari ini hanya aku yang memenuhi kepalamu? Hari ini saja, dan aku tak akan memintanya lagi."

Napas Jennie tercekat. Apakah selama ini dia selalu mengabaikan sosok Chaeyoung? Sampai adiknya itu, tak pernah merasa diutamakan pada segala hal.

"Geure. Ayo kita menghabiskan waktu bersama. Hanya aku dan kau." Jennie menggandeng tangan Chaeyoung yang terasa dingin. Menariknya untuk meninggalkan sekolah yang sudah sepi, karena pembelajaran sudah usai sejak satu jam lalu.

..........

Akibat kejadian tadi malam, Haneul memutuskan mengambil cuti sehari untuk menenangkan pikiran dan berusaha melupakan ucapan tak pantas ayahnya pada Lisa.

Satu hari ini, dia terus berada di rumah. Bermain bersama Lisa hingga sore menjelang. Sampai akhirnya, dia harus pergi menjemput Jisoo karena mobil anak pertamanya itu bermasalah di kampus.

Haneul pikir, mobil Jisoo rusak karena jarang mendapatkan perawatan rutin. Tanpa ia tahu, bahwa mobil itu sengaja di rusak oleh beberapa mahasiswa yang tidak suka akan keberadaan Jisoo.

"Lisa ikut!" Lisa dengan wajah yang dipenuhi bercak cokelat yang berantakan, tampak menatap penuh harap pada Haneul.

"Tidak, Sayang. Lisa harus mandi sekarang." Sora datang, menghapus bercak cokelat batang yang tersisa di wajah anak bungsunya itu.

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang