Sirius : 7. Dream

7.3K 1.3K 318
                                    

Buku adalah sebagian dari hidupnya. Chaeyoung bahkan sampai tidak punya teman karena selalu menyendiri di perpustakaan. Sibuk dengan dunianya sendiri. Yakni memenuhi kepalanya dengan pengetahuan baru.

Sesekali, dia akan mendapati Jennie yang menemani dengan membawa beberapa cemilan untuknya. Tapi hari ini, dia dengar Jennie sedang mendapat hukuman karena tidak mengerjakan tugas.

Itu karenanya yang mengajak Jennie pergi hingga larut malam. Ada rasa bersalah di dalam benak Chaeyoung. Namun gadis itu akan menebusnya saat hukuman kakaknya itu telah selesai. Membawakan makan dan minuman mungkin?

Siswi yang dinobatkan sebagai murid terpintar disana itu mulai bangkit berdiri. Dia menelusuri setiap rak buku guna mencari bahan materi yang dibutuhkan.

Kedokteran adalah fokus utamanya. Tidak seperti remaja lain yang suka mengoleksi buku novel, Chaeyoung justru memenuhi rak buku di kamarnya dengan ilmu kedokteran yang cukup tinggi.

"Oh! Bukankah ini buku edisi terbaru?" Tangan itu meraih salah satu buku yang ia tahu baru saja keluar minggu lalu.

Sekolahnya memang hebat. Bisa mendapatkan buku keluaran terbaru dengan cepat. Jadi tak heran jika hampir seluruh murid disana lebih pintar dari sekolah lain.

"Ugh!"

Baru saja membuka lembar pertama buku itu, rasa sakit sudah menyerang kepalanya. Hal yang akhir-akhir ini sering menemaninya.

Napas gadis itu tercekat, saat ada setetes darah yang mengotori lembar pertama buku itu. Tangannya beralih menyentuh hidungnya. Dimana darah itu berasal.

Chaeyoung masih ingin berpikir mengapa ia sering mengalami mimisan. Tapi sakit kepalanya semakin menjadi. Membuat tubuh itu meluruh. Bersandar pada dinding dengan tangan meremas rambut blondenya.

"Ya Tuhan. Kenapa sakit sekali?" Chaeyoung merintih, dengan tubuh bergetar hebat.

Kepalanya bersandar pada rak buku, dengan sebelah tangan terus meremas rambutnya hingga kusut. Membiarkan darah itu terus menetes hingga mengotori seragamnya.

"Tidak," lirih gadis itu berusaha mengatur napasnya.

"Kau tidak boleh sakit, Chaeyoung." Dengan tangannya yang bergetar, diusapnya darah itu dengan kasar.

"Kau harus menjadi dokter yang hebat. Kau harus menjadi dokter untuk Lisa."

Tujuan hidup gadis itu memang tak ada yang lain, selain menjadi berguna untuk adiknya. Chaeyoung tahu, seumur hidup adiknya akan selalu membutuhkan perawatan. Maka impiannya adalah, menjadi seseorang yang bisa merawat Lisa hingga akhir.

"Demi Lisa, kau harus berhasil. Demi Lisa, kau tidak boleh lemah." Chaeyoung bergumam. Berusaha menguatkan dirinya sendiri, yang bahkan untuk bangkit saja sudah tak mampu.

..........

Sial sekali nasibnya hari ini. Semalam Jennie lupa mengerjakan tugasnya, dan pagi tadi dia harus berkutat bersama keluarganya untuk membuat kue ulang tahun Chaeyoung. Alhasil, dirinya sekarang harus menerima hukuman karena tak mengumpulkan tugas seperti teman-temannya yang lain.

Jennie tidak sendiri dalam membersihkan lapangan indoor sekolah itu. Ada Joy Park di dekatnya. Ikut menerima hukuman yang sama.

Bukan Joy tidak mengerjakan tugasnya seperti Jennie. Dia sengaja tak mengumpulkannya, agar bisa menemani Jennie menjalankan hukuman.

Di antara ketiga gadis Kang yang lain, Jennie memang yang paling beruntung dalam pertemanan. Dia memiliki cukup banyak teman baik, dan satu sahabat yang sangat setia padanya.

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang