Sirius : 29. Sunset

5.5K 861 122
                                    

Jika biasanya Kang Sora akan pulang ke rumah ketika hendak megambil pakaiannya dan Chaeyoung saja, namun kali ini tujuannya berbeda. Ia akan tidur di rumah dan menemani anak bungsunya.

Mendengar perdebatan kedua anak serta suaminya, membuat Sora mulai tersadar jika masalah mereka mulanya berawal dari perubahan sikap Sora dan Haneul sendiri. Jika saja mereka tidak memulai, maka Jennie dan Jisoo tak akan mengabaikan Chaeyoung.

Sampai di rumah dengan wajah lelah, tubuh Sora mendadak menegang ketika mendengar suara Lisa bersama seseorang.

Langkahnya semakin cepat untuk sampai ke ruang tengah rumah itu. Dugaannya sangat tepat jika yang ia dengar adalah suara Kang Seulgi. Anak sulung dari kakak Haneul yang sangat membenci keluarga mereka.

Merasa yang ia lihat salah, Sora segera menarik lengan Lisa untuk segera berdiri menjauhi Seulgi. Membuat kedua orang yang semula sedang menertawakan sesuatu itu terkejut bukan main.

"Apa tujuanmu dengan mendekati anakku? Apa keluargamu masih berusaha untuk menyakiti kami?" Ujaran tajam Sora itu membuat Seulgi terpaksa berdiri.

"Ayahmu pasti memerintahkanmu untuk menyakiti Lisa agar kami takut kan?" Tuduhan itu sungguh membuat Seulgi merasa sakit hati.

Apakah dia tidak boleh untuk berbuat baik? Apakah salah jika dia menyayangi Lisa? Tidak ada yang bisa melihat ketulusannya sebaik Lisa. Semua orang pasti akan berpikiran buruk kepada Seulgi.

"E-Eomma, jangan memarahi Seulgi Unnie. Dia baik. Dia tidak jahat." Lisa menatap ibunya dengan takut.

Apakah ia pernah mendapati ibunya marah seperti ini? Lisa rasa tidak. Atau dia lupa? Tapi ibunya memang bukanlah orang yang mudah marah.

"Lisa pergi ke kamar sekarang." Perintah ibunya itu tak bisa langsung Lisa jalankan.

Entah mengapa kakinya sangat berat untuk pergi. Dia menatap ibunya dan Seulgi bergantian. Tak mengerti dengan situasi yang cukup panas itu.

"Imo, aku tidak seperti---"

"Diam! Kau sama saja seperti ayahmu. Setelah menyakiti Jisoo, kini kau ingin berganti menyakiti Lisa?" Bentakan itu membuat Lisa melepaskan lengannya dari genggaman Sora.

Dia segera berdiri di depan tubuh Seulgi. Berusaha melindungi kakak sepupunya agar tak kembali di marahi oleh ibunya.

"Seul Unnie tidak nakal. Jangan marahi Seul Unnie." Lisa berujar dengan suara gemetar. Dia tak suka Seulgi yang sudah menemani hari-harinya belakangan ini justru mendapatkan amarah dari ibunya.

"Lisa! Eomma bilang pergi ke kamarmu sekarang!" Lisa tersentak, saat bentakan Sora kini tertuju ke arahnya.

"Dan kau... Tahu pintu keluar dimana? Segera enyah dari sini."

Seulgi menghela napas. Ia mengusap bahu Lisa agar gadis itu tenang, lalu berbisik tepat di samping telinga Lisa.
"Kita akan bertemu lagi besok. Jangan sedih, hm?"

Setelah membungkuk sedikit untuk Sora, ia pergi dari sana dengan perasaan tak rela. Ia masih ingin bermain bersama Lisa. Ia juga tak rela jika kepergiannya harus dengan usiran seperti ini.

"Lisa---"

"Eomma... Memarahi Lisa?" Bibir Sora mengatup. Napasnya tercekat ketika baru saja menyadari sesuatu. Ia telah membentak Lisa.

"A-Apakah Lisa sangat nakal? Eomma marah karena Lisa nakal." Beberapa tetes air mata Lisa mulai jatuh, membuat Sora menjadi panik.

"Aniya, Lisa-ya."

Sora ingin meraih lengan Lisa, namun anaknya itu menghindar dengan kedua tangan terus memukuli kepalanya sendiri.

"Lisa nakal. Eomma marah. Lisa anak nakal." Langkah itu terus mundur untuk menjauhi sosok ibunya.

SiriusWhere stories live. Discover now