Sirius : 42. Episode

3.4K 834 111
                                    

Lisa mendengus saat baru saja turun dari mobil milik Jisoo. Ia dipaksa pergi ke rumah sakit karena Chaeyoung ingin bertemu dengannya. Padahal, Lisa belum menyelesaikan seratus bintangnya. Hanya tersisa satu buah, hingga ia bisa mencapai seratus bintang. Tapi paksaan Jisoo membuatnya tak bisa berkutik.

"Ayo, Lisa-ya!"

Kedua mata Lisa mengerjab. Jisoo kini tampak panik, hingga ia berlari terlalu kencang. Membiarkan Lisa hanya menatap punggungnya hingga mulai menjauh.

Lisa memiringkan kepalanya bingung. Sama sekali tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ekspresi Jisoo benar-benar sulit ia pahami. Kakaknya itu seakan sangat ketakutan sekarang.

Mengedikkan bahunya acuh, Lisa mulai melangkah untuk mengikuti Jisoo walau ia tertinggal jauh. Tapi langkah itu tak bertahan lama, karena kini ada sebuah pandangan yang lebih menarik untuknya.

"Chae Unnie?" Lisa menunjuk sosok tak berdaya kakaknya yang sedang dibawa oleh dua orang memasuki sebuah mobil hitam.

"Chae Unnie!" Lisa berlari menuju mobil itu. Baru saja sampai pada tujuan dan hendak bersuara, tubuhnya justru di dorong masuk ke dalam mobil.

"Ya! Pasti boss bangga pada kita. Sekali tangkap, dua ekor ikan kita dapat!" Lisa sama sekali tak mengerti pembicaraan dua orang yang ada di kursi depan. Ia hanya terfokus pada kakaknya yang menggeliat kesakitan.

Sedangkan Chaeyoung, ia terkejut dengan keberadaan Lisa. Ini tidak benar. Orang-orang itu bisa membawanya, tapi jangan Lisa.

"P-Pergi, Lisa-ya." Terlambat. Mobil itu sudah melaju menjauhi kawasan rumah sakit.

Memejamkan matanya, Chaeyoung merasa benar-benar frustasi. Ia tak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan sang adik dari para pria bermasker hitam itu.

Chaeyoung sendiri tidak tahu siapa mereka. Pada awalnya ia akan dibawa ke ruang terapi. Ia pergi bersama Jennie dan seorang perawat. Tapi saat memasuki lift, mereka justru di kepung oleh lima pria berbadan besar.

Jennie dan perawat itu dibuat tak sadarkan diri. Lalu membawa Chaeyoung yang tidak berdaya ke luar dari rumah sakit. Tanpa melakukan perlawanan sedikit pun, karena ia memang tak mampu.

"Chae Unnie," panggil Lisa lirih, membuat Chaeyoung berusaha tersenyum untuk adiknya.

Ia meraih tangan yang terasa dingin itu. Mengusapnya dengan lembut. Mendadak ada rasa sesak yang Chaeyoung rasakan.

Ia memang ingin menggenggam tangan itu setelah sekian lama. Ia memang ingin melihat wajah adiknya itu terus menerus. Namun bukan dalam situasi seperti ini.

"Tidak apa-apa, Sa-yang. Ja-ngan takut." Setelah mengatakan itu, Chaeyoung menertawakan dirinya di dalam hati.

Ia dengan mudahnya memberikan kalimat penenang untuk Lisa. Tapi ia bisa apa? Ia bahkan ragu bisa melindungi adiknya. Ia tak berguna sekarang.

..........

Mendengar bahwa Chaeyoung hilang serta Jennie yang pingsan di dalam lift bersama seorang perawat membuat Jisoo panik bukan main. Ia melangkah secepat yang ia bisa hingga mencapai lorong VVIP tempat Chaeyoung di rawat.

"Appa..." Jisoo tak bisa berkata lagi. Napasnya terlalu memburu karena ia sudah menghabiskan banyak tenaga untuk sampai disana.

"Semua CCTV mati. Appa tidak tahu mereka membawa Chaeyoung kemana." Haneul tampak frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar. Sedangkan Sora sudah menangis sesegukan di bangku ruang tunggu.

Saat ini, ingin sekali Jisoo menangis seperti ibunya. Dadanya terasa sesak bukan main. Belum reda kegelisahan mereka akan kondisi kesehatan Chaeyoung, kini anak itu harus hilang entah kemana.

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang