Sirius : 28. Paper Star

3.9K 926 116
                                    

Menjelang tiga minggu Chaeyoung di rawat, ia masih berusaha untuk berjuang walaupun terkadang ada rasa untuk menyerah saja.

Hari-hari yang gadis itu lewati terasa hampa, karena ketiga saudaranya sudah tidak pernah mengunjunginya lagi. Mungkin terakhir kali saat Lisa berada di ruangannya ketika ia sedang demam.

Setelahnya, Lisa maupun kedua kakak mereka tak pernah mendatanginya. Padahal, Chaeyoung ingin sekali mendapatkan kalimat penyemangat atau setidaknya melihat wajah mereka.

Apakah Jennie dan Jisoo sudah melupakan janji mereka yang akan selalu berada di sampingnya ketika sedang berjuang. Apakah saat itu mereka hanya mengumbar janji untuk menenangkan perasaannya saja?

"Kenapa menangis, Nak?" Chaeyoung bahkan tidak sadar, saat memikirkan itu air matanya ikut mengalir.

Sora tampak khawatir karena itu. Dia mengusapnya dengan lembut. Takut sekali jika pergerakannya akan menyakiti Chaeyoung.

"Li-sa." Gadis itu menyebutkan nama adiknya dengan susah payah. Akibat kanker itu, bibirnya sangat sulit hanya untuk berkata.

"Jen-nie Un-nnie."

"Ji-soo Un-nnie."

Sejenak Sora termenung mendengar itu. Jisoo dan Jennie tampaknya masih marah padanya karena sempat mengabaikan Lisa. Bahkan keduanya hanya membalas singkat pesan Sora ketika wanita itu bertanya.

Ia memang mengaku bersalah. Tapi perbuatan Jisoo dan Jennie yang seperti ini juga tak bisa dibenarkan. Chaeyoung tidak memiliki salah apa pun pada mereka, tapi keduanya justru mengabaikan Chaeyoung.

"Nanti Eomma akan menyuruh mereka kesini, eoh?" Sora menenangkan Chaeyoung. Dia pasti sangat merindukan ketiga saudaranya.

Chaeyoung mengangguk. Entah sampai kapan dia berada di situasi seperti ini. Kanker yang merenggut tubuhnya dengan sangat cepat ini membuatnya begitu tak berguna. Bahkan hanya untuk menemui ketiga saudaranya sendiri.

..........

Haneul baru saja keluar dari ruangannya dengan menggunakan pakaian khas ruang operasi saat mendapati Shinhye berdiri di depan ruangannya.

"Kau ingin melakukan operasi?" tanya Shinhye yang sebenarnya untuk berbasa-basi. Tanpa bertanya pun, ia sudah tahu temannya itu akan pergi ke ruang operasi sekarang.

"Hm. Ada yang ingin kau bicarakan? Bisakah nanti saja setelah aku selesai melakukan operasi? Aku terburu-buru." Haneul tidak bermaksud mengabaikan temannya.

Ia memang sedang dikejar oleh waktu. Pasiennya sedang kritis dan operasi ini adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan pasien itu.

"Ini mengenai Lisa." Ucapan Shinhye bahkan tidak menghentikan langkah Haneul sedetik pun.

"Aku akan menemuimu setelah selesai nanti." Haneul berlalu begitu saja.

Shinhye yang semula ikut melangkah di samping Haneul seketika terhenti. Dari raut wajahnya, wanita itu dilanda kebingungan.

Ia ingin menanyakan mengapa Lisa tidak pernah melakukan pemeriksaan kepadanya sesuai jadwal. Ingin menanyakan itu pada Sora, tapi melihat betapa kerepotannya wanita itu mengurus Chaeyoung membuat Shinhye mengurungkan niatnya.

Ia pikir bicara dengan Haneul adalah satu-satunya pilihan. Tapi ia lupa, jika temannya itu juga sangat sibuk sekarang. Selain menjadi dokter anaknya sendiri, Haneul juga kerepotan dengan pasien lain dan jabatannya sebagai Presdir.

"Apakah aku harus bicara dengan Jisoo saja?" Shinhye bergumam. Anak tertua Haneul sekarang menjadi pilihannya.

Tapi wanita itu kembali ragu. Ia pikir Jisoo dan Jennie tak mengetahui kondisi terakhir Lisa yang bahkan membuatnya dan Sora bertengkar.

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang